Anita Christine Sembiring : Penentuan Rute Distribusi Produk Yang Optimal Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik Pada PT. Coca-Cola bottling Indonesia Medan, 2008
.
USU Repository © 2009
Sehingga mobil angkut yang digunakan untuk sub rute 1 ini adalah 2 mobil angkut dengan kapasitas 130 krat.
Keseluruhan sub rute yang terbentuk dapat dilihat pada Tabel 5.19.
5.2.7. Penentuan Biaya Transportasi Sub Rute
Biaya transportasi alat angkut terdiri dari biaya operasional biaya bahan bakar dan biaya maintenance. Biaya maintenance tidak perlu diperbandingkan
dikarenakan sama dan PT. Coca-cola Bottling Indonesia Medan memiliki bengkel yang dikelola sendiri oleh perusahaan.
Jarak tempuh keseluruhan Sub Rute I – Sub Rute VI adalah 695.9 km. Bahan bakar yang dibutuhkan untuk menempuh Sub Rute I – Sub Rute VI selama
satu minggu adalah 81
solar, sehingga biaya bahan bakar yang dibutuhkan = 81
x Rp. 4300,- = Rp. 348300,- Perbandingan antara jarak yang ditempuh dengan bahan bakar yang
dibutuhkan yaitu : 695.9 km 81
= 8.591 km
≈ 9 km
atau satu liter bahan bakar dapat menempuh jarak rata-rata 9 km.
Biaya transportasi tiap sub rute PT. Coca-cola Bottling Indonesia Medan adalah sebagai berikut :
5.2.7.1. Penentuan Biaya Transportasi Sub Rute 1
Jalur tempuh : [KP Medani-8j-7j-3j-2j-4j-5j- 1j - KP Medani]
Jarak tempuh = 48.34 km Mobil angkut : Mobil box kapasitas 130 krat
Anita Christine Sembiring : Penentuan Rute Distribusi Produk Yang Optimal Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik Pada PT. Coca-Cola bottling Indonesia Medan, 2008
.
USU Repository © 2009
Biaya Operasional :
- Bahan bakar yang dibutuhkan = 48.34km : 9 km
= 5.37
≈ 6
- Biaya Bahan Bakar Solar
= 6
x Rp. 4300,- = Rp. 25800,- Biaya transportasi harian = Rp. 25800,-
5.2.7.2. Penentuan Biaya Transportasi Sub Rute 2
Jalur tempuh : [KP Medani-6j-12j-11j-9j-7j-10j - KP Medani]
Jarak tempuh = 24.34 km Mobil angkut : Mobil box kapasitas 130 krat
Biaya Operasional :
- Bahan bakar yang dibutuhkan = 24.34 km : 9 km
= 2.704
≈ 3
- Biaya Bahan Bakar Solar
= 3
x Rp. 4300,- = Rp. 12900,- Biaya transportasi harian = Rp. 12900,-
5.2.7.3. Penentuan Biaya Transportasi Sub Rute 3
Jalur tempuh : [KP Medani-14j-16j-15j-17j-18j-13j-19j- 21j- KP Medani]
Jarak tempuh = 77.06 km Mobil angkut : Mobil box kapasitas 130 krat
Biaya Operasional :
- Bahan bakar yang dibutuhkan = 77.06 : 9km
= 8.562
≈ 9
- Biaya Bahan Bakar Solar
= 9
x Rp. 4300,- = Rp. 38700,-
Anita Christine Sembiring : Penentuan Rute Distribusi Produk Yang Optimal Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik Pada PT. Coca-Cola bottling Indonesia Medan, 2008
.
USU Repository © 2009
Biaya transportasi harian = Rp. 38700,-
5.2.7.4. Penentuan Biaya Transportasi Sub Rute 4
Jalur tempuh : [KP Medani-39j-20j-22j-23j-25j-38j-26j- 28j- KP Medani]
Jarak tempuh = 99.74 km Mobil angkut : Mobil box kapasitas 130 krat
Biaya Operasional :
- Bahan bakar yang dibutuhkan = 99.74 : 9 km
= 11.082
≈ 12
- Biaya Bahan Bakar Solar
= 12
x Rp. 4300,- = Rp. 51600,- Biaya transportasi harian = Rp. 51600,-
5.2.7.5. Penentuan Biaya Transportasi Sub Rute 5
Jalur tempuh : [KP Medani-32j-33j-35j-34j-30j-31j-29j- KP Medani]
Jarak tempuh = 85.46 km Mobil angkut : Mobil box kapasitas 130 krat
Biaya Operasional :
- Bahan bakar yang dibutuhkan = 85.46 : 9km
= 9.49
≈ 10
Anita Christine Sembiring : Penentuan Rute Distribusi Produk Yang Optimal Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik Pada PT. Coca-Cola bottling Indonesia Medan, 2008
.
USU Repository © 2009
- Biaya Bahan Bakar Solar
= 10
x Rp. 4300,- = Rp. 43000,- Biaya transportasi harian = Rp. 43000,-
5.2.7.6. Penentuan Biaya Transportasi Sub Rute 6
Jalur tempuh : [KP Medani-41j-42j-40j-37j-36j-44j- 24j KP Medani]
Jarak tempuh = 128.6 km Mobil angkut : Mobil box kapasitas 130 krat
Biaya Operasional :
- Bahan bakar yang dibutuhkan = 128.6 : 6km
= 14.289
≈ 15
- Biaya Bahan Bakar Solar
= 15
x Rp. 4300,- = Rp. 64500,- Biaya transportasi harian = Rp. 64500,-
Biaya transportasi alat angkut pada tiap sub rute usulan dapat dilihat pada Tabel 5.20.
Tabel 5.20. Biaya Transportasi Alat Angkut Pada Tiap Sub Rute Sub Rute
Bahan Bakar yang dibutuhkan
Biaya Transportasi Rp.
1 6
25800 2
3 12900
3 9
38700
Anita Christine Sembiring : Penentuan Rute Distribusi Produk Yang Optimal Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik Pada PT. Coca-Cola bottling Indonesia Medan, 2008
.
USU Repository © 2009
4 12
51600 5
10 43000
6 15
64500
Total
55
236500
Dari Tabel 5.12 dapat dilihat bahwa bahan bakar solar yang dibutuhkan untuk menempuh sub rute 1 sampai sub rute 6 dalam seminggu adalah 55
dan biaya
transportasinya sebesar Rp. 236500,-
Anita Christine Sembiring : Penentuan Rute Distribusi Produk Yang Optimal Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik Pada PT. Coca-Cola bottling Indonesia Medan, 2008
.
USU Repository © 2009
Tabel 5.19. Keseluruhan Sub Rute Usulan PT. Coca-cola Bottling Indonesia Medan Sub
Rute Jumlah
outlet Waktu siklus
hari Demand
krat Jarak
km Waktu tempuh
menit Jumlah mobil
angkut unit Kapasitas mobil
angkut krat Trip
minimum
1 7
6 126
45.48 259.750
1
130 1
2 6
126 40.3
231.810 1
3 8
128 118.28
404.030 2
4 8
129 152.72
444.333 2
5 7
129 156.46
450.750 2
6 7
130 182.66
495.961 2
Total 45
6 768
659.9 2286.634
10 130
1
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Jarak Tempuh
Dalam penentuan Rute Distribusi yang optimal jarak tempuh sangat berpengaruh karena semakin jauh jarak tempuh maka semakin jauh pula waktu
tempuh mobil angkut yang digunakan. Perbandingan jarak tempuh sub rute 1 sampai sub rute 6 yang terbentuk
sebelum dan sesudah menggunakan Algoritma Heuristik dengan Software Quant SystemQS versi 3.0 dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Perbandingan Jarak Tempuh Sub
Rute Jarak awal
km Jarak dengan software Quant SystemQS
versi 3.0 km
I 48.34
45.48 II
52.36 40.3
III 145.56
118.28 IV
180.90 152.72
V 163.52
156.46 VI
201.64 182.66
Total
792.32 659.9
Jarak awal adalah jarak yang diperoleh dari pembentukan sub rute awal yang diperoleh melalui prosedur pembentukan sub rute yang dibahas pada bab V.
Sesudah menggunakan algoritma heuristik dengan software Quant SystemQS versi 3.0 maka jarak lebih singkat melalui penukaran jalur tempuh. Dari tabel di
atas dapat dilihat bahwa sub rute yang terbentuk mengalami pengurangan jarak