Analisis Deskriptif HASIL PENELITIAN

93

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Dalam bab empat ini, akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan tersebut meliputi tiga bagian, yaitu analisis deskriptif, uji validitas konstruk dan yang terakhir pengujian hipotesis penelitian.

4.1 Analisis Deskriptif

Pada sub bab yang pertama, akan dideskripsikan tentang populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam hal ini peneliti memiliki data berupa nama siswa, jumlah, dan jurusan serta ijin untuk menyebarkan alat ukur ke setiap kelasnya. Oleh karena itu peneliti menentukan sampel dengan cara probability sampling, dengan stratified random sampling. Artinya teknik ini memungkinkan peneliti memilih semua anggota sampel yang ada dengan mengambil sampel setiap sub kelompok strata yang spesifik akan mewakili jumlah yang cukup mewakili dari populasi. Tabel 4.1 Distribusi populasi penelitian berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin N Persentase Laki-laki 210 29.4 Perempuan 504 70.6 Total 714 100 Dengan demikian peneliti dapat melakukan pemilihan sampel lebih baik mencakup jenis kelamin, kelas, jurusan atau keahlian serta jenis pekerjaan orang 94 tua siswa yang mewakili populasi SMKN 22 Jakarta. Adapun jumlah populasi di SMKN 22 Jakarta dapat dilihat pada tabel 4.1. Populasi siswa SMKN 22 Jakarta berjumlah 714 orang yang terdiri dari 504 70.6 perempuan dan 210 29.4 laki-laki. Data tersebut memperlihatkan bahwa populasi dalam penelitian ini lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan daripada laki-laki. Dari distribusi populasi tersebut kemudian dibandingkan dengan distribusi sampel yang diperoleh, berikut dibawah ini: Tabel 4.2 Distribusi sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin n Persentase Laki-laki 41 22.3 Perempuan 143 77.7 Total 184 100 Responden dalam penelitian ini sebanyak 184 25 orang yang terdiri dari perempuan sebanyak 143 77.7 orang dan laki-laki 41 22.3 orang. Jika dibandingkan dengan distribusi populasi yang ada di halaman sebelumnya, maka dapat dikatakan sampel yang digunakan cukup mewakili populasi siswa SMKN 22 Jakarta. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya perbedaan yang mencolok antara distribusi populasi dan disitribusi sampel. Selanjutnya dalam sub bab ini juga dipaparkan mengenai distribusi populasi penelitian berdasarkan program keahlian atau jurusan . Populasi siswa SMKN 22 Jakarta berdasarkan program keahlian atau jurusan berjumlah 714 orang yang terdiri dari 233 32.7 orang jurusan akutansi, 226 31.7 orang jurusan administrasi perkantoran, 148 orang atau 14.9 orang 95 jurusan pemasaran dan sisanya jurusan teknik komputer jaringan sekitar 107 20.7 orang. Dari data tersebut terlihat bahwa populasi penelitian ini lebih banyak pada program akuntansi dan administrasi perkantoran. Hal tersebut dikarenakan jurusan tersebut masing-masing memiliki dua kelas disetiap tingkatannya sedangkan jurusan lainnya hanya memiliki satu kelas, kecuali di kelas dua jurusan pemasaran yang memiliki dua kelas. Berikut tabel distribusi populasi berdasarkan program keahlian: Tabel 4.3 Distribusi populasi penelitian berdasarkan program keahlian Jurusan N Persentase Akuntansi 233 32.7 Administrasi Perkantoran 226 31.7 Pemasaran 148 20.7 Teknik Komputer Jaringan 107 14.9 Total 714 100 Selanjutnya distribusi populasi tersebut dibandingkan dengan distribusi sampel penelitian yang diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.4 Distribusi sampel penelitian berdasarkan program keahlian Jurusan n Persentase Akuntansi 62 33.7 Administrasi Perkantoran 59 32.1 Pemasaran 33 17.9 Teknik Komputer Jaringan 30 16.3 Total 184 100 96 Responden dalam penelitian ini yang termasuk kedalam program keahlian akuntansi sebanyak 62 33.7 siswa, administrasi perkantoran 59 32.1 siswa, pemasaran 33 17.9 siswa, dan 30 siswa atau sekitar 16.3 masuk kedalam program keahlian teknik komputer jaringan. Dari data tersebut dapat dibandingkan bahwa sampel yang peneliti gunakan cukup mewakili populasi siswa SMKN 22 Jakarta. Hal ini dapat dilihat dengan tidak adanya perbedaan yang mencolok antara distribusi populasi penelitian program keahlian dengan distribusi sampel. Selanjutnya akan dipaparkan pula mengenai distirbusi populasi penelitian berdasarkan tingkatan kelas sebagai berikut: Tabel 4.5 Distribusi populasi penelitian berdasarkan tingkatan kelas Tingkatan kelas N Persentase 1 236 33.1 2 227 31.8 3 251 35.1 Total 714 100 Populasi SMKN 22 Jakarta berdasarkan tingkatan kelas seluruhnya berjumlah 714 siswa yang terdiri dari 236 33.1 siswa kelas 1, 227 31.8 siswa kelas 2, dan siswa kelas 3 sebanyak 251 atau 35.1. Data tersebut menunjukkan bahwa populasi penelitian tersebar merata pada setiap kelasnya. Distribusi populasi tersebut kemudian dibandingkan dengan distribusi sampel penelitian yang diperoleh. Dimana sampel dalam penelitian ini adalah kelas 1 sebanyak 56 30.4 siswa, 55 29.9 siswa kelas 2 dan sisanya sebanyak 73 39.7 siswa adalah kelas 3. 97 Hal tersebut juga menandakan bahwa distribusi sampel penelitian tersebar hampir merata pada setiap kelasnya. Jika dibandingkan dengan distribusi populasi, maka distribusi sampel ini tidak jauh berbeda sehingga dapat dikatakan bahwa sampel yang diambil berdasarkan kelas cukup mewakili populasi siswa SMKN 22 Jakarta. Seperti yang ditunjukkan dalam tabel distribusi sampel berdasarkan tingkatan kelas dalam tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.6 Distribusi sampel penelitian berdasarkan tingkatan kelas Tingkatan kelas n Persentase 1 56 30.4 2 55 29.9 3 73 39.7 Total 184 100 Selanjutnya dipaparkan pula mengenai distribusi sampel penelitian berdasarkan jenis pekerjaan orang tua siswa sebagai berikut: Tabel 4.7 Distribusi sampel penelitian berdasarkan jenis pekerjaan orang tua siswa Jenis pekerjaan orang tua n Persentase Wirausahawani 70 38 Pegawai swasta 47 25.6 P N S 14 7.6 Lain-lainnya 53 28.8 Total 184 100 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa jenis pekerjaan orang tua siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini peneliti kalsifikasikan menjadi empat macam, yaitu wirausahawani sebanyak 70 38 orang, pegawai swasta 98 47 25.6 orang, pegawai negeri sipil 14 7.6 orang, dan lain-lannya seperti; buruh, pekerja serabutan, tukang ojek, dll sebanyak 53 28.8 orang. Hal tersebut menandakan bahwa sampel dalam penelitian ini memiliki jenis pekerjaan orang tua yang berbeda-beda yang berarti memenuhi syarat penelitian. Selanjutnya dipaparkan mengenai uji beda intensi berwirausaha berdasarkan jenis kelamin, program keahlian, tingkatan kelas, dan jenis pekerjaan orang tua pada tabel 4.8 di bawah ini: Tabel 4.8 Uji Beda Intensi berwirausaha Signifikan pada taraf 5 p0,05 Berdasarkan uji beda intensi berwirausah pada klasifikasi jenis kelamin, program keahlian jurusan, tingkatan kelas, dan jenis pekerjaan orang tua siswa di atas, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Klasifikasi uji beda Intensi Berwirausaha Mean N Sig Jenis kelamin Laki-laki 51.9742 41 0.095 Perempuan 49.4340 143 0.095 Program keahlian Akuntansi 47.0068 62 0.000 Administrasi perkantoran 55.2126 33 0.000 Pemasaran 51.0267 59 0.000 Teknik Komputer Jaringan 48.4525 30 0.000 Tingkatan kelas Kelas 1 46.8288 56 0.002 Kelas 2 53.0566 55 0.002 Kelas 3 50.1298 73 0.002 Jenis pekerjaan orang tua siswa Wirausaha 47.5563 70 0.000 Pegawai swasta 53.8718 47 0.000 PNS 55.4314 14 0.000 Lain-lainnya buruh, tukang bangunan, tukang ojek,dll. 48.3594 53 0.000 99

1. Jenis Kelamin

Berdasarkan uji beda yang telah dilakukan didapatkan bahwa siswa laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaannya terhadap intensi berwirausaha. Hal tersebut diketahui melalui mean yang didapatkan untuk jenis kelamin laki-laki sebesar 51.9742 sedangkan siswa berjenis kelamin perempuan meannya adalah 49.4340, dimana perbedaan tersebut tidak begitu jauh. Taraf signifikan yang didapatkan sebesar 0.095 yang artinya nilai probabilitas siginifikan pada taraf 5 lebih besar 0.0950.05. sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin tidak secara siginfikan mempengaruhi intensi berwirausaha.

2. Program keahlian jurusan

Dilihat dari program keahlian atau jurusan yang ada, didapatkan kesimpulan bahwa program keahlian jurusan memiliki perbedaan yang signifikan terhadap intensi berwirausaha. Mean yang didapatkan untuk program keahlian akuntansi sebesar 47.0068, teknik komputer sebesar 48.4525, pemasaran sebesar 51.0167, dan administrasi perkantoran nilai meannya sebesar 55.2126. Taraf signifikan ysng didapatkan sebesar 0.000 0.0000.05. Dalam hal ini dengan melihat nilai meannya adalah program keahlian administrasi perkantoran yang memiliki intensi paling tinggi kemudian dilanjutkan dengan jurusan pemasaran, teknik komputer, dan akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang siginifikan antara program keahlian jurusan terhadap intensi berwirausaha.

3. Tingkatan kelas

Selanjutnya adalah tingkatan kelas. Didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan intensi berwirausaha antara siswa kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 dengan taraf 100 signifikansi sebesar 0.002. Nilai mean yang dihasilkan untuk kelas 1 sebesar 46.8288, kelas 2 sebesar 53.0566 dan kelas 3 sebesar 50.1298 yang berarti kelas 2 memiliki intensi lebih tinggi kemudian kelas 3 dan yang terakhir kelas 1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yang berada di kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 secara siginifikan memiliki perbedaan dalam intensi berwirausaha.

4. Jenis pekerjaan orang tua siswa

Dilihat dari jenis pekerjaan orang tua siswa, maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang memiliki orang tua dengan jenis pekerjaan yang berbeda-beda memiliki perbedaan pula terhadap intensi berwirausaha. Hal tersebut dilihat dari taraf signifikansinya sebesar 0.000 yang artinya nilai probabilitas signifikan pada taraf 5 0.000 0.05. Mean yang didapatkan untuk jenis pekerjaan orang tua siswa adalah berwirausaha sebesar 47.5563, pegawai swasta sebesar 53.8718, PNS sebesar 55.4314 dan pekerjaan lainnya sebesar 48.3594. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang siginifikan antara latar belakang jenis pekerjaan orang tua siswa.

4.2 Uji Hipotesis Penelitian