Anita Christine Sembiring : Penentuan Rute Distribusi Produk Yang Optimal Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik Pada PT. Coca-Cola bottling Indonesia Medan, 2008
.
USU Repository © 2009
dari cara ini, akan didapatkan waktu standard dari suatu pekerja yaitu waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan.
3.11.1. Penelitian Waktu
Penelitian waktu didefinisikan sebagai analisa tentang penentuan elemen kerja beserta urutan-urutannya, serta waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut secara efektif. Umumnya penelitian waktu dilakukan untuk mendapatkan waktu standard.
3.11.1.1. Langkah-langkah Sebelum Melakukan Pengukuran Waktu Ada beberapa aturan pengukuran yang perlu dijalankan untuk
mendapatkan hasil yang baik. Aturan-aturan tersebut akan dijelaskan dalam langkah-langkah berikut:
1. Penetapan tujuan pengukuran
Dalam melakukan pengukuran waktu, hal-hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran digunakan, berapa tingkat
ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukuran tersebut. Misalnya jika waktu standar yang akan diperoleh dimaksudkan untuk dipakai
sebagai dasar upah perangsang, maka ketelitian dan keyakinan tentang hasil
Anita Christine Sembiring : Penentuan Rute Distribusi Produk Yang Optimal Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik Pada PT. Coca-Cola bottling Indonesia Medan, 2008
.
USU Repository © 2009
pengukuran harus tinggi karena menyangkut prestasi dan pendapatan buruh disamping keuntungan bagi perusahaan itu sendiri.
2. Melakukan penelitian pendahuluan
Dalam penelitian pendahuluan dilakukan pengumpulan dan pencatatan semua keterangan yang dapat diperoleh mengenai kondisi pekerjaan, pekerja, dan
keadaan lingkungan yang dapat mempengaruhi keadaan pekerjaan. Dari hasil pengukuran waktu akan diperoleh waktu yang pantas diberikan
kepada pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu kerja yang pantas merupakan waktu kerja yang didapat dari kondisi kerja yang baik. Untuk itu perlu
ditetapkan secara tertulis kondisi kerja dan metode kerja yang ada. 3.
Memilih operator Operator yang akan melakukan pekerjaan harus memenuhi persyaratan
tertentu agar pengukuran dapat berjalan baik. Syarat-syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama. Pada dasarnya operator
yang diamati memiliki kemampuan yang mengikuti distribusi normal, yaitu dari yang berkemampuan rendah sampai tinggi.
Selain itu, operator yang dipilih adalah pekerja yang pada saat pengukuran dilakukan dapat bekerja secara wajar dan operator mampu bekerja sama dengan
pengamat. Hal ini dimaksud karena si operator mungkin akan mencurigai maksud- maksud dari pengukuran waktu tersebut, sehingga si operator bekerja tidak wajar.
Operator harus dapat bekerja secara wajar tanpa canggung walaupun dirinya sedang diukur dan pengukuran berada didekatnya. Operator yang dipilih
Anita Christine Sembiring : Penentuan Rute Distribusi Produk Yang Optimal Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik Pada PT. Coca-Cola bottling Indonesia Medan, 2008
.
USU Repository © 2009
merupakan operator yang waktu penyelesaian pekerjaan yang secara wajar diperlukan oleh pekerja normal.
4. Melatih Operator
Walaupun operator yang baik telah didapat, kadang-kadang masih memerlukan latihan bagi operator tersebut, terutama jika kondisi dan cara kerja
yang digunakan tidak sama dengan yang biasa dijalankan operator. Hal ini terjadi jika pada saat penelitian pendahuluan kondisi kerja atau cara
kerja sudah mengalami perubahan. Dalam keadaan ini operator harus dilatih terlebih dahulu karena sebelum diukur operator harus terbiasa dengan kondisi dan
cara kerja yang telah ditetapkan. 5.
Menguraikan pekerjaan atas elemen pekerjaan Untuk memudahkan pengamatan, pengukuran, dan analisa, maka
pemecahan siklus kerja atau operasi menjadi bagian-bagian yang terperinci, yang dalam hal ini disebut dengan elemen-elemen kerja. Elemen-elemen kerja ini akan
diukur dengan waktunya masing-masing. Selanjutnya akan diperoleh jumlah dari waktu setiap elemen yang disebut sebagai waktu siklus.
12
a. Menjelaskan catatan tentang tata cara kerja yang dibakukan
Beberapa alasan yang menyebabkan pentingnya melakukan penguraian pekerjaan atas elemen-elemen, yaitu:
12
Sutalaksana, Iftikar, Teknik Tata Cara Kerja Bandung : Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, 1979, pp. 119-122.
Anita Christine Sembiring : Penentuan Rute Distribusi Produk Yang Optimal Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik Pada PT. Coca-Cola bottling Indonesia Medan, 2008
.
USU Repository © 2009
b. Memungkinkan melakukan Rating Performance bagi setiap elemen karena
keterampilan operator dalam bekerja belum tentu sama untuk semua bagian dari gerakan-gerakan kerjanya.
c. Memudahkan mengamati terjadinya elemen yang tidak baku yang mungkin
saja dilakukan pekerja d.
Memungkinkan dikembangkannya data waktu standar atau tempat kerja yang bersangkutan.
13
6. Menyiapkan alat-alat pengukuran
Setelah langkah-langkah diatas dijalankan, maka pada langkah terakhir sebelum melakukan pengukuran dilakukan penyiapan alat-alat yang diperluka n.
Alat-alat tersebut adalah: -
Stop watch -
Lembaran-lembaran pengamatan -
Papan pengamatan -
Pena atau pensil dan alat tulis
3.11.1.2. Tahapan Pengukuran Waktu Kerja
Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati pekerja dan mencatat waktu-waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan
alat-alat yang telah disiapkan diatas.
13
Wignjosoebroto, Sritomo, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu Surabaya : Penerbit Guna Widya, 2003, p.173.
Anita Christine Sembiring : Penentuan Rute Distribusi Produk Yang Optimal Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik Pada PT. Coca-Cola bottling Indonesia Medan, 2008
.
USU Repository © 2009
Hal pertama yang dilakukan adalah pengukuran pendahuluan. Tujuan melakukan pengukuran pendahuluan ialah untuk mengetahui berapa kali
pengukuran harus dilakukan untuk tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang telah ditetapkan pada saat menjalankan langkah penetapan tujuan.
Pengukuran pendahuluan pertama dilakukan dengan melakukan beberapa buah pengukuran yang banyaknya ditentukan oleh pengukur. Setelah pengukuran
tahap pertama dilakukan, maka dilakukan uji keseragaman data, menghitung jumlah pengamatan yang diperlukan, dan bila pengukuran pendahuluan belum
mencukupi jumlahnya, maka akan dilakukan pengukuran pendahuluan tahap kedua. Setelah pengukuran tahap kedua ini selesai, maka akan diikuti lagi dengan
ketiga hal seperti di atas bila perlu dilanjutkan dengan pengukuran pendahuluan tahap ketiga. Begitu seterusnya sampai jumlah keseluruhan mencukupi untuk
tingkat kepercayaan dan ketelitian yang dikehendaki. 1.
Menguji keseragaman data Secara teoritis, menguji keseragaman data adalah pekerjaan yang
berdasarkan teori-teori statistik tentang peta-peta kontrol yang biasanya digunakan dalam melakukan pengendalian kualitas di pabrik-pabrik atau
tempat kerja lain. Pengukuran waktu kerja dilakukan terhadap sistem kerja yang dipandang telah baik. Namun sering kali operator atau pekerja tidak
mengetahui terjadinya perubahan-perubahan dalam sistem kerja. Memang perubahan merupakan suatu yang wajar, karena bagaimanapun juga suatu
sistem tidak dapat dipertahankan tetap harus terus-menerus pada keadaan yang
Anita Christine Sembiring : Penentuan Rute Distribusi Produk Yang Optimal Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik Pada PT. Coca-Cola bottling Indonesia Medan, 2008
.
USU Repository © 2009
tetap sama. Keadaan sistem yang selalu berubah dapat diterima, asalkan perubahannya adalah memang sepantasnya terjadi. Akibat perubahan sistem
kerja ini, waktu penyelesaian yang dihasilkan sistem selalu berubah-ubah, namun harus dalam batas kewajaran. Dengan kata lain, harus seragam.
Mendapatkan data yang seragam adalah yang menjadi tugas pengukur. Ketidakseragaman data dapat terjadi tanpa disadari, sehingga dibutuhkan suatu
alat yang dapat mendeteksi. Batas-batas kontrol yang dibentuk dari data, merupakan batas seragam tidaknya data. Data dikatakan seragam bila berada
diantara kedua batas kontrol, dimana data berasal dari sistem sebab yang sama dan data dikatakan tidak seragam, yaitu berasal dari sistem sebab yang
berbeda jika berada di luar batas kontrol. Data yang telah diperoleh dari pengukuran waktu kerja, sebelum
digunakan untuk perhitungan selanjutnya, lebih dahulu diadakan pengontrolan atau pengujian terhadap keseragaman data. Pengujian keseragaman data ini,
diteliti dengan peta kontrol.
14
a. Menghitung rata – rata
Langkah-langkah dalam pengujian keseragaman data, yaitu:
∑ ∑
= n
x X
i
dimana :
i
x = Besarnya waktu penyelesaian yang teramati selama pengukuran pendahuluan dilakukan
14
Wignjosoebroto, Sritomo, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu Surabaya : Penerbit Guna Widya, 2003, p.194.
Anita Christine Sembiring : Penentuan Rute Distribusi Produk Yang Optimal Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik Pada PT. Coca-Cola bottling Indonesia Medan, 2008
.
USU Repository © 2009
n = Banyaknya pengukuran yang dilakukan b.
Menghitung standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian
1
2
− −
=
∑
N x
x
j
σ
dimana : N = Jumlah pengamatan pendahuluan yang telah dilakukan x = Waktu rata-rata
σ = Standar Deviasi c.
Menentukan Batas Kontrol Atas BKA dan Batas Kontrol Bawah BKB, untuk tingkat ketelitian 5 dan tingkat keyakinan 95 adalah:
BKA =
σ
2 +
x BKB =
σ
2 −
x
2. Menghitung jumlah pengukuran yang sebenarnya diperlukan
Untuk menentukan jumlah pengukuran waktu kerja yang sebenarnya diperlukan dengan tingkat ketelitian 5 dan tingkat kepercayaan 95, maka
dipergunakan rumus:
2 2
2
40
−
=
∑ ∑
∑
i i
i
x x
x n
N
dimana : N’ = jumlah pengukuran yang sebenarnya diperlukan n = jumlah data setelah dilakukan uji keseragaman data
3. Bila jumlah pengukuran belum mencukupi
Anita Christine Sembiring : Penentuan Rute Distribusi Produk Yang Optimal Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik Pada PT. Coca-Cola bottling Indonesia Medan, 2008
.
USU Repository © 2009
Jika diperoleh dari pengujian tersebut ternyata N’ N, maka diperlukan pengukuran tambahan, tapi jika N’ N maka data pengukuran pendahuluan
sudah mencukupi.
15
1. Rating Performance Kerja
3.11.1.3. Penentuan Waktu Standar
Setelah pengambilan data melalui pengamatan waktu kerja, maka dilakukan pengolahan data sehingga memberikan waktu standar yang diharapkan.
Untuk mendapatkan waktu standar bagi elemen-elemen pekerjaan yang diamati, maka diperlukan langkah-langkah berikut:
Dengan melakukan rating ini diharapkan waktu kerja yang diukur bisa “dinormalkan” kembali. Ketidaknormalan dari waktu kerja ini diakibatkan oleh
operator yang bekerja secara kurang wajar yaitu bekerja dalam tempo atau kecepatan yang tidak sebagaimana semestinya. Rating adalah satu persoalan
penilaian yang merupakan bagian dari aktivitas pengukuran kerja dan untuk menetapkan waktu standar penyelesaian kerja terhadap tempo kerja operator.
Rating Performance diukur dengan cara mengalikan waktu siklus rata-rata atau elemen rata-rata dengan faktor Rating Performance, tentunya sedemikian
sehingga hasil perkalian yang diperoleh mencerminkan waktu yang sewajarnya atau normal. Jika pengukur operator dinyatakan terlalu cepat yaitu bekerja diatas
batas kewajaran maka nilai P akan lebih besar dari pada satu. Namun apabila
15
Wignjosoebroto, Sritomo, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu Surabaya : Penerbit Guna Widya, 2003, p.172.
Anita Christine Sembiring : Penentuan Rute Distribusi Produk Yang Optimal Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik Pada PT. Coca-Cola bottling Indonesia Medan, 2008
.
USU Repository © 2009
operator bekerja terlalu lambat yaitu bekerja dengan kecepatan dibawah kewajaran normal maka nilai P akan lebih kecil dari pada satu. Tetapi bila
operator bekerja dengan wajar, maka nilai P sama dengan satu. Salah satu cara untuk menentukan faktor Rating Performance adalah
dengan cara Westinghouse.
16
- Keterampilan
Dengan cara Westinghouse ini, faktor Rating Performance ditentukan berdasarkan penilaian pada empat faktor yang dianggap
menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu :
Keterampilan adalah kemampuan untuk mengikuti cara kerja yang ditetapkan secara psikologis.
- Usaha
Usaha adalah kesungguhan yang ditunjukkan oleh pekerja atau operator ketika melakukan pekerjaannya.
- Kondisi Kerja
Kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, temperatur dan kebisingan ruangan.
- Konsistensi
Faktor ini perlu diperhatikan karena angka-angka yang dicatat pada setiap pengukuran waktu tidak pernah semuanya sama.
Besar nilai secara terperinci faktor Rating Performance dengan cara Westinghouse ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
16
Wignjosoebroto, Sritomo, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu Surabaya : Penerbit Guna Widya, 2003, p.140-153.
Anita Christine Sembiring : Penentuan Rute Distribusi Produk Yang Optimal Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik Pada PT. Coca-Cola bottling Indonesia Medan, 2008
.
USU Repository © 2009
Tabel 3.1. Faktor Rating Performance Menurut Westinghouse Faktor
Kelas Lambang
Rating Performance
Skill Super Skill
Excellent Good
Average Fair
Poor A1
A2 B1
B2 C1
C2
D E1
E2 F1
F2 + 0,15
+ 0,13 + 0,11
+ 0,08 + 0,06
+ 0,03 0,00
- 0,05 - 0,01
- 0,16 - 0,22
Effort Exccessive
Excellent Good
Average Fair
Poor A1
A2 B1
B2 C1
C2
D1 E1
E2 F1
F2 + 13
+ 12 + 10
+ 0,08 + 0,05
+ 0,02 0,00
- 0,04 - 0,08
- 0,12 - 0,17
Condition Ideal
Excellent Good
Average Fair
Poor A
B C
D
E F
+ 0,06 + 0,04
+ 0,02 0,00
- 0,03 - 0,07
Consistency Perfect
Excellent Good
Average Fair
Poor A
B C
D
E F
+ 0,04 + 0,03
+ 0,01 0,00
- 0,02 - 0,04
Anita Christine Sembiring : Penentuan Rute Distribusi Produk Yang Optimal Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik Pada PT. Coca-Cola bottling Indonesia Medan, 2008
.
USU Repository © 2009
2. Penetapan Kelonggaran
Waktu normal untuk suatu operasi kerja adalah semata-mata menunjukkan bahwa seorang operator yang berkualifikasi baik akan bekerja menyelesaikan
pekerjaan pada kecepatantempo kerja yang normal. Walaupun demikian pada prakteknya akan dijumpai bahwa tidaklah bisa diharapkan operator tersebut akan
mampu bekerja secara terus-menerus sepanjang hari tanpa adanya kelonggaran sama sekali. Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu untuk kebutuhan pribadi
personal allowance, menghilangkan rasa keletihan fatique allowance, dan hambatan-hambatan lain delay allowance. Ketiga hal tersebut secara nyata
dibutuhkan oleh pekerja dan yang dalam pengukuran tidak diamati, diukur, dicatat, ataupun dihitung. Karena setelah diperoleh waktu normal, kelonggaran
perlu ditambahkan.
3.11.1.4. Cara Menentukan Waktu Standar
Waktu standar suatu pekerja adalah jumlah waktu standar dari masing- masing elemen pekerjaan. Waktu standar ini merupakan waktu yang diberikan
untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan yang dilakukan menurut metode kerja tertentu pada kecepatan normal dengan mempertimbangkan faktor-faktor Rating
Performance dan kelonggaran pada pekerja.
Anita Christine Sembiring : Penentuan Rute Distribusi Produk Yang Optimal Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik Pada PT. Coca-Cola bottling Indonesia Medan, 2008
.
USU Repository © 2009
Rumus-rumus yang digunakan untuk menentukan waktu standar tersebut adalah:
17
allowance 100
100 −
Waktu Normal WN = WT x RF Waktu Standar WS = WN x
Dimana: WN = waktu normal
WT = waktu terpilih RF = faktor Rating Performance dalam
All = kelonggaran dalam
17
Wignjosoebroto, Sritomo, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu Surabaya : Penerbit Guna Widya, 2003, p.200-203.
Anita Christine Sembiring : Penentuan Rute Distribusi Produk Yang Optimal Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik Pada PT. Coca-Cola bottling Indonesia Medan, 2008
.
USU Repository © 2009
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN