1.2 Batasan Masalah
Batasan masalah merupakan uraian terhadap suatu masalah yang akan diteliti seorang peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan dapat efektif dan efisien. Dalam penelitian ini,
Peneliti membatasi masalah yang akan diteliti yaitu, wujud formal kesantunan imperatif dan wujud pragmatik kesantunan imperatif yang digunakan dalam BBT. Disamping itu, daerah
penelitian dibatasi juga, yaitu di Desa Silaga-laga, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Menjelaskan wujud formal kesantunan imperatif dalam bahasa Batak Toba.
b. Menjelaskan wujud pragmatik kesantunan imperatif dalam bahasa Batak Toba.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Memberikan masukan tentang wujud formal dan wujud pragmatik kesantunan
imperatif dalam bahasa Batak Toba, sehingga dapat memperlancar komunikasi. b. Menambah wawasan dan pengetahuan penelitian tentang wujud formal dan wujud
pragmatik kesantunan imperatif dalam BBT. c. Memberikan sumbangan untuk perkembangan dan penerapan teori-teori kesantunan
imperatif dalam objek penelitian BBT serta menjadi referensi tinjauan pustaka penelitian bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan kesantunan berbahasa,
khususnya kesantunan imperatif.
7
Universitas Sumatera Utara
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain Kridalaksana, 2001:117.
2.1.1 Kesantunan
Kesantunan merupakan aturan perilaku yang ditetapkan dan disepakati bersama oleh suatu masyarakat tertentu sehingga kesantunan sekaligus menjadi persyaratan yang disepakati
oleh perilaku sosial. Oleh karena itu, kesantunan ini biasa disebut “tatakrama” Sibarani, 2004:170.
Kesantunan berbahasa tercermin dalam tatacara berkomunikasi lewat tanda verbal atau tatacara berbahasa. Ketika berkomunikasi, kita tunduk pada norma-norma budaya, tidak hanya
sekedar menyampaikan ide yang kita pikirkan. Tatacara berbahasa harus sesuai dengan unsur- unsur budaya yang ada dalam masyarakat tempat hidup dan dipergunakannya suatu bahasa
dalam berkomunikasi. Apabila tatacara berbahasa seseorang tidak sesuai dengan norma-norma budaya, maka ia akan mendapatkan nilai negatif, misalnya dituduh sebagai orang yang sombong,
angkuh, tak acuh, egois, tidak beradat, bahkan tidak berbudaya Sibarani, 2004:170.
2.1.2 Imperatif
Imperatif adalah bentuk kalimat atau verba untuk mengungkapkan perintah, keharusan atau larangan melaksanakan perbuatan Kridalaksana, 2001:81. Perintah tidak hanya diartikan
sebagai perintah untuk melakukan sesuatu, tetapi juga sebagai perintah untuk tidak melakukan sesuatu yang disebut larangan.
8
Universitas Sumatera Utara