Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
diantaranya peningkatan pendapatan nasional dan pertumbhan ekonomi yang cukup baik.
4.4.2.2 Tingkat Suku Bunga Tabungan Deposit Rate
Tingkat bunga merepresentasikan pembayaran di masa depan untuk transfer uang di masa kini. Sebagai hasilnya tingkat bunga selalu membandingkan
jumlah uang pada beberapa titik waktu. Tingkat bunga ini memberikan gambaran daya beli dari rekening bank masyarakat pada titik waktu tertentu. Semakin tinggi
tingkat bunga maka masyarakat semakin banyak yang memilih asset finansial berupa deposito berjangka dan atau obligasi berarti semakin sedikit yang
memegang uang kas. Ada dua jenis tingkat bunga, yang pertama yaitu tingkat bunga nominal, tingkat bunga yang dibayarkan oleh bank, biasanya diumumkan
tanpa koreksi dari efek inflasi. Sedangkan yang kedua adalah tingkat bunga riil, yaitu tingkat bunga yang telah dikoreksi inflasi. Jadi, tingkat suku bunga tabungan
riil dapat dirumuskan sebagai berikut :
Real deposit rate = Nominal Deposit Rate – Inflation
Dengan demikian tingkat bunga riil dapat bernilai negatif ketika inflasi melebihi tingkat bunga nominal sehingga inflasi mengurangi nilai tabungan
masyarakat daripada tingkat bunga nominal meningkatkan nilai tabungan masyarakat. Sebagai koreksi inflasi digunakan inflasi IHK Indonesia periode
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
tahun 1984-2003 karena inflasi IHK mencerminkan tingkat harga biaya hidup yang harus ditanggung masyarakat Data tingkat suku bunga yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito 12 bulan yang didapat dari Bank Indonesia.
Tabel 4.4 Perkembangan Tingkat Suku Bunga Nominal dan Tingkat Suku Bunga Riil di Indonesia Periode 1984-2003.
Tahun Nominal
Deposit Rate Inflasi IHK
Real Deposit Rate
1984 17.5
10.51 6.99
1985 15.2
4.73 10.47
1986 14.6
5.83 8.77
1987 17.5
9.23 8.27
1988 17.8
8.08 9.72
1989 17.1
6.39 10.71
1990 17.6
7.82 9.78
1991 23.4
9.41 13.99
1992 19.5
7.53 11.97
1993 14.5
9.68 4.82
1994 12.6
8.52 4.08
1995 16.8
9.44 7.36
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
1996 17.3
7.96 9.34
1997 20.3
6.73 13.57
1998 40
57.66 -17.66
1999 25.3
20.31 4.99
2000 12.5
9.35 3.15
2001 15.5
12.55 2.95
2002 15.2
11.88 3.32
2003 10.2
6.59 3.61
Sumber : Bank Indonesia data diolah kembali. Untuk memobilisasi tabungan masyarakat, melalui Kebijakan 1 Juni 1983,
pemerintah menghapuskan pagu tingkat bunga dengan demikian mekanisme suku bunga tabungan ditentukan oleh mekanisme pasar. Kebijakan ini efektif pada
tahun 1984 dimana tingkat bunga nominal meningkat hingga 17,5 sehingga meningkatkan tingkat suku bunga riil hingga 6,99. Semenjak saat itu nilai
tingkat bunga riil bernilai positif. Pada tahun 1997 Indonesia mengalami krisis perbankan dimana terjadi penurunan kinerja perbankan dalam menjalankan fungsi
intermediasinya ditandai dengan meningkatnya kredit macet. Memburuknya kinerja perbankan meningkatkan pesimisme nasabah akan nasib dananya yang
disimpan di bank sehingga mereka menarik dananya tersebut. Untuk mengatasi hal ini, perbankan memberikan peningkatan bunga tabungan yang tinggi dengan
tujuan para nasabah memilih tetap menyimpan dananya di bank dan tidak melakukan penarikan dana. Karenanya tingkat bunga nominal pada masa krisis
perbankan tinggi sekali yaitu 20,3 1997 dan 40 1998. Namun karena
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
tingginya inflasi, secara riil masyarakat menerima tingkat bunga yang negatif pada tahun 1998 yaitu sebesar –17,66.
Sumber : Tabel 4.4
Dari grafik 3.4 dapat dilihat bahwa titik tertinggi dari tingkat suku bunga nominal terjadi pada tahun 1998, tetapi titik terendah tingkat suku bunga riil juga
terjadi pada tahun 1998. Hal ini mengindikasikan bahwa tingginya tingkat bunga nominal tidak berarti tingkat bunga riilnya pun tinggi, tetapi hal itu berarti
tingginya tingkat bunga nominal merupakan dampak dari tingginya tingkat inflasi pada tahun tersebut. Selain itu hal ini juga tidak lepas dari kebijakan pemerintah
dalam menanggulangi dampak krisis ekonomi dan tingginya tingkat inflasi. Tahun-tahun berikutnya tingkat bunga tabungan riil kembali bernilai positif
seiring dengan meningkatnya usaha dalam mengatasi krisis perbankan.
-30 -20
-10 10
20 30
40 50
19 84
19 86
19 88
19 90
19 92
19 94
19 96
19 98
20 00
20 02
de p
o si
t r at
e
tahun
Grafik 4.4 Perkembangan
Nominal Deposit Rate
dan
Real Deposit Rate
di Indonesia Periode 1984-2003.
real deposit rate nominal deposit rate
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
4.4.2.3 Tingkat Inflasi