BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelelahan Mata
Kelelahan mata atau astenopia menurut Ilmu Kedokteran adalah gejala yang diakibatkan oleh upaya berlebihan dari sistem penglihatan yang berada dalam kondisi
kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. Menurut Trevino Pakasi 1999 kelelahan mata adalah suatu kondisi subjektif yang disebabkan oleh
penggunaan otot mata secara berlebihan. Sedangkan menurut Suma’mur 1991 dalam Henny 2001 kelelahan mata mata timbul sebagai stress intensif pada fungsi-
fungsi mata seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan secara teliti atau terhadap retina sebagai akibat ketidak tepatan kontras.
Kelelahan mata disebabkan oleh stress yang terjadi pada fungsi penglihatan. Stress pada otot akomodasi dapat terjadi pada saat seseorang berupaya untuk melihat
pada obyek berukuran kecil dan pada jarak yang dekat dalam waktu yang lama. Pada kondisi demikian, otot-otot mata akan bekerja secara terus menerus dan lebih
dipaksakan. Ketegangan otot-otot pengakomodasi otot-otot siliar makin besar sehingga terjadi peningkatan asam laktat dan sebagai akibatnya terjadi kelelahan
mata, stress pada retina dapat terjadi bila terdapat kontras yang berlebihan dalam lapangan penglihatan dan waktu pengamatan yang cukup lama.
Kelelahan mata dapat menimbulkan gangguan fisik seperti sakit kepala, penglihatan seolah ganda, penglihatan silau terhadap cahaya di waktu malam, mata
merah, radang pada selaput mata, berkurangnya ketajaman penglihatan, dan berbagai masalah penglihatan lainnya. Terjadinya
kelelahan otot mata dan kelelahan saraf mata sebagai
akibat tegangan yang terus menerus pada mata, walaupun tidak menyebabkan
kerusakan mata secara permanen, tetapi menambah beban kerja, mempercepat
lelah, sering istirahat, kehilangan jam kerja
dan mengurangi kepuasan kerja, penurunan mutu
produksi, meningkatkan frekuensi kesalahan, mengganggu konsentrasi dan
menurunkan produktivitas kerja Pheasant 1993 dalam Padmanaba 2006. Dampak
lain dari kelelahan mata di dunia kerja adalah hilangnya produktivitas, meningkatnya angka kecelakaan, dan terjadinya keluhan-keluhan penglihatan Taylor Francis,
1997. Menurut Departemen Kesehatan kelelahan mata dapat menyebabkan iritasi seperti mata berair, dan kelopak mata berwarna merah, penglihatan rangkap, sakit
kepala, ketajaman mata merosot, dan kekuatan konvergensi dan akomodasi menurun Depkes, 1990.
Menurut Pheasant 1990 gejala-gejala seseorang mengalami kelelahan mata antara lain:
1. Nyeri atau terasa berdenyut di sekitar mata 2. Pandangan kabur
3. Pandangan ganda 4. Sulit dalam memfokuskan penglihatan
5. Mata perih 6. Mata merah
7. Mata berair 8. Sakit kepala, dan
9. Pusing disetai mual. Tanda-tanda tersebut di atas terjadi bila iluminasi tempat kerja berkurang dan
pekerja yang bersangkutan menderita kelainan reflaksi mata yang tidak dikoreksi. Bila persepsi visual mengalami stress yang hebat tanpa disertai efek lokal pada otot
akomodasi atau retina maka keadaan ini akan menimbulkan kelelahan saraf. General Nervus Fatique
ini terutama akan terjadi bila pekerjaan yang dilakukan seseorang memerlukan konsentrasi, kontrol otot dan gerakan gerakan yang sangat tepat Ilyas,
1991. Pengguna komputer dalam waktu lama beresiko terkena astenopia atau lelah
mata. Menurut dr Edi Supiandi Affandi SpM dari Bagian Ilmu Penyakit Mata FKUI keluhan penderita astenopia antara lain mata tak nyaman, iritasi, panas, sakit, cepat
lelah, mengantuk, merah dan berair. Penglihatan mata terasa buram, ganda, kemampuan melihat warna menurun. Gejala itu diikuti sakit kepala, bahu, punggung
dan pinggang, vertigo serta kembung Fauzi, 2006. Pheasant 1991 menyebutkan bahwa pekerja yang bekerja menggunakan komputer secara berulang-ulang dan terus
menerus memiliki prevalensi 70-90 menderita kelelahan mata dibandingkan dengan pekerja yang tidak menggunakan komputer yaitu hanya 45 yang mengalami
kelelahan mata. Astenopia
banyak dijumpai pada pemakai kacamata, membaca dekat dan terus-menerus lebih dari dua jam. Terutama di ruangan yang pencahayaannya kurang
dari 200 lux. Pada pengguna komputer astenopia terjadi karena kelelahan mata akibat memusatkan pandangan pada komputer di mana obyek yang dilihat terlalu kecil,
kurang terang, bergerak dan bergetar. Mata yang berkonsentrasi kurang berkedip, sehingga penguapan air mata meningkat dan mata menjadi kering Fauzi, 2006.
Ada beberapa cara untuk mengurangi kelelahan mata, seperti perbaikan kontras, cara ini paling mudah dan paling sederhana, serta dilakukan dengan memilih latar penglihatan
yang tepat. Cara berikutnya dengan meninggikan intensitas penerangan. Biasanya penerangan harus sekurang-kurangnya dua kali dibesarkan. Dalam berbagai hal, masih perlu dipakai
lampu-lampu di daerah kerja untuk lebih memudahkan penglihatan. Cara terakhir adalah pemindahan tenaga kerja dengan visus yang setinggi-tingginya. Kerja malam harus
dikerjakan oleh tenaga kerja berusia muda, yang apabila usianya bertambah, dapat dipindahkan kepada pekerjaan yang kurang diperlukan ketelitian Suma’mur 1995.
Sedangkan untuk mengurangi munculnya kelelahan mata akibat penggunaan komputer, Anshel, 1996 dalam Swamardika 2001 menganjurkan untuk melakukan
“3B” yaitu Blink, Breat, dan Break. Adapun penjelasan dari “3B” adalah sebagai berikut :
1.
Blink yaitu mengedipkan mata, dalam keadaan normal dalam satu menit mata
akan mengedip 12-15 kali. Frekuensi mengedip akan bertambah bila dalam keadaan gembira, terangsang, berbicara, melakukan aktivitas fisik. Frekuensi
berkurang bila sedang membaca, berfikir, dan sedang konsentrasi dalam pekerjaan. Melihat tanpa berkedip akan melelahkan mata. Dengan berkedip mata
akan beristirahat walaupun hanya sesaat dan akan terjadi proses pembersihan mata serta proses pembasahan ulang pada mata sehingga penglihatan akan tetap
jelas. Oleh karena proses mengedip ini merupakan proses yang otomatis maka pada tahap awal harus tetap disadari bahwa mengedip adalah penting.
2.
Breath yaitu benafas. Apabila dalam keadaan stress, ada tendensi untuk menahan
nafas. Keadaan ini akan menyebabkan otot-otot menjadi tegang tanpa disadari. Bernafas secara benar dan teratur akan menyebabkan relaksasi otot termasuk otot
mata.
3.
Break yaitu istirahat. Apabila pekerjaan di komputer memerlukan konsentrasi
yang tinggi maka diperlukan adanya istirahat singkat untuk memberikan waktu pemulihan.
2.2 Sifat Melihat Visibilitas