Tuturan Bermakna Pragmatik Imperatif Pemberian Ucapan Selamat

perintah untuk ikut ke ladang. Jadi, tuturan tersebut mengandung makna imperatif dan hal itu dapat dilihat melalui konteks situasi yang melatarbelakanginya.

4.2.15 Tuturan Bermakna Pragmatik Imperatif Pemberian Ucapan Selamat

Imperatif pragmatik pemberian ucapan selamat cukup banyak ditemukan dalam BBT dikesehariannya. Telah menjadi bagian dari budaya Batak Toba, bahwa dalam peristiwa- peristiwa tertentu, biasanya anggota masyarakat bahasa Batak Toba saling menyampaikan ucapan salam atau selamat kepada anggota masyarakat lain. Salam itu dapat berupa ucapan selamat, seperti yang terlihat pada contoh berikut. Tuturan 45 disampaikan seorang kepada anaknya, ketika si ibu memberangkatkan anaknya tersebut ke kota untuk sekolah. Tuturan 46 disampaikan seseorang kepada sepupunya yang baru menikah sambil menyalamnya. Contoh : 45. Selamat jalan da boru, denggan-denggan marsikola, unang lupa paboa barita ‘Selamat jalan yah boru anak perempuan, baik-baik sekolah, jangan lupa beritahu kabar’. 46. eda, selamat menempuh hidup baru, hatop maranak-marboru ate” eda, selamat menempuh hidup baru, cepat punya anak laki-laki dan perempuan yah’ tuturan-tuturan di atas tampak jelas menunjukkan kadar kesantunan yang tinggi karena ditandai penanda kesantunan selamat pada kedua tuturan tersebut. Selain itu disertai pertikel –da dan tutur sapa boru pada tuturan 45 berfungsi sebagai pemerhalus tuturan tersebut. Demikian juga, tuturan 46 memiliki penanda kesantunan selamat disertai penanda ate dan tutur sapa eda berfungsi sebagai penanda keakraban. Oleh karena itu, tuturan-tuturan itu sama-sama memiliki imperatif yang menyatakan makna imperatif pemberian ucapan selamat. 54 Universitas Sumatera Utara Di dalam komunikasi keseharian, imperatif yang bermakna pragmatik pengucapan selamat juga banyak ditemukan pada wujud tuturan nonimperatif. Seperti pada contoh berikut. Tuturan yang disampaikan seorang anak kepada ibunya, ketika dia mendapat juara I di sekolahnya. Contoh : 47. Anak : “uma juara I au di kelas nami” ‘ibu, juara I aku di kelas kami’ Ibu : “bah…. Malo nai anaki” ‘wah…. Pintar kali anaku ini’ Di dalam tuturan itu tidak terdapat kalimat imperatif tetapi dapat dikatakan sebagai kalimat berita. Namun bagi mitra tutur, tuturan tersebut sebuah imperatif yang menyatakan pemberian selamat. Jadi, di dalam pragmatik tuturan berupa kalimat berita bias saja mengandung makna imperatif.

4.2.16 Tuturan Bermakna Pragmatik Imperatif Anjuran