Faktor Lingkungan Kerja Faktor Penyebab Kelelahan Mata

Pada pengguna komputer, menurut dr Edi Supiandi Affandi SpM dari Bagian Ilmu penyakit Mata FKUI, kelelahan mata terjadi akibat memusatkan pandangan pada komputer dimana obyek yang dilihat terlalu kecil, kurang terang, bergerak dan bergetar. Mata yang berkonsentrasi kurang berkedip, sehingga penguapan air mata meningkat dan mata menjadi kering. Untuk pengaturan tingkat kenyamanan mata terhadap tampilan monitor yang meliputi ukuran teks, warna layar, ketajaman, dan lain-lain relatif berbeda antara satu pekerja dengan pekerja lainnya. Sehingga pengaturan tingkat kenyamanan tampilan monitor ini disarankan disesuaikan dengan mata pekerja yang bersangkutan Fauzi, 2006. 4. Document Holder Posisi monitor dapat dilihat oleh operator komputer sesuai dengn level mata, yaitu membentuk sudut 20 o –50 o . Dengan sudut pandang seperti itu, maka penempatan dokumen yang baik adalah di atas keyboard, sehingga proses melihat dokumen dan monitor tidak memerlukan pergerakan bola mata atau kepala yang dapat mengakibatkan mata lebih cepat lelah dan nyeri pada bagian leher Fauzi, 2006.

2.3.4 Faktor Lingkungan Kerja

1. Tingkat Pencahayaan Pencahayaan yang cukup dan diatur dengan baik merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan kerja yang nyaman dan aman. Dengan pencahayaan yang cukup, objek penglihatan akan terlihat jelas sehingga dengan demikian akan membantu pekerja untuk melaksanakan pekerjaannya dengan lebih mudah Budiyono, 1994. Kurangnya pencahayaan di tempat kerja dapat mengakibatkan kelelahan mata, sebab pekerja akan lebih mendekatkan matanya ke objek guna memperbesar ukuran benda. Hal ini akan membuat proses akomodasi mata lebih dipaksa dan dapat menyebabkan penglihatan rangkap atau kabur Notoatmodjo, 2003. Apabila pencahayaan yang terlampau terang dapat menghasilkan banyak pantulan cahaya sehingga mata akan beradaptasi untuk menyesuaikan perbedaan yang besar sehingga kondisi ini akan menyebabkan kelelahan mata serta ketidaknyamanan penglihatan. Pencahayaan yang memadai bisa mencegah terjadinya kelelahan mata dan mempertinggi kecepatan dan efisien membaca. Pencahayaan yang kurang bukannya menyebabkan penyakit mata tetapi menimbulkan kelelahan mata. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002, pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Tingkat pencahayaan ruangan dapat dilihat pada tabel 2.2 : Tabel 2.2 Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja Jenis Kegiatan Tingkat Pencahayaan Minimal Lux Keterangan Pekerjaan kasar dan tidak terus – menerus 100 Ruang penyimpanan ruang peralataninstalasi yang memerlukan pekerjaan yang kontinyu Pekerjaan kasar dan terus – menerus 200 Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin perakitanpenyusun Pekerjaan agak halus 500 Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin kantor, pekerjaan pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan teksti, pekerjaan mesin halus perakitan halus Pekerjaan amat halus 1500 Tidak menimbulkan bayangan Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus Pekerjaan terinci 3000 Tidak menimbulkan bayangan Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus Sumber: KEPMENKES RI. No. 1405MENKESSKXI02 Menurut ILO 2000, pencahayaan yang cukup akan meningkatkan kenyamanan dan kinerja pekerja, serta akan menjadikan tempat kerja menyenangkan untuk bekerja. Pencahayaan yang berkualitas baik dan memadai akan membantu pekerja melihat objek pekerjaan secara cepat dan detil sesuai kebutuhan tugasnya. Untuk lingkungan kerja yang pekerjanya banyak menggunakan komputer, apabila tingkat pencahayaannya terlalu tinggi maka akan mengaburkan image atau tampilan dari layar monitor, karena VDT juga mempunyai atau menghasilkan cahaya sendiri yang muncul pada saat dioperasikan. Sehingga lingkungan kerja untuk pekerja dengan VDT, tingkat pencahayaan ruangan harus diatur lebih rendah dibandingkan standar untuk ruang kantor, tingkat pencahayaan yang sesuai adalah dalam kisaran 20-50 fc atau 200-500 lux OSHA, 1997. Tingkat pencahayaan menurut Granjean dapat dilihat pada tabel 2.3 : Tabel 2.3 Rekomendasi Tingkat Pencahayaan Pada Tempat Kerja Dengan Komputer Keadaan Pekerja Tingkat Pencahayaan lux Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen yang terbaca jelas Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen yang tidak terbaca jelas Tugas memasukan data 300 400-500 500-700 Aspek pencahayaan lain yang harus diperhatikan adalah letak sumber cahaya misalnya lampu yang salah, hal ini dapat mengakibatkan mata menjadi silau. Kondisi yang baik adalah mata tidak langsung menerima cahaya dari sumbernya, melainkan cahaya tersebut harus mengenai objek yang akan dikerjakan yang selanjutnya dipantulkan objek tersebut ke mata Purnomo, 2004. Pengaturan tingkat pencahayaan di tempat kerja memang sudah seharusnya diatur sedemikian rupa sehingga menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi pekerjanya. Menurut Suma’mur 1995 apabila cahaya atau pencahayaan di tempat kerja buruk, maka dapat mengakibatkan : a. Kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja b. Kelelahan mental c. Keluhan pegal-pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata d. Kerusakan alat penglihatan e. Meningkatnya kecelakaan Kelelahan mata sebagai akibat dari buruknya system pencahayaan ruangan ini umumnya ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut : a. Mata berair dan memerah pada konjungtiva mata b. Mata terasa perih dan gatal c. Pandangan rangkap dan pandangan kabur d. Sakit kepala e. Daya akomodasi dan konvergensi menurun f. Ketajaman penglihatan, kepekaan kontras dn kecepatan respon menurun. 2. Suhu Udara Seorang tenaga kerja akan bekerja secara efisien dan produktif bila tenaga kerja berada dalam tempat yang nyaman comfort atau dapat dikatakan efisiensi kerja yang optimal dalam daerah yang nikmat kerja, yaitu suhu yang sesuai, tidak dingin dan tidak panas Santoso, 1985. Bagi orang Indonesia suhu udara yang dirasa nyaman adalah berada antara 24 °C – 26 °C serta toleransi 2-3 °C di atas atau di bawah suhu nyaman. Untuk itu Menteri Tenaga Kerja, telah menetapkan Nilai Ambang Batas Iklim Kerja dengan surat keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP. 51MEN1999 tentang NAB cuaca kerja berdasarkan Indeks Suhu Bola Basah adalah sebagai berikut: Tabel 2.4 Nilai Ambang Batas Cuaca Kerja Beban Kerja Waktu Kerja 8 Jam hari Waktu Istirahat Ringan o C Sedang o C Berat o C Kerja Terus 30 26,7 25 75 25 30,6 28 25,9 50 50 31,4 29,4 27,9 25 75 32,2 31,1 30,0 Sumber : Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP.51MEN1999 Suhu udara yang akan mengurangi efisiensi kerja dengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot. Suhu udara yang panas terutama menurunkan prestasi kerja fikir, penurunan sangat hebat terjadi sesudah 32°C. suhu lingkungan yang terlalu tinggi menyebabkan meningkatnya beban psikis stres sehingga akhirnya menurunkan konsentrasi dan persepsi kontrol terhadap lingkungan kerja yang selanjutnya menurunkan prestasi kerja. Dan juga dengan suhu yang terlalu tinggi dapat menimbulkan terjadinya resiko kecelakaan dan kesehatan kerja.

2.4 Ergonomi Bekerja dengan Komputer Desktop