Definisi Kewirausahaan Kontrol perilaku, yang merupakan dasar bagi pembentukkan kontrol perilaku

22 perilaku. Dalam beberapa penelitian kewirausahaan, kontrol perilaku dioperasionalkan dalam bentuk efikasi diri.

2.1.5. Definisi Kewirausahaan

Kewirausahaan mulai dikenal secara populer pada awal abad ke-18. Pada tahun 1755, seorang Irlandia bernama Richard Cantillon yang berdiam di Perancis merupakan orang yang pertama yang menggunakan istilah “wirausaha” didalam bukunya Essai Sur la Nature du Commerce en Generale terjemahan. Di dalam bukunya tersebut, ia menjelaskan bahwa wirausaha adalah seorang yang menanggung resiko. Pada awalnya, istilah wirausaha merupakan sebutan bagi para pedagang yang membeli barang kemudian menjualnya dengan harga yang tidak pasti. Namun istilah tersebut berkembang seiring perkembangan ilmu pengetahuan. Menurut Schumpeter 1912 wirausaha tidak selalu berarti pedagang atau manajer, tetapi juga seorang unik yang memiliki keberanian dalam mengambil resiko dan memperkenalkan produk-produk inovatif serta teknologi baru ke dalam perekonomian. Sejalan dengan konsep kewirausahaan, Drucker 1994 mendefinisikan kewirausahaan sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Secara luas definisi tersebut dikemukakan oleh Peter Hisrich 1995: 10 dalam Suryana, 2007, yang mengatakan bahwa kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan 23 waktu dan usaha, diikuti penggunaan uang, fisik, resiko, dan kemudian menghasilkan balas jasa berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi. Banyak sekali definisi kewirausahaan karena wirausaha dapat dipandang dari berbagai sudut dan konteks, seperti dari sudut pandang ahli ekonomi, manajemen, pelaku bisnis, psikologi, dan pemodal Suryana, 2007. Namun dalam hal ini, peneliti akan lebih mengacu pada pengertian atau definisi kewirausahaan dalam sudut pandang pelaku bisnis, karena dianggap lebih relevan dengan maksud dan tujuan penelitian ini. Menurut Scarborough dan Zimmerer 1993: 5, mengenai definisi wirausaha: “an entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on those opportunities”. Dalam definisi ini wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengenali peluang dan mengkombinasikan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut. Dun Steinhoff dan John F. Burgess 1993: 35, pengusaha adalah orang yang mengorganisasikan, mengelola, dan berani menanggung risiko sebuah usaha atau perusahaan a person who organizes, manages, and assumes the risk of a business or enterprise is an entrepriner. 24 Menurut Sri Edi Swasono 1978: 38, wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Kewirausahaan juga didefinisikan sebagai nilai yang diperlukan untuk mengembangkan usaha Soeharto Prawiro, dalam Suryana, 1997. Enterpreneurship atau kewirausahaan menurut Suryana 2007 adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Dengan demikian, peneliti memilih teori yang dikemukakan oleh Scarborough dan Zimmerer 1993: 5 bahwa wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengenali peluang dan mengkombinasikan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut. Definisi ini peneliti anggap lebih sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai wirausaha.

2.1.6. Karakteristik Kewirausahaan