Hubungan antara Usia dengan Keluhan Kelelahan Mata

xxix berkurang bila sedang membaca, berfikir, dan sedang konsentrasi dalam pekerjaan. Melihat tanpa berkedip akan melelahkan mata. Dengan berkedip mata akan beristirahat walaupun hanya sesaat dan akan terjadi proses pembersihan mata serta proses pembasahan ulang pada mata sehingga penglihatan akan tetap jelas. Oleh karena proses mengedip ini merupakan proses yang otomatis maka pada tahap awal harus tetap disadari bahwa mengedip adalah penting. Breath yaitu benafas. Apabila dalam keadaan stress, ada tendensi untuk menahan nafas. Keadaan ini akan menyebabkan otot-otot menjadi tegang tanpa disadari. Bernafas secara benar dan teratur akan menyebabkan relaksasi otot termasuk otot mata. Break yaitu istirahat. Apabila pekerjaan di komputer memerlukan konsentrasi yang tinggi maka diperlukan adanya istirahat singkat untuk memberikan waktu pemulihan.

6.3 Hubungan antara Usia dengan Keluhan Kelelahan Mata

Daya akomodasi mata adalah kemampuan lensa mata untuk menebal cembung atau menipis pipih sesuai dengan jarak benda yang dilihat agar bayangan jatuh tepat di retina. Semakin tua seseorang, lensa semakin kehilangan kekenyalan sehingga daya akomodasi makin berkurang dan otot-otot semakin sulit dalam menebalkan dan menipiskan mata. Daya akomodasi menurun pada usia 45 – 50 tahun. Hal ini disebabkan setiap tahun lensa semakin berkurang kelenturannya dan kehilangan kemampuan untuk menyesuaikan diri. Sebaliknya semakin muda seseorang, kebutuhan cahaya akan lebih sedikit dibandingkan xxx dengan usia yang lebih tua dan kecenderungan mengalami kelelahan mata lebih sedikit Guyton, 1991. Dalam penelitian ini persentase pekerja yang memiliki usia 45 tahun lebih banyak daripada pekerja yang memiliki usia 45 tahun yaitu 94,1 dan 5,9. Hasil uji statistik terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan keluhan kelelahan mata. Dari seluruh pekerja yang memiliki usia 45 tahun sebagian mengalami keluhan kelelahan mata. Dari hasil analisis bivariat juga diketahui nilai OR pada variabel usia yaitu sebesar 0,033, hal ini menyatakan bahwa pekerja yang berusia 45 tahun memiliki risiko 0,033 kali untuk mengalami keluhan kelelahan mata dibandingkan dengan pekerja yang berusia 45 tahun. Walaupun uji statistik tingkat risikonya rendah, tetapi variabel usia menurut Guyton memiliki hubungan yang erat dengan kelelahan mata. Berdasarkan hasil penelitian dan observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa keluhan kelelahan mata yang terjadi pada pekerja dengan usia 45 tahun dapat dicegah jika postur maupun pola kerja dikelola dengan baik. Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya keluhan kelelahan mata bagi pengguna komputer terkait dengan usia adalah pemindahan tenaga kerja dengan visus yang setinggi-tingginya. Kerja malam harus dikerjakan oleh tenaga kerja berusia muda, yang apabila usianya bertambah, dapat dipindahkan kepada pekerjaan yang kurang diperlukan ketelitian Suma’mur 1995. xxxi

6.4 Hubungan antara Kelainan Refraksi dengan Keluhan Kelelahan Mata