Faktor Karakteristik Pekerja Faktor Penyebab Kelelahan Mata

No. Perbandingan Ukuran Size Ratio Visibilitas 1. 2,5 atau lebih Melihat dengan mudah 2. 1 – 2,5 Perlu upaya kontinyu 3. Kurang dari 1 Tidak terlihat Sumber : Suma’mur PK 1996

2.3 Faktor Penyebab Kelelahan Mata

2.3.1 Faktor Karakteristik Pekerja

1. Usia Daya akomodasi mata adalah kemampuan lensa mata untuk menebal cembung atau menipis pipih sesuai dengan jarak benda yang dilihat agar bayangan jatuh tepat di retina. Titik terdekat yang dapat dilihat dengan jelas oleh mata dengan berakomodasi maksimum disebut titik dekat mata atau punctum proximum . Titik terjauh yang dapat dilihat jelas oleh mata dengan tidak berakomodasi disebut titik jauh mata atau punctum remotum. Adanya cahaya ekstra pada pekerjaan akan meningkatkan kejataman sehingga menyebabkan pupil berkontraksi, mengurangi celah-celah lensa dan mengubahnya menjadi lebih lebar untuk penyesuaiannya. Berkurangnya kemampuan akomodasi dan kekurangan-kekurangan lain pada mata dapat diperbaiki dengan bantuan kacamata, tetapi gangguan ini akan berkembang lebih luas lagi dengan adanya kacamata. Oleh karena itu, penting untuk menguji penglihatan manusia yang bekerja karena penglihatan yang baik adalah hal yang penting. Dalam banyak hal dimana operator komputer yang telah mengeluh karena ketidak-nyamanan pada mata mereka, berdasarkan tes yang telah diujikan, diketahui bahwa ada cacat pada mata mereka. Hal ini ternyata juga sudah diduga dan dari beberapa bukti menunjukkan bahwa penerimaan dari keadaan yang buruk pada operator-operator tersebut sangat mungkin adalah suatu hasil dari usaha-usaha untuk menekan keburukan pada penglihatan. Orang-orang menggunakan lensa-lensa bifocal jika sedang menggunakan layar komputer. Kacamata tersebut dapat dipakai melihat jarak jauh dan jarak dekat. Untuk mereka, kacamata itu akan lebih baik dipakai, dengan lensa sederhana yang didesain untuk jangkauan layar monitor. Nurmianto, 2004. Guyton 1991 juga menjelaskan bahwa semakin tua seseorang, lensa semakin kehilangan kekenyalan sehingga daya akomodasi makin berkurang dan otot-otot semakin sulit dalam menebalkan dan menipiskan mata. Daya akomodasi menurun pada usia 45–50 tahun. Hal ini disebabkan setiap tahun lensa semakin berkurang kelenturannya dan kehilangan kemampuan untuk menyesuaikan diri. Sebaliknya semakin muda seseorang, kebutuhan cahaya akan lebih sedikit dibandingkan dengan usia yang lebih tua dan kecenderungan mengalami kelelahan mata lebih sedikit. 2. Kelainan Refraksi Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan tegas tidak dibentuk pada retina. Secara umum, terjadi ketidakseimbangan sistem penglihatan pada mata sehingga menghasilkan bayangan yang kabur. Sinar tidak dibiaskan tepat pada retina, tetapi dapat di depan atau di belakang retina dan tidak terletak pada satu titik fokus. Kelainan refraksi dapat diakibatkan terjadinya kelainan kelengkungan kornea dan lensa, perubahan indeks bias, dan kelainan panjang sumbu bola mata. Penderita kelainan refraksi biasanya mengalami keluhan sakit kepala terutama di daerah tengkuk atau dahi, mata berair, cepat mengantuk, mata terasa pedas, pegal pada bola mata, dan penglihatan kabur. Otot-otot yang berperan pada proses pemusatan penglihatan bisa menjadi penyebab kelelahan mata astenopia bila orang dengan kelainan refraksi tidak menggunakan kacamata. Apabila matanya minus sekaligus silindris, maka kemungkinan pertambahan jumlah minusnya lebih besar. Bila kacamatanya dipakai, mata akan lebih rileks dan fokusnya tidak terlalu kuat, sehingga otot-otot tersebut tidak bekerja terlalu keras untuk melihat layar komputer yang rata-rata hurufnya sangat kecil. Lamanya penggunaan komputer merupakan faktor yang menentukan. Penggunaan komputer yang dianjurkan adalah tidak lebih dari empat jam sehari. Bila lebih dari waktu tersebut, mata cenderung mengalami refraksi. Seandainya penggunaan dalam tempo lebih dari empat jam itu tak bisa dihindari, frekuensi istirahatnya harus lebih sering Ilyas, 1991. Ametropia adalah suatu keadaan mata dengan kelainan refraksi sehingga pada mata yang dalam keadaan istirahat memberikan fokus yang tidak terletak pada retina. Ametropia dapat ditemukan dalam bentuk kelainan miopia rabun jauh, hipermetropia rabun dekat, dan astigmatisma. Ilyas, 1991. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menganjurkan untuk menghindari penggunaan lensa kontak atau kacamata saat bekerja di depan komputer. Jika operator komputer menggunakan lensa kontak, kelelahan mata akan lebih cepat terasa. Hal ini dapat terjadi karena mata yang dalam keadaan memfokuskan layar monitor akan jarang berkedip, sehingga bola mata cepat menjadi kering. Bola mata yang kering menyebabkan timbulnya gesekan antara lensa dan kelopak mata. Ruang berpendingin AC akan lebih memperparah gesekan tersebut, karena udara ruangan ber-AC akan kering, sehingga air mata akan ikut menguap. Bagi pengguna kacamata, gunakanlah kacamata khusus seperti yang dianjurkan oleh ahli masalah mata Optometrist Dr. Jay Schlanger mengatakan beberapa perusahaan kini mulai membuat lensa yang bagian atasnya dirancang untuk melihat komputer, dan bagian bawahnya untuk membaca. Penggunaan kacamata anti radiasi juga dapat membantu memberikan filter bagi radiasi yang masuk ke dalam mata selama berinteraksi dengan komputer. Selain bisa dibawa kemanapun kita bekerja, kacamata ini tak hanya berguna saat kita bekerja di depan monitor, namun juga melindungi mata dari cahaya lampu mobil, radiasi TV, dan sebagainya. Faktanya lapisan anti-radiasi pada kacamata tersebut, sangat berguna bagi mata kita karena lapisan tersebut secara otomatis mengurangi efek nyeri di mata akibat radiasi cahaya berlebih Fauzi, 2006. Pengguna lensa kontak juga punya solusi, yaitu dengan mengganti lensa kontak generasi baru yang terbuat dari silikon hydrogel. Silikon jenis ini memungkinkan daya transmisi oksigen yang lebih tinggi dibanding jenis lain. Penggunaan lapisan antirefleksi pada kacamata di beberapa negara maju telah diteliti mampu mengurangi kelelahan mata. Penggunaan lensa kontak dapat menimbulkan sindrom mata kering. Penelitian menunjukkan bahwa 48 para pekerja kantor mengalami sindrom mata kering. Anies, 2005. 3. Istirahat Mata Menurut NIOSH, disebutkan bahwa kondisi kerja sangat berperan terhadap gangguan kesehatan pekerja, dan dapat mempengaruhi secara langsung terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja termasuk beban kerja, waktu kerja yang lama dan kurangnya istirahat. NIOSH juga menjelaskan bahwa keluhan mata berkurang secara bermakna pada pekerja yang mengambil 5 menit istirahat selama 4 kali sepanjang waktu bekerja mereka tanpa menurunkan produktivitas kerja. Beristirahatlah sekitar 2-3 menit setiap 15–20 menit bekerja di depan komputer, atau 5 menit istirahat setelah bekerja selama 30 menit,atau 10 menit istirahat untuk 1 jam berkutat dengan komputer dan seterusnya. Suma’mur 1999 berpendapat bahwa istirahat yang pendek tetapi sering atau banyak adalah lebih baik daripada satu kali istirahat dengan durasi yang panjang. Karena sebenarnya pengaturan waktu istirahat yang tepat akan berpengaruh positif terhadap tingkat produktivitas pekerja. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh David L. Goetsch 2002 yang mengatakan bahwa opetator komputer seharusnya melakukan banyak istirahat- istirahat pendek namun sering dan teratur, selain itu juga disarankan pekerja atau operator tersebut tidak terus menerus berhadapan dengan komputer tetapi diselingi dengan melakukan pekerjaan yang tidak menggunakan komputer. Istirahat mata bagi seseorang operator komputer memang sangat diperlukan, karena mengingat bahwa mata operator tersebut digunakan untuk melihat dalam jarak yang cukup dekat sehingga mata mereka selalu berakomodasi dan terfokus pada layar monitor. Ada tiga jenis istirahat bagi pengguna komputer menurut Anshel 1996 : 1. Micro break : istirahat 10 detik setiap 10 menit menit bekerja, yaitu dengan cara melihat jauh minimal 6 meter diikuti dengan bernafas dan mengedipkan mata dengan relaks. 2. Mini break : dilakukan setiap setengah jam selama lima menit dengan cara berdiri dan meregangkan tubuh. Lakukan juga melihat jauh dengan objek yang berbeda-beda 3. Maxi break : termasuk disini minum kopi atau the dan makan siang. Bangun dan jalan-jalan. Menurut Josefina 1999 dalam Prasetyo 2006 lama istirahat yang diperlukan bagi pekerja yang menggunakan komputer dianjurkan adalah selama 10 menitjam dengan waktu kerja 8 jam kerjahari atau 40 jam kerjaminggu. Sedangkan menurut peraturan Health Care and Resindential Facilities, dikatakan bahwa jika seorang pekerja bekerja menggunakan Video Display Terminal untuk jangka waktu yang cukup lama atau secara terus menerus selama satu jam atau lebih, maka pekerja tersebut harus melakukan istirahat mata dari melihat VDT setidaknya setiap lima menit sekali setiap jamnya Occupational Health Clinics , 1998. Salah satu contoh metode istirahat mata yang disarankan oleh beberapa ahli yaitu dengan melihat suatu benda atau objek dengan fokus yang berbeda dan disarankan dengan jarak yang jauh dibandingkan dengan jarak monitor ke mata. Caranya yaitu jika bekerja selama 20 menit, lihatlah suatu objek dengan jarak minimal 20 kaki 6 meter selama kira-kira 20 detik, kemudian mengedip- ngedipkan mata lalu memejamkan mata dalam-dalam dan buka mata secara perlahan-lahan Stephen, 1999.

2.3.2 Faktor Karakteristik Pekerjaan