Tuturan Bermakna Pragmatik Imperatif Harapan Tuturan Bermakna Pragmatik Imperatif Umpatan

masuk ke dalam ladang ini berarti pencuri Tuturan tersebut dapat dikatakan kalimat berita deklaratif, namun bagi sebagian orang, tuturan tersebut dapat mengadung maksud imperatif yang menyatakan larangan.

4.2.13 Tuturan Bermakna Pragmatik Imperatif Harapan

Imperatif yang menyatakan makna harapan dalam BBT, biasanya ditunjukkan dengan pertikel -da dan -ate. Penanda tersebut memiliki perbedaan yaitu, dengan menggunakan partikel -ate menunjukkan fungsi harapan, bahwa apa yang diinginkan si penutur akan dilakukan oleh mitra tutur, sementara menggunakan partikel da menunjukkan fungsi harapan yang masih bersifat menyarankan. Untuk memperjelas pernyataan tersebut dapat dilihat pada contoh. Tuturan 39 disampaikan mertua kepada menantunya, karena sudah lelah dia berharap supaya menantunya mengerjakan sawahnya. Tuturan 40 di sampaikan ibu kepada anaknya, supaya menemani adeknya yang sedang sakit. Contoh : 39. Ula hamu ma hau i marsogot ate kerjakan kalian T sawah itu besok ya ‘kerjakan kalianlah sawah itu besok ya’ 40. dongani anggimi, da temani adekmu itu, ya Tuturan-tuturan di atas sama-sama menunjukkan kalimat imperatif yang ditandai dengan penanda ate pada tuturan 39 Ula hamu ma hauma i sogot ate dan penanda da pada tuturan 40 dongani anggimi, da yang sama-sama berfungsi sebagai pemerkuat kesantunan imperatif 51 Universitas Sumatera Utara bermakna harapan. Tetapi tuturan 40 lebih santun daripada tuturan 39 karena pada tuturan tersebut terdapat pertikel –ma yang berfungsi sebagai penekan dan pemerhalus tuturan itu. Di dalam BBT, juga ditemukan wujud pragmatik tuturan nonimperatif yang bermakna harapan. Seperti contoh berikut. Tuturan berikut disampaikan suami kepada isterinya, yang sama-sama mengeluh karena hujan berkepanjangan karena akan mengganggu tanaman cabe mereka. Contoh: 41. eeeh, udan torus, marbusukanma annon nasiak tai eeeh, hujan terus, membusuklah nanti cabe kita itu Tutur tersebut disampaikan penutur kepada mitra tutur yang disebut sebagai kalimat berita, namun bagi mitra tutur, tuturan itu dapat ditafsirkan sebagai kalimat imperatif yang menyatakan makna harapan, yaitu penutur berharap musim kemarau.

4.2.14 Tuturan Bermakna Pragmatik Imperatif Umpatan

Tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif umpatan ini relatif banyak ditemukan dalam pemakaian BBT pada komunikasi keseharian. Sebagai ilustrasi tentang makna pragmatik imperatif demikian tampak pada contoh tuturan berikut. Tuturan 42 disampaikan seorang ibu kepada anaknya yang marah-marah karena anaknya kurang memperhatikan cabe yang dipijakinya. Tuturan 43 berupa peringatan yang tertulis bagi orang yang tidak bersangkutan dengan pemilik ladang. Contoh : 42. loak Tudia do mata mi, bereng nasiak on, nga marsegaan ‘bodoh Kemananya matamu itu, lihat cabe ini, sudah rusak’ 52 Universitas Sumatera Utara 43. awas Paima, asa ditanda ho jo au manang ise ‘awas Tunggu, biar kau kenal aku siapa’ Melihat tuturan di atas, tampak jelas bahwa kedua tuturan itu sama-sama menunjukkan makna umpatan, tetapi mengandung imperatif yang berbeda. Tuturan 42 loak Tudia do mata mi, bereng nasiak on nga marsegaan mengandung kadar imperatif yang tinggi tetapi kadar kesantunannya rendah, ditandai dengan penanda loak dan disertai pertikal –do yang berfungsi sebagai penekan imperatif umpatan. Penanda tersebut menunjukkan penanda sifat yang kasar. Sementara, tuturan 43 memiliki kadar kesantunan yang lebih tinggi daripada tuturan 42 namun kadar imperatifnya rendah ditandai dengan penanda awas. Secara pragmatik, imperatif yang mengandung makna pragmatik umpatan dapat juga ditemukan dalam komunikasi keseharian. Lazimnya, bentuk tuturan yang demikian bukan berwujud imperatif, melainkan nonimperatif. Tuturan yang dimaksud misalnya dapat dilihat pada contoh berikut. Tuturan 44 disampaikan seorang ibu kepada anaknya yang kerjanya bermalas- malasan dan saat itu si ibu marah-marah supaya memerintah anaknya ikut ke ladang membantu ayahnya menanam kopi. Contoh : 44. binatang, holan na modom do karejomu? binatang, hanya yang tidurnya kerjaanmu? ‘binatang, hanya tidur kerjaanmu?’ Tuturan di atas tampak jelas tidak mengandung imperatif dan dapat ditafsirkan sebagai kalimat Tanya. Namun bagi mitra tutur, tuturan tersebut sebagai imperatif yang menyatakan 53 Universitas Sumatera Utara perintah untuk ikut ke ladang. Jadi, tuturan tersebut mengandung makna imperatif dan hal itu dapat dilihat melalui konteks situasi yang melatarbelakanginya.

4.2.15 Tuturan Bermakna Pragmatik Imperatif Pemberian Ucapan Selamat