5. Berstatus sosial menengah tidak rendah atau tinggi dengan harapan tidak terlalu
tinggi mobilitasnya; berprofesi sebagai POLRI, pegawai negeriswasta, wiraswasta, pedangang, petani, dan buruh.
6. Memiliki kebanggaan terhadap bahasanya;
7. Dapat berbahasa Indonesia;
8. Sehat jasmani dan rohani.
Untuk pengumpulan data kesantunan imperatif dalam bahasa Batak Toba maka peneliti menggunakan dua data yaitu:
a. Data Primer
Ialah data yang diperoleh secara langsung dari objeknya. Dalam hal ini, data didapatkan dari transkripsi penyimakan terhadap penggunaan kesantunan
imperatif dalam BBT. b.
Data Sekunder Ialah data yang diperoleh secara tidak langsung, tetapi melalui buku-buku bacaan
dan referensi yang berhubungan dengan kesantunan imperatif dalam BBT.
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dengan menggunakan pedoman metode simak dan metode cakap dibantu dengan teknik sadap, teknik simak libat cakap, teknik bebas libat
cakap, teknik pancingan, teknik cakap semuka, teknik catat.
3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang harus dilaksanakan, sementara itu teknik adalah cara melaksanakan metode. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah
19
Universitas Sumatera Utara
metode simak dan metode cakap. Metode simak memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap Sudaryanto, 1993:133. Teknik sadap disebut sebagai teknik dasar dalam metode simak
karena pada hakekatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan. Dalam arti, peneliti dalam upaya mendapatkan data dilakukan dengan menyadap penggunaan bahasa seorang atau beberapa
orang dengan segenap kecerdikan dan kemauan. Selanjutnya, teknik sadap ini diikuti dengan teknik lanjutan I yang berupa teknik simak libat cakap. Dalam teknik simak libat cakap, peneliti
melakukan penyadapan itu dengan cara berpartisipasi sambil menyimak, berpartisipasi dalam pembicaraan, dan menyimak pembicaraan. Dalam hal ini, peneliti terlibat langsung dalam dialog.
Selain teknik libat cakap penelitian ini juga menggunakan teknik lanjutan II berupa teknik simak libat cakap. Dalam penelitian ini peneliti tidak ikut berpartisipasi dalam percakapan. Peneliti
hanya sebagai pemerhati, dan menyimak apa yang dikatakan apa yang dibicarakan oleh orang- orang yang saling berbicara. Selanjutnya teknik catat adalah teknik lanjutan yang dilakukan
peneliti ketika menerapkan metode simak dengan teknik lanjutan di atas. Selain itu, peneliti juga menggunakan metode cakap. Metode penyediaan data dengan
metode cakap disebabkan cara yang ditempuh dalam pengumpulan data itu adalah berupa percakapan antara peneliti dengan informan Sudaryanto, 1993:137. Metode cakap memiliki
teknik dasar berupa teknik pancing, karena percakapan yang diharapkan sebagai pelaksanaan metode tersebut hanya dimungkinkan muncul jika peneliti memberi pancingan pada informan
untuk memunculkan gejala kebahasaan yang diharapkan oleh peneliti. Pancingan itu berupa bentuk atau makna-makna yang tersusun dalam bentuk daftar pertanyaan. Selanjutnya, teknik
dasar tersebut disertai dengan teknik lanjutan cakap semuka. Pada pelaksanaan teknik cakap semuka, peneliti langsung melakukan percakapan dengan penggunaan bahasa sebagai informan
20
Universitas Sumatera Utara
dengan bersumber pada pancingan yang sudah disiapkan atau secara spontanitas, maksudnya pancingan dapat muncul di tengah-tengah percakapan.
3.5 Metode dan Teknik Analisis Data