belajar matematika adalah tolak ukur keberhasilan yang dicapai siswa dalam belajar matematika dengan tujuan kognitif, yaitu pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Sebelum seorang guru menilai hasil belajar siswa dalam
penguasaan terhadap mata pelajaran yang ditekuninya, guru tersebut sebaiknya mengukur hasil belajar siswa dalam penguasaan pelajaran
tersebut. Kegiatan pengukuran hasil belajar siswa dapat dilakukan antara lain melalui ulangan, ujian, tugas, dan sebagainya.
Dalam proses belajar mengajar guru berusaha semaksimal mungkin agar input yang dalam hal ini berupa mata pelajaran yang
disampaikan dapat diproses di dalam kelas dengan pola-pola tertentu, sehingga outputnya adalah peserta didik mendapatkan pemahaman,
pemecahan, pengertian, dan kemampuan dalam pemecahan masalah, untuk kemudian bila diperlukan dapat diproduksi kembali.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah segala sesuatu yang dicapai dalam proses perubahan tingkah
laku yang dilakukan secara sengaja dan dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan proses perubahan tingkah laku seseorang terjadi secara
bertahap. Dari tahapan tersebut seseorang akan mendapatkan pengalaman yang nantinya akan dijadikan pelajaran dalam mengambil
sebuah keputusan. Dari penambahan pengalaman atau latihan inilah maka perubahan tingkah laku pun terjadi dan sifatnya menetap.
Perubahan yang terjadi merupakan perubahan secara merata, maksudnya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Hasil belajar merupakan salah satu hal yang dijadikan pusat perhatian dalam dunia pendidikan, karena hasil belajar menentukan tingkat
keberhasilan dari proses belajar mengajar.
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain guru, siswa, fasilitas, lingkungan, cara belajar, dan sebagainya. Menurut
Slameto, faktor-faktor tersebut secara global dapat diuraikan dalam dua bagian yaitu:
32
a. Faktor Intern, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa.
Yang termassuk dalam faktor intern adalah: a Faktor jasmani, yaitu kesehatan dan cacat tubuh
b Faktor psikologis, yaitu meliputi intelegenis, perhatian, minat, bakat, kematangan, dan kesiapan.
b. Faktor Ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang termasuk dalam faktor eksternal adalah:
a Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, keadaan ekonomi, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
b Faktor sekolah meliputi metode belajar, kurikulum, keadaan sarana dan prasarana.
c Faktor masyarakat, meliputi keadaan siswa dalam masyarakat dan teman-teman bergaul.
Dari pembahasan yang dikemukakan di atas, salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sarana berupa alat
peraga dalam belajar. Alat peraga merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk membantu aktifitas siswa dalam pencapaian tujuan
belajar. Oleh karena itu banyak alat peraga pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru, hal itu tentunya harus disesuaikan dengan kondisi
siswa dan situasi yang melingkupunya serta materi yang dipelajarinya.
2. Media dan Alat Peraga
Istilah media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah yang berarti “tengah”, perantara atau pengantar.
33
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Menurut Sukirman untuk mengirimkan pesan yang berupa mata pelajaran,
32
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, h. 54
33
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Rajawali Press, 2002, h. 3
guru dapat menggunakan media misalnya berupa gambar, buku, LKS, alat peraga, papan tulis, papan panel, chart, foto, rekaman audio, rekaman
audio visual, televisi dan sebagainya. Sebagaimana yang tertera diatas bahwa media yang digunakan salah
satunya berupa alat peraga. Alat peraga adalah sebuah alat atau perangkat yang digunakan tenaga pendidik guru untuk dapat menyampaikan
informasi yang diberikannya kepada peserta didik agar tepat dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Media pendidikan matematika yang lebih cenderung disebut alat peraga yang penggunaannya dapat didefinisikan sebagai suatu alat peraga
yang penggunaanya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang telah dituangkan dalam garis besar program pengajaran GBPP bidang
studi matematika dan bertujuan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar. Post and Reys memberikan ada beberapa syarat yang harus
dimiliki alat peraga adalah: 1. Pertimbangan secara peadagogik:
a. Member perwujudan kebenaran alat untuk konsep matematika b. Secara jelas menunjukkan konsep matematika
c. Member motivasi bagi siswa. d. Dapat berfaedah banyak
e. Mejadi dasar tumbuhnya konsep berfikir abstrak 2. Pertimbangan karakteristik alat peraga:
a. Tahan lama b. Bentuk dan warna menarik
c. Sederhana dan mudah dikelola d. Ukuran alat yang sesuai seimbang
e. Tidak terlalu mahal.
34
Suherman menyatakan bahwa fungsi alat peraga adalah:
35
1. Proses belajar mengajar termotivasi
34
PPPPT Matematika,, Pembuatan Alat Peraga Sederhana Untuk Pembelajaran matemtaika SD, Yogyakarta: Diknas, 2009, h. 5
35
Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran …, h.203
2. Konsep abstrak matematika tersajikan secara konkret sehingga lebih dapat dipahami
3. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam sekitar bisa lebih dapat dipahami.
4. Konsep-konsep abstrak yang disajikan dalam bentuk konkret sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran alat peraga mempunyai arti penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketiadakjelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan alat peraga sebagai alat untuk memperagakan selain itu juga disebut sebagai perantara.
Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengn bantuan alat peraga.
Alat peraga dapat mewakili apa yang kurang mampu untuk diucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu, bahkan keabstrakan
bahan dapat dikongkritkan dengan kehadiran alat peraga. Dengan demikian, anak didik mudah mencerna bahan pelajaran dengan bantuan
alat peraga. Namun perlu diingat, bahwa peranan alat peraga tidak akan
terlihat penggunaannya jika tidak sejalan dengan isi dan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus
dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan alat peraga. Manakala hal ini diabaikan, maka alat peraga bukan lagi sebagai alat
bantu pengajaran, tetapi juga sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.
Untuk lebih jelasnya kita lihat definisi media menurut para ahli: 1. For
Education and
Communication Technology
AECT, mendefinisikan alat peraga yaitu segala bentuk yang digunakan untuk
suatu proses penyaluran informasi. 2. Education Assosation NEA mendefinisikan sebagai benda yang
dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar