Alat Peraga Dakon secara Umum Dakon atau congklak adalah suatu permainan tradisional yang

Cara memainkannya adalah dengan meletakkan biji-biji dakon satu per satu di lubang dakon sesuai dengan kelipatan atau perkalian faktor. Syaratnya, siswa harus hafal kelipatan dan perkalian. Misalnya, untuk menentukan KPK 2 dan 3, siswa harus meletakkan biji dakon sejumlah kelipatan 2 di lubang-lubang baris pertama sesuai nomor lubang dakon dan kelipatan dua, yaitu 2, 4, 6, 8, dan seterusnya. Saat menjabarkan kelipatan 3, siswa menaruh biji dakon di lubang-lubang baris kedua sesuai nomor lubang dakon dan kelipatan 3, yaitu 3, 6, 9, 12, dan seterusnya. Dari baris lubang pertama dan kedua, siswa bisa menentukan KPK dengan melihat biji dakon yang letaknya satu kolom atau berada pada nomor lubang dakon yang sama. Misalnya, untuk menentukan FPB 12 dan 18, siswa harus meletakkan biji dakon sesuai factor 12 di lubang-lubang baris pertama sesuai nomor lubang dakon dan factor dua belas, yaitu 1, 2, 3, 4, 6,12. Saat menjabarkan factor 18, siswa menaruh biji dakon di lubang- lubang baris kedua sesuai nomor lubang dakon dan factor 18, yaitu 1, 2, 3, 6, 9, 18. Dari baris lubang pertama dan kedua, siswa bisa menentukan FPB dengan melihat biji dakon yang letaknya satu kolom atau berada pada nomor lubang dakon yang sama dan yang terbesar. Siswa dapat menggunakankan dakon dengan cara kompetisi antar kelompok maupun antar perorangan, dengan aturan menggunakan dakon serperti tertera di atas. Misalnya siswa dibagi kepada beberapa kelompok, hal ini dikarenakan terbatasnya alat peraga dakon, dalam satu kelompok terdiri dari 4 empat orang. Kompetisi dibagi dalam dua sesi, sesi pertama siswa dua orang dalam tiap-tiap kelompok, lalu mereka diberikan soal yang berkaitan dengan KPK dan FPB, kelompok yang tercepat dan benar dalam menjawab soal adalah pemenangnya, lalu diambil beberapa kelompok yang tercepat yang akan dikompetisikan dengan sesi kedua. Begitu pula dengan sesi kedua yang tercepat dan benar menjawab soal adalah pemenangnya. Kemudian pemenang sesi pertama dan sesi kedua dikompetisikan, yang tercepat dan benar dalam menjawab soal adalah pemenangnya.

3. Konsep Kelipatan Persekutuan Terkecil KPK dan Faktor Persekutuan Terbesar FPB

Kelipatan suatu bilangan merupakan himpunan bilangan-bilangan asli yang habis oleh bilangan tersebut. Sedangkan Mulyana mengemukakan bahwa suatu bilangan cacah X merupakan kelipatan dari suatu bilangan cacah P, jika X diperoleh dari mengalikan dengan bilangan cacah lainnya. 39 Retnowati mengatakan bahwa: suatu bilangan a dikatakan kelipatan b, jika a merupakan hasil perkalian b dengan bilangan asli. 40 Sebagai contoh himpunan kelipatan 2 adalah {2, 4, 6, 8, 10} himpunan kelipatan dari 4 adalah {4, 8, 14, 16, . . . .}. Kelipatan persekutuan adalah himpunan irisan dari himpunan- himpunan kelipatan. Mulyana mengemukakan himpunan dari semua kelipatan persekutuan dari dua bilangan atau lebih. Heri Retnowati berpendapat bahwa: kelipatan persekutuan adalah kelipatan yang sama- sama dimiliki oleh dua bilangan. Misalnya dari himpunan kelipatan persekutuan 2 dan 4 adalah {4, 8, 12, . . .} dari himpunan itu anggota terkecilnya adalah 4. Dari pernyataan-pernyataan diatas, maka kelipatan persekutuan terkecil KPK adalah anggota terkecil dari himpunan kelipatan persekutuan. Dengan kata lain bahwa KPK adalah bilangan terkecil dari anggota himpunan persekutuan. Faktor suatu bilangan adalah himpunan bilangan-bilangan yang habis membagi bilangan tersebut. Mulyana mengatakan bahwa faktor suatu bilangan adalah semua bilangan asli yang merupakan pembagi atau hasil 39 Mulyana, Rahasia Matematika, Surabaya: Edutama Mulya, 2000, h. 87 40 Heri Retnowati, Matematika Untuk SD kelas IV, Jakarta: Arya Duta, 2008, h. 37 bagibilangan tersebut sehingga hasilnya nol. 41 Retnowati berpendapat bahwa faktor dari suatu bilangan adalah bilangan-bilanga yang dapat membagi habis bilangan tersebut. 42 Misalnya himpunan faktor 12 adalah {1, 2, 3, 4, 6, 12} himpunan faktor 18 adalah {1, 2, 3, 6, 9, 18}. Faktor persekutuan menurut Mulyana adalah faktor yang didapatkan dari faktor-faktor dua bilangan yang diketahui. 43 Maka faktor persekutuan dari 12 dan 18 adalah irisan dari himpunan faktor 12 dan 18 yaitu 1, 2, 3, 6 dimana 6 adalah faktor persekutuan terbesar FPB. Dalam menentukan FPB dan KPK bilangan-bilangan besar dapat dengan menguraikan faktor-faktor primanya. Misalnya faktor prima dari 12 adalah 2 dan 3 karena 12 = 2 x 2 x 3, sedangkan faktor prima dari 18 adalah 2 dan 3 karena 18 = 2 x 3 x 3 KPK dapat dihitung dari 2 x 2 x 3 x 3 = 36 dan FPB dari n dihitung dari 3 x 2 = 6.

4. Hasil penelitian yang relevan

Ada beberapa penelitian yang relevan yang telah dilakukan oleh para peneliti tentang penggunaan metode permainan dalam pembelajaran matematika, diantaranya yaitu: 1. Siti Rachmawati dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh alat peraga papan buletin terhadap hasil belajar matematika. Dari hasil penelitiannya didapat bahwa t tabel = 1,68 dan t hitung = 2,14 jadi t hitung ≥ t tabel , maka terima H a = µ 1 ≥ µ 2 , sehingga dapat disimpulkan bahwa alat peraga berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar matematika. 2. Fathul Hakim dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh alat peraga Papan Cuisinaire terhadap Hasil Belajar perkalian dan pembagian. Dari hasil penelitiannya didapat bahwa t tabel = 1,671 dan t hitung = 1,98 jadi t hitung ≥ t tabel , maka terima H a = µ 1 ≥ µ 2 , sehingga dapat disimpulkan bahwa papan Cuisenaire berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar matematika. 41 Mulyana, Rahasia Matematika …, h. 85 42 Heri Retnowati, Matematika Untuk SD…, h. 39 43 Mulyana, Rahasia Matematika …, h. 85

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Block Dienes Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Perkalian Dan Pembagian (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas Ii Mi Al Hidayah Depok)

3 16 240

Pengaruh penggunaan alat peraga kartu kotif (Koin Positif Negatif) terhadap hasil belajar Matematika Siswa ( Sebuah studi eksperimen di MI Syamsul Huda Ciganjur Jakarta)

1 7 182

Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Dakon Matematika (Dakota) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

23 132 295

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION BERBASIS ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation Berbasis Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Penalaran Matematika Pada Siswa Ke

0 3 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION BERBASIS ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation Berbasis Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Penalaran Matematika Pada Siswa Ke

0 4 20

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA DALAM PENYAMPAIAN MATERI STEREOMETRI TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU Pengaruh Penggunaan Alat Peraga dalam Penyampaian Materi Stereometri terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Daya Serap Siswa (Eksperimen Pembelajaran Matem

0 1 16

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAPPRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Terhadap Prestasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas X SMA Widya Wiyata Semarang Tahun Ajaran 2010 – 2011.

0 2 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA MEQIP SISWA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA MEQIP SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 DAGEN KECAMATAN JATEN TAHUN 2010/2011.

0 0 14

PENGGUNAAN ALAT PERAGA METERAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA.

0 1 11

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DAKON BILANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA ARTIKEL PENELITIAN

0 2 12