Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Run Test Model Kointegrasi Investasi Swasta
n1 = µ+
11 n2 =
µ- 9
N 20
K 10
EK 10,9
σK 4,637
SK 2,153
t-tabel
15,1
2,9467 Hasil
Tidak ada autokorelasi
k – t-tabel
n,-1;
Sk ≤ K ≤ k + t-tabel
n,-1;
Sk
10,9 - 2,9467 2,1533 ≤ 10 ≤ 10,9 + 2,9467 2,1533
4,5557554 ≤ 10 ≤ 17,244245
Setelah dilakukan pengujian run pada persamaan, ternyata nilai run K berada pada daerah Ho yang tidak ditolak, yaitu diantara daerah kritis atas dan
daerah kritis bawah, ini berarti tidak terdapat autokorelasi pada persamaan diatas pada tingkat kepercayaan 99.
4.2.4 Analisis Ekonomi Model Kointegrasi
Analisis ekonomi ini dimaksudkan untuk membandingkan antara hasil model dengan kaidah teori ekonomi yang berlaku apriori teoritis, apakah sesuai
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
atau tidak. Untuk itu maka perlu dilakukan analisis terhadap setiap persamaan struktural yang telah didapatkan berdasarkan hasil estimasi tersebut.
Penelitian ini menggunakan model kointegrasi bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel yang digunakan dalm model tabungan dan
investasi swasta pada jangka panjang. Yang dimaksud jangka panjang dalam pendekatan kointegrasi adalah jangka waktu dimana pengaruh setiap variabel
independen terhadap variabel dependennya tidak bersifat seketika, melainkan membutuhkan selang waktu, dan merupakan suatu kondisi dimana masing-masing
variabel memungkinkan untuk mengadakan penyesuaian secara penuh terhadap perubahan-perubahan yang timbul atau tidak ada kecenderungan untuk naik atau
turun, dan variabel tersebut berada dalam kondisi optimumnya. Pada model persamaan jangka panjang, asumsi error term-nya adalah nol
µ=0 sedangkan pada model jangka pendek, error term-nya belum tentu sama dengan nol.
Model kointegrasi juga merupakan model yang biasa digunakan untuk menganalisis apakah trend dari nilai variabel tak bebas bergerak dengan arah yang
sama dengan trend variabel bebasnya, sehingga tecapai keseimbangan jangka panjang atau justru sebaliknya.
Dari hasil regresi yang telah dijelaskan sebelumnya dapat diketahui bahwa sebagian besar variabel-variabel bebas secara signifikan berpengaruh terhadap
tabungan dan investasi swasta di Indonesia. Dari uji kointegrasi di hasilkan kesimpulan bahwa terjadi keseimbangan dalam jangka panjang pada kedua model
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
yang digunakan. Selanjutnya akan diuraikan satu persatu mengenai berapa besar pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel tak bebasnya.
o Model Tabungan Swasta
Hubungan antara Pendapatan Nasional Disposibel Riil GNDI dengan Tabungan Swasta di Indonesia pada jangka panjang.
Dari hasil regresi diperoleh hasil bahwa koefisien dari variabel GNDI adalah sebesar 0,896195 dan nilainya signifikan secara statistik pada tingkat
kepercayaan 99. Nilai itu menunjukkan bahwa dalam jangka panjang variabel pendapatan nasional disposibel riil berpengaruh positif terhadap
tabungan swasta Indonesia, dimana setiap kenaikan pendapatan nasional disposibel riil sebesar 1, ceteris paribus, akan menambah tabungan swasta
sebesar 0,89. Pengaruh positif ini sudah sesuai dengan teori baik teori klasik maupun teori Keynes. Keduanya menyatakan bahwa tingkat tabungan
tergantung dari pendapatan. Makin tinggi tingkat pendapatan, makin besar keinginan untuk menabung. Seseorang atau masyarakat yang tingkat
pendapatannya tinggi, biasanya menabung lebih banyak dibanding seseorang atau masyarakat yang pendapatannya lebih rendah.
Hubungan antara Tingkat Suku Bunga Deposito Riil dengan Tabungan Swasta di Indonesia pada jangka panjang.
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Koefisien dari variabel tingkat suku bunga deposito riil adalah sebesar 0,309395 dan nilainya secara statistik signifikan pada tingkat kepercayaan
95. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dalam jangka panjang hubungan antara tingkat bunga tabungan riil dengan tabungan swasta adalah positif
dimana setiap kenaikan 1 dari tingkat suku bunga riil, ceteris paribus, akan menyebabkan peningkatan tingkat tabungan swasta di Indonesia sebesar
0,30. Hubungan positif ini menunjukkan opportunity cost dari memegang uang, masyarakat akan lebih memilih menabungkan dananya di bank ketika
tingkat bunga tinggi, karena tertarik dari return dana mereka daripada memegang uang yang tidak menghasilkan.
Hubungan antara Tingkat Inflasi dengan Tabungan Swasta di Indonesia pada jangka panjang.
Berdasarkan hasil regresi diperoleh hasil bahwa koefisien dari tingkat inflasi adalah sebesar 0,313695 dan nilainya signifikan secara statistik pada
kepercayaan 95. Nilai itu menunjukkan bahwa pada jangka panjang tingkat inflasi berpengaruh positif terhadap tingkat tabungan swasta di Indonesia,
dimana setiap kenaikan tingkat inflasi sebesar 1, ceteris paribus akan meningkatkan tabungan swasta sebesar 0,31. Seperti halnya tingkat tingkat
suku bunga, variabel ini adalah opportunity cost dari memegang uang, bahwa ketika terjadi kenaikan harga maka nilai riil dari uang yang dipegang
masyarakat akan menurun sehingga masyarakat lebih memilih tidak memegang
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
uang dan menyimpan uang mereka di bank menghindari kerugian yang ditimbulkan akibat inflasi, yaitu timbulnya shoeleather cost.
Hubungan antara Dummy Variable Krisis Ekonomi dengan Tabungan Swasta di Indonesia pada jangka panjang.
Tujuan penelitian ini adalah mengenai dampak krisis ekonomi pada tingkat tabungan swasta di Indonesia. Krisis ekonomi pada model tabungan swasta di
Indonesia direpresentasikan melalui dummy variable krisis ekonomi. Dummy variable adalah adalah metode pengklasifikasian data yang membagi sebuah
sampel menjadi beberapa subgrup berdasarkan kualitas atau atribut jenis kelamin, status perkawinan, dan lain-lain. Berdasarkan hasil regresi,
koefisien variabel krisis perbankan bernilai –0.27407 dan secara statistik signifikan pada tingkat kepercayaan 90.
Dengan demikian pada saat krisis maka tingkat tabungan swasta di Indonesia menurun sebesar 0,274. Nilai itu menunjukkan bahwa dalam
jangka panjang dummy variable krisis ekonomi berpengaruh negatif terhadap tingkat tabungan swasta Indonesia. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Ketika terjadi krisis masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap bank, tempat mereka menyimpan dananya, juga krisis tersebut menyebabkan peningkatan
harga secara umum. Turunnya kepercayaan ini menyebabkan mereka lebih
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
memilih menarik dana mereka dan memegang uang, selain itu peningkatan harga menyebabkan masyarakat akan meningkatkan konsumsinya dan
mengurangi tabungannya. Dengan demikian secara otomatis krisis ekonomi akan menurunkan tingkat tabungan.
o Model Investasi Swasta
Hubungan antara Pendapatan Nasional Riil PDB Riil dengan Investasi Swasta di Indonesia pada jangka panjang.
Dari hasil regresi diperoleh hasil bahwa koefisien dari variabel pendapatan nasional riil adalah sebesar 1,545180 dan nilainya signifikan secara statistik
pada tingkat kepercayaan 99. Nilai itu menunjukkan bahwa dalam jangka panjang variabel pendapatan riil berpengaruh positif terhadap investasi swasta
Indonesia, dimana setiap kenaikan pendapatan riil sebesar 1, ceteris paribus, akan menambah tingkat investasi swasta sebesar 1,54. Pengaruh positif ini
sudah sesuai dengan teori baik teori klasik maupun teori Keynes. Keduanya menyatakan bahwa tingkat investasi tergantung dari pendapatan. Makin tinggi
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
tingkat pendapatan, maka investasi sebagai salah satu komponen dalam perhitungan pendapatan nasional juga akan meningkat.
Hubungan antara Tingkat Suku Bunga Riil dengan Investasi Swasta di Indonesia pada jangka panjang.
Koefisien dari variabel tingkat suku bunga deposito riil adalah sebesar - 0,012 dan nilainya secara statistik tidak signifikan. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa dalam jangka panjang hubungan antara tingkat suku bunga riil dengan investasi swasta adalah negatif dimana setiap kenaikan tingkat suku bunga riil
sebesar 1 akan menyebabkan penurunan tingkat investasi swasta sebesar 0,012.
Variabel ini menjadi tidak signifikan karena pada negara-negara berkembang seperti Indonesia tingkat mobilitas modalnya masih rendah, selain
itu juga masih belum sempurnanya pasar modal yang menghambat aliran modal. Hal tersebut yang menyebabkan variabel tingkat suku bunga
pengaruhnya menjadi tidak signifikan pada jangka panjang.
Hubungan antara Tingkat Inflasi dengan Investasi Swasta di Indonesia pada jangka panjang.
Koefisien dari variabel tingkat inflasi adalah sebesar 0,1125 dan nilainya secara statistik signifikan pada tingkat kepercayaan 90. Nilai tersebut
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
menunjukkan bahwa dalam jangka panjang hubungan antara tingkat inflasi dengan investasi swasta adalah negatif dimana setiap kenaikan tingkat inflasil
sebesar 1 akan menyebabkan penurunan tingkat investasi swasta sebesar 0,112. Hal ini sudah sesuai dengan teori bahwa dampak inflasi terhadap
investasi swasta bisa positif atau negatif. Ternyata berdasarkan hasil yang diperoleh, pada jangka panjang inflasi berdampak negatif menurunkan tingkat
investasi swasta meskipun dampaknya tidak terlalu besar. Ini disebabkan karena ketika terjadi inflasi meningkatkan risiko untuk berinvestasi di negara tersebut
sehingga investor tidak tertarik untuk menanamkan modalnya.
Hubungan antara Investasi Pemerintah dengan Investasi Swasta di Indonesia pada jangka panjang.
Variabel rasio investasi pemerintah terhadap PDB GIY memiliki korelasi yang negatif dengan tingkat investasi swasta dengan nilai koefisien sebesar
–0,240387 dan nilainya secara statistik signifikan pada tingkat kepercayaan 95. Hal ini berarti, kenaikan 1 rasio investasi pemerintah terhadap PDB
akan menyebabkan investasi swasta mengalami penurunan sebesar 0,24 , ceteris paribus.
Terjadinya hubungan negatif antara investasi pemerintah dengan tingkat investasi swasta kemungkinan besar berkaitan dengan masalah alokasi dan
efisiensi penggunaan dana untuk investasi, yang pada akhirnya menyebabkan
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
terjadinya Crowding Out pada sektor swasta. Dimana pemerintah ingin menaikkan tingkat investasinya melalui penerbitan obligasi sehingga dana dari
masyarakat mengalir ke sektor pemerintah dikarenakan adanya jaminan dan resiko yang lebih kecil dibandingkan sektor swasta. Mengalirnya dana ke sektor
pemerintah, menyebabkan berkurangnya dana bagi sektor swasta, sehingga investasi sektor swasta berkurang. Penurunan tingkat investasi swasta
mendorong pemerintah untuk meningkatkan investasinya agar kekurangan investasi pada sektor swasta tersebut bisa diatasi.
Hubungan antara Dummy Variable Krisis Ekonomi dengan Investasi Swasta di Indonesia pada jangka panjang.
Krisis ekonomi pada model investasi swasta di Indonesia direpresentasikan melalui dummy variable krisis ekonomi. Dummy variable
adalah adalah metode pengklasifikasian data yang membagi sebuah sampel menjadi beberapa subgrup berdasarkan kualitas atau atribut jenis kelamin,
status perkawinan, dan lain-lain. Berdasarkan hasil regresi, koefisien variabel krisis ekonomi bernilai –0,521000 dan secara statistik signifikan pada tingkat
kepercayaan 99. Dengan demikian pada saat krisis maka tingkat investasi swasta di Indonesia menurun sebesar 52,1. Nilai itu menunjukkan bahwa
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
dalam jangka panjang dummy variable krisis ekonomi berpengaruh negatif terhadap tingkat investasi swasta Indonesia.
Ketika terjadi krisis ekonomi, berbagai perubahan terjadi pada kondisi perekonomian Indonesia, dan mendorong kepada keadaan yang lebih buruk
daripada sebelum krisis. Krisis yang ditandai dengan tingginya tingkat inflasi mendorong tingginya tingkat suku bunga nominal untuk menyesuaikan kondisi
ini. Tingginya tingkat suku bunga nominal ini mengindikasikan tingginya tingkat risiko jika melakukan investasi di Indonesia. Selain itu juga krisis
ekonomi menyebabkan turunnya kepercayaan investor untuk melakukan investasi.
4.4 Hasil Regresi Error Correction Model Jangka Pendek