40
peneliti menentukan hanya menggunakan item internal dan external locus of control saja. Sehingga item yang peneliti gunakan hanya 16 item. Ada banyak
jenis alat ukur locus of control yang sejauh ini peneliti ketahui, seperti alat ukur locus of control milik Rotter 1996, yaitu Generalized expectancies for internal
versus external control of reinforcement yang berjumlah 13 item yang saling berpasangan. Cara pengerjaan alat ukur milik Rotter memungkinkan kita untuk
memilih salah satu dari setiap pasang item. namun peneliti tidak menggunakan alat ukur locus of control milik Rotter dikarenakan peneliti belum mengetahui
cara penilaiannya dan tidak adanya keterangan mengenai jenis setiap item tersebut. Dengan demikian peneliti memutuskan untuk menggunakan alat ukur
yang dikembangkan oleh Levenson 1981 dengan alasan mudahnya
mengidentifikasi jenis item yang digunakan, model penilaian yang juga menggunakan skala likert, serta kemudahan peneliti dalam mendapatkannya.
2.4. Adversity Quotient
2.4.1. Definisi Adversity Quotient
Menurut Stoltz 2000, teori kecerdasan menghadapi rintangan adalah suatu kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi suatu peluang keberhasilan
mencapai tujuan. Surekha 2001; dalam Wijaya, 2008 menyatakan bahwa adversity adalah
kemampuan berpikir, mengelola dan mengarahkan tindakan yang membentuk suatu pola-pola tanggapan kognitif dan perilaku atas stimulus peristiwa-peristiwa
dalam kehidupan merupakan tantangan dan kesulitan.
41
Adversity merupakan hasil riset penting dari tiga cabang ilmu
pengetahuan, yaitu: psikologi kognitif, psikoneuroimunologi, dan neurofisiologi. Kecerdasan dalam menghadapi rintangan meliputi dua komponen penting dari
setiap konsep praktis, yaitu teori ilmiah dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Stoltz 2000 mengungkapkan bahwa kecerdasan dalam menghadapi rintangan dapat menentukkan siapa yang akan berhasil melampaui harapan-
harapan atas kinerja dan potensi-potensi yang ada.
2.4.2. Bentuk-bentuk Adversity Quotient
Stolz 2000 menyebutkan bahwa terdapat tiga bentuk kecerdasan, yaitu: 1. Kecerdasan dalam menghadapi rintangan adalah suatu kerangka baru dalam
memahami dan meningkatkan semua segi kesuksesan. 2. Kecerdasan dalam menghadapi rintangan mempunyai pengukur untuk
mengetahui respon individu terhadap kesulitan. 3. Kecerdasan dalam menghadapi rintangan merupakan serangkaian peralatan
yang memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki respon individu terhadap kesulitan yang akan mengakibatkan perbaikan efektivitas pribadi dan
profesional individu secara keseluruhan.
2.4.3. Dimensi Adversity Quotient
Menurut Stoltz 2000, kecerdasan dalam menghadapi rintangan individu memiliki empat dimensi, yaitu CO
2
RE control, origin dan ownrship, reach, endurance.
42
a. Control C Dimensi ini ditunjukan untuk mengetahui seberapa banyak kendali yang dapat
kita rasakan terhadap suatu peristiwa yang menimbulkan kesulitan. Hal yang terpenting dari dimensi ini adalah sejauh mana individu dapat merasakan
bahwa kendali tersebut berperan dalam peristiwa yang menimbulkan kesulitan seperti mampu mengendalikan situasi tertentu dan sebagainya.
b. Origin dan Ownership O2 Dimensi ini mempertanyakan siapa atau apa yang menimbulkan kesulitan dan
sejauh mana seseorang menganggap dirinya mempengaruhi dirinya sebagai penyebab dan asal usul kesulitan seperti penyesalan, pengalaman dan
sebagainya. c. Reach R
Dimensi ini mengajukan pertanyaan sejauh mana kesulitan yang dihadapi akan menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan individu seperti hambatan
akibat panik, hambatan akibat malas dan sebagainya. d. Endurance E
Dimensi ketahanan yaitu mempertanyakan dua hal yang berkaitan dengan berapa lama penyebab kesulitan itu akan terus berlangsung dan tanggapan
individu terhadap waktu dalam menyelesaikan masalah seperti waktu bukan masalah, kemampuan menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan sebagainya.
2.4.4. Jenis-jenis Karakteristik Manusia