Indikator Emotional Quotient Emotional Quotient

46 Kecerdasan emosi atau emotional quotient merujuk kepada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain Goleman, 1999. Patton 1998 memberi definisi mengenai kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan, membangun hubungan yang produktif, dan meraih keberhasilan. Dari pengertian-pengertian mengenai teori kecerdasan emosi di atas, maka peneliti mengambil kesimpulan mengenai kecerdasan emosi menurut teori Goleman 1999 yang menyatakan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Teori ini lebih populer dan mudah didapatkan sumbernya sehingga peneliti menggunakannya.

2.5.2. Indikator Emotional Quotient

Goleman 1997 mengemukakan bahwa ada lima indikator untuk meningkatkan kecerdasan emosi yaitu kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi sosial, empati dan keterampilan. 1. Kesadaran diri adalah kemampuan seseorang untuk menyadari emosi yang sedang dialaminya; dapat mengenal emosi itu, memahami kualitas, intensitas dan durasi emosi yang sedang berlangsung serta tahu penyebab terjadinya. Orang yang mampu mengatur emosinya secara cermat adalah orang yang dapat mengendalikan hidupnya karena ia sadar akan perasaan dirinya dan juga sadar 47 akan pikiran serta hal-hal yang dilakukannya. Atwater 1983 menyatakan bahwa jika individu sadar bahwa emosi hanyalah merupakan momentary experience dapat menjadikannya lebih bijaksana dalam mengambil keputusan dan selaras dalam mengungkapkan emosi karena ia sadar bahwa emosinya tidak akan terpaku pada satu keadaan melainkan akan berubah-ubah. Kesadaran diri merupakan prinsip utama dalam penyesuaian diri yang efektif. 2. Pengendalian diri adalah kemampuan mengendalikan emosi diri, mengolah emosi agar dapat terungkap dengan tepat. Orang yang mampu mengendalikan emosi tidak akan terus menerus bergumul dengan perasaan negatif sebab ia mampu keluar dari perasaan dan kegagalan itu. Pengendalian diri bertujuan untuk memperoleh keseimbangan dan keselarasandalam mengungkapkan emosi bukan suppresion atau lepas kontrol. Setiap emosi adalah baik, mempunyai nilai dan makna. Jika tidak dikendalikan atau berkelanjutan akan menjadi patologis, dan jika terlalu ditekan akan menimbulkan perilaku yang explosive dan akan memperparah masalah yang ada Atawter, 1983. Ekspresi verbal yang asertif atau sehat menurut Atwater penting dalam pengendalian emosi. 3. Motivasi diri yaitu kemampuan untuk bertahan dan terus berusaha menemukan berbagai cara untuk mencapai tujuan. Ciri orang yang memiliki kemampuan memotivasi diri adalah ia memiliki kepercayaan diri yang positif, optimis dalam menghadapi keadaan sulit, terampil dan fleksibel dalam menemukan alternatif pemecahan masalah. Goleman 1997 menyatakan bahwa orang yang 48 memiliki keterampilan memotivasi diri cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam segala hal yang dikerjakannya. 4. Empati adalah kemampuan membaca emosi orang lain, kemampuan merasakan perasaan orang lain. Orang yang memiliki empati lebih mampu mengungkapkan sinyal-sinyal sosial tersembunyi. Emosi lebih sering diungkapkan dengan pesan non-verbal daripada verbal. Suatu komunikasi yang baik tidak hanya terletak pada apa yang dikatakan namun juga ditentukan oleh bagaimana orang itu mengatakannya. 5. Keterampilan sosial yaitu kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain, membaca reaksi perasaan orang lain, memimpin, mengorganisasi dan menangani perselishan yang muncul dalam setiap kegiatan manusia Goleman, 1997. Ada empat komponen keterampilan sosial yang dikutip Goleman dari Hatch dan Gardner 1990; a. Mengorgansasi kelompok yaitu keterampilan memprakarsai dan mengkoordinasi dalam upaya mempengaruhi orang lain.; b. Merunding solusi yaitu keterampilan mencegah dan menyelesaikan konflik- konflik yang muncul.; c. Menjalin hubungan pribadi yaitu keterampilan bergaul dengan semua orang, pandai membaca dan merespon dengan tepat perasaan orang lain.; d. Menganalisis sosial yaitu keterampilan mendeteksi perasaan, motif dan keprihatinan orang lain. Selanjutnya Bar-On 1997 menambahkan indikator-indikator untuk meningkatkan kecerdasan emosi yang telah dikemukakan oleh Goleman, yaitu: 1. Perilaku asertif yaitu kemampuan individu untuk mengungkapkan perasaan, keyakinan dan pikiran untuk mempertahankan hak dengan cara yang tidak 49 melanggar hak orang lain. Perilaku ini mencakup tiga komponen dasar: a. Kemampuan mengungkapkan perasaan menerima dan mengungkapkan marah, kehangatan dan perasaan kasih sayang secara tepat; b. Kemampuan mengungkapkan keyakinan dan pikiran secara terbuka mampu memberikan pandangan, ketidaksetujuan, mempunyai pendirian walaupun secara emosional sulit dilakukan dan bahkan harus mengorbankan sesuatu; c. Kemampuan mempertahankan hak pribadi tidak mengijinkan orang lain mengganggu dan merugikan kita. Mampu mengeluarkan perasaan secara langsung tanpa harus menjadi agresif atau kasar. 2. Toleransi terhadap stress yaitu kemampuan untuk bertahan dalam situasi sulit dan penuh masalah. Kemampuan ini didasari oleh: a. Kemampuan memilih tindakan dalam mengatasi stress; b. Optimis terhadap pengalaman baru dan perubahan; c. Perasaan bahwa dapat mengendalikan atau mempengaruhi; dan d. Kemampuan untuk rileks, sabar dan tenang dalam menghadapi kesulitan. 3. Pengendalian impuls yaitu kemampuan menahan atau menunda impuls, dorongan atau godaan untuk bertindak. 4. Optimisme yaitu kemampuan untuk melihat sisi terang dalam kehidupan dan mempertahankan sikap positif walaupun harus menghadapi kesulitan. Optimisme merupakan suatu ukuran pengharapan dalam kehidupan individu.

2.5.3 Alat Ukur Emotional Quotient