Tuturan Bermakna Pragmatik Imperatif Bujuk

Eda : olo eda, nungga denggani ale sadia ma lehononku hepengon tu eda yah eda, sudah bagus itu tetapi berapa T kuberikan uang ini kepada eda ‘yah eda, sudah bagus itu tetapi berapalah kuberikan uang ini kepada eda Dari contoh tuturan di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat imperatif permohonan dapat dibentuk dengan dua cara yaitu dengan konstruksi imperatif ditandai dengan mangido ‘meminta’, dan tuturan berupa wujud konstruksi nonimperatif yang didalamnya tidak mengandung makna imperatif namun bagi mitra tutur, tuturan 19 termasuk perintah. Hal tersebut dapat diketahui dengan melihat situasi konteks tutur yang melatar belakanginya, bahwa mitra tutur terlebih dahulu memberikan uang sebagai upah bagi penutur.

4.2.6 Tuturan Bermakna Pragmatik Imperatif Bujuk

Imperatif yang bermakna bujukan dalam BBT biasanya diungkapkan dengan penanda kesantunan toe dan beta. Dapat dilihat pada contoh berikut ini, tuturan 19 diungkapkan seorang ibu kepada anaknya yang berumur satu tahun. Si ibu membujuk anaknya supaya minum susu dengan alasan si anak ikut ke pajak. Tuturan 20 dituturkan seorang abang kepada adeknya yang main-main kerjaannya, ketika itu si abng membujuk adeknya supaya mau ikut kesawah menemaninya. Contoh : 19. pahabis jolo susu mi, toe Asa dohot ho tu onan. habiskan dulu susu mu, yo Biar ikut kau ke pajak 20. Beta ma tu hauma asa dituhor bajuta molo nungga gajian uma Ayo T ke sawah supaya dibeli bajukita kalau sudah gajian ibu ‘ayolah kesawah supaya dibeli baju kita kalau sudah gajian ibu’ 40 Universitas Sumatera Utara Tuturan-tuturan di atas sama-sama menunjukkan imperatif pragmatik yang bermakna bujukan, dan ditandai penanda kesantunan toe pada tuturan pahabis jolo susu mi, toe Asa dohot ho tu onan dan penanda kesantunan beta pada tuturan Beta ma tu hauma asa dituhor bajuta molo nungga gajian uma. Namun dari kedua tuturan tersebut memiliki perbandingan kadar kesantunan. Tuturan 20 dapat ditafsirkan lebih santun dibandingkan tuturan 19 karena tuturan tersebut disertai penanda pertikel ma- yang berfungsi sebagai pemerhalus dan pemerkuat tuturan pragmatik imperatif bujukan, sehingga nilai kesantunannya tinggi dan kadar imperatifnya rendah sebaliknya tuturan 19 memiliki kadar imperatif yang tinggi namun kadar kesantunannya lebih rendah. Tuturan imperatif bujukan dapat juga diwujudkan dengan tuturan berbentuk deklaratif. Seperti pada contoh berikut ini. Tuturan yang diungkapkan seorang tulang kepada keponakannya yang sedang bingung mencari kerja. Contoh : 21. molo masuk ho anon tu PNS pasti tarjamin ngolumu, lasma roha ni natua-tuamu kalau masuk kau nanti ke PNS pasti terjamin hidupmu, senanglah hati orangtuamu. Tuturan tersebut dapat ditafsirkan sebagai kalimat delekratif berita bagi sebagian orang karena tuturan tersebut tidak mengandung imperatif namun bagi mitra tutur, tuturan tersebut sebagai imperatif yang bermakna bujukan. Oleh karena itu, di dalam BBT imperatif pragmatik bujukan tidak hanya berupa konstruksi yang berwujud imperatif namun dapat juga berupa konstruksi nonimperatif. Artinya adalah bahwa sebuah tuturan bisa saja berupa kalimat deklaratif atau interogratif namun di dalamnya mengadung makna imperatif. 41 Universitas Sumatera Utara

4.2.7 Tuturan Bermakna Pragmatik Imperatif Imbauan