6.2. Perhitungan utilisasi
Perhitungan utilisasi dilakukan dengan menggunakan persamaan: 100
x angkut
alat kapasitas
diangkut yang
demand Jumlah
Utilisasi =
Jumlah demand dan kapasitas alat angkut setiap sub rute dapat dilihat pada Tabel 6.4.
Utilisasi untuk keseluruhan rute pendistribusian serta untuk keseluruhan alat angkut yang digunakan dalam pendistribusian dapat dihitung pula dengan
menggunakan persamaan berikut :
R R
T
utilitas per rute Utilitas rata-rata tiap trip=
jumlah rute dalam satu trip U
U = NT
utilitas per alat angkut Utilitas rata-rata alat angkut=
jumlah alat angkut
T T
U U
T =
∑ ∑
∑ ∑
∑
Tabel 6.4. Demand dan Kapasitas Mobil Angkut Tiap Sub Rute Sub
Rute Coca-Cola
krat Sprite
krat Total Demand
krat Kapasitas mobil
angkut krat
I 78
48 126
130 II
78 48
126 130
III 73
55 128
130 IV
78 51
129 130
V 77
52 129
130 VI
72 58
130 130
Perhitungan utilitas masing-masing sub rute dapat dilihat dibawah ini : a.
Sub Rute 1
97 100
130 126
= =
x Utilisasi
b. Sub Rute 2
97 100
130 126
= =
x Utilisasi
c. Sub Rute 3
98 100
130 128
= =
x Utilisasi
d. Sub Rute 4
99 100
130 129
= =
x Utilisasi
e. Sub Rute 5
99 100
130 129
= =
x Utilisasi
f. Sub Rute 6
100 100
130 130
= =
x Utilisasi
Utilitas alat angkut masing-masing sub rute dapat dilihat pada Tabel 6.5.
Tabel 6.5. Utilitas Alat Angkut Masing-Masing Sub Rute Sub Rute
Utilitas
I 97
II 97
III 98
IV 99
V 99
VI 100
Total
590
Dengan persamaan diatas,maka utilitas rata-rata tiap trip serta utilitas rata- rata alat angkut dapat dihitung yakni :
Utilitas rata-rata = 97 + 97 + 98 + 99 + 99 + 100 6
= 98 Sedangkan untuk utilitas rata-rata keseluruhan mobil angkut perlu lagi
dihitung karena tidak semua rute yang dilalui oleh satu alat angkut dengan jumlah trip minimum yang tunggal. Sehingga dapat kita ketahui secara langsung bahwa
utilitas rata-rata tiap trip mempunyai hasil yang sama dengan perhitungan utilitas rata-rata tiap trip.
6.3. Analisis Biaya Transportasi
Pada bab V sebelumnya telah dibahas bahwa semakin singkat jarak tempuh maka biaya transportasi juga semakin sedikit atau ada penghematan biaya
transportasi. Biaya transportasi alat angkut terdiri dari biaya operasional biaya bahan bakar
dan biaya maintenance. Biaya maintenance tidak perlu diperbandingkan dikarenakan PT. Coca-cola Bottling Indonesia Medan memiliki bengkel yang
dikelola sendiri oleh perusahaan. Melalui pengolahan data biaya transportasi alat angkut pada tiap sub rute
pada bab V, dapat dilakukan perbandingan antara biaya transportasi alat angkut pada sub rute usulan dengan sub rute yang ada di PT. Coca-cola Bottling
Indonesia Medan. Perbandingan biaya transportasi alat angkut pada sub rute usulan dengan sub rute yang ada di lapangan dapat dilihat pada Tabel 6.6.
Tabel 6.6. Perbandingan Biaya Transportasi
Yang tersedia Yang direncanakan
Sub rute Biaya transportasi Rp.
Sub rute Biaya transportasi Rp.
1
25800
1 25800
2
21500
2 12900
3
60200
3 38700
4
73100
4 51600
5
77400
5 43000
6
90300
6 64500
Total 348300
Total
236500
Dari Tabel 6.6 dapat dilihat bahwa Sub Rute yang direncanakanusulan memiliki biaya transportasi yang lebih rendah dari Sub Rute yang tersedia
dikarenakan jarak yang ditempuh lebih singkat. Biaya transportasi sangat berpengaruh kepada jarak tempuh yang lebih singkat pada tiap rutenya. Semakin
dekat jarak tempuh maka akan terjadi penghematan biaya transportasi.
6.4. Usulan Rancangan Rute Distribusi