e. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
13
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa teori belajar menurut Pieget adalah belajar harus sesuai dengan
perkembangan usia anak dari kecil sampai dewasa, sehingga metode serta alat peraga yang digunakan pun harus sesuai dengan
perkembangan usia dan mental anak didik.
b. Teori Belajar Gestalt Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan
arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt
adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan.
14
Ada delapan prinsip organisasi yang terpenting yaitu :
1. Manusia bereaksi terhadap lingkungan secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga fisik, emosional, sosial dan
sebagainya. 2. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan. Seseorang
belajar jika ia berbuat dan bertindak sesuai dengan apa yang dipelajarinya.
3. Manusia berkembang secara keseluruhan dari sejak masa fetus ssampai masa dewasa. Dalam fase perkembangan manusia
senantiasa lengkap yang berkembang segala aspeknya. 4. Belajar adalah perkembangan ke arah diferensiasi yang lebih luas
5. Belajar hanya akan berhasil jika tercapai kematangan untuk memperoleh pemahaman insight.
6. Belajar tidak mungkin terjadi tanpa adanya kemauan dan motivasi untuk belajar
13
Arie Asnaldi, Teori-Teori Belajar Proses Perubahan Tingkah Laku dan Belajar, diambil dalam http:asnaldi.multiply.comjournalitem5Diakses pada 04 Januari 2011
14
Ahmad Fauzi, , Psikologi Umum, Jakarta: Pustaka Setia, 1999, h. 26
7. Belajar akan berhasil jika ada tujuan yang mengandung arti bagi individu
8. Dalam proses belajar anak itu harus senantiasa merupakan organisme yang aktif, bukan ibarat suatu bejana yang harus diisi.
15
Dari definisi di atas disimpulkan bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh
karena itu, dalam belajar materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta
didik.
c. Pengertian dan Karakteristik Matematika
Istilah Matematika berasal dari kata latin mathematica yang berasal dari bahasa Yunani mathematike, yang
berarti “relating to learning
”. Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang artinya pengetahuan atau ilmu. Perkataan mathematike berkaitan pula
dengan kata mathanein yang mengandung arti belajar berpikir”.
16
E. Lea Tirssih 1972:5 seperti yang dikutip oleh Erman Suherman, secara etimologis matematika berarti ilmu pengetahuan
yang diperoleh dengan bernalar.
17
Dalam kamus besar bahasa indonesia, mathematika diartikan sebagai ilmu tentang bilangan-
bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.
18
Berpijak pada uraian tersebut, menurut Sumardyono 2004:28 secara umum definisi matematika dapat dideskripsikan sebagai berikut,
di antaranya: 1. Matematika
sebagai struktur
yang terorganisir.
Agak berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lain, matematika merupakan suatu bangunan struktur yang terorganisir. Sebagai
15
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan,, …, h. 74
16
Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kotemporer, Jakarta: UPI, 2001, h. 17
17
Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran…, h.16
18
Pusat Bahasa , diambil dalam: http:pusatbahasa.diknas.go.idkkbiindeks.php, diakses pada: 3 Februari 2011
sebuah struktur, ia terdiri atas beberapa komponen, yang meliputi aksiomapostulat, pengertian pangkalprimitif, dan dalilteorema
termasuk di dalamnya lemma teorema pengantarkecil dan corollysifat.
2. Matematika sebagai alat tool. Matematika juga sering dipandang sebagai alat dalam mencari solusi pelbagai masalah dalam
kehidupan sehari-hari. 3. Matematika sebagai pola pikir deduktif. Matematika merupakan
pengetahuan yang memiliki pola pikir deduktif, artinya suatu teori atau pernyataan dalam matematika dapat diterima kebenarannya
apabila telah dibuktikan secara deduktif umum. 4. Matematika sebagai cara bernalar the way of thinking.
Matematika dapat pula dipandang sebagai cara bernalar, paling tidak karena beberapa hal, seperti matematika matematika memuat
cara pembuktian yang sahih valid, rumus-rumus atau aturan yang umum, atau sifat penalaran matematika yang sistematis.
5. Matematika sebagai bahasa artifisial. Simbol merupakan ciri yang paling menonjol dalam matematika. Bahasa matematika adalah
bahasa simbol yang bersifat artifisial, yang baru memiliki arti bila dikenakan pada suatu konteks.
6. Matematika sebagai seni yang kreatif. Penalaran yang logis dan efisien serta perbendaharaan ide-ide dan pola-pola yang kreatif dan
menakjubkan, maka matematika sering pula disebut sebagai seni, khususnya merupakan seni berpikir yang kreatif.
19
Herman Hudojo menyatakan bahwa: “matematika merupakan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol itu tersusun secara hirarkis
dan penalarannya dedukti, sehingga belajar matematika itu merupakan kegiatan mental yang tinggi.”
20
Metode yang digunakan adalah
19
http:masthoni.wordpress.com20090712melihat-kembali-definisi-dan-deskripsi- matematika
20
http:muttaqinhasyim.wordpress.com20090614tujuan-pembelajaran-matematika
eksperimen penalaran induktif dan penalaran deduktif.
21
Penalaran induktif adalah penarikan kesimpulan dari kasus-kasus khusus.
Penalaran deduktif adalah penalaran dari kasus yang umum ke khusus. Pembelajaran matematika adalah proses yang dirancang dengan
tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan siswa melaksanakan kegiatan belajar matematika.
22
Pembelajaran umum matematika, yang dirumuskan oleh National Council of
Teachers Mathematics atau NCTM 2000 menggariskan, peserta didik harus mempelajari matematika melalui pemahaman dan aktif
membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih dan menumbuhkan cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatiif dan
konsisten, serta mengembangkan sikap gigih dan percaya diri sesuai dalam menyelesaikan masalah. Kutipan tersebut menunjukkan bahwa
tujuan pembelajaran matematika tidak sekedar membuat anak pandai menghitung. Lebih dari itu, bertujuan agar anak menjadi kritis, kreatif
dan mempunyai sikap positif. Sedangkan tujuan pembelajaran matematika di sekolah
mengacu kepada fungsi matematika serta kepada tujuan pendidikan nasional bahwa tujuan umum diberikannya matematika pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah meliputi 2 hal, yaitu: a. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan
tingkah keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara
logis, rasional, kritis, cermat, dan jujur.
21
http:muttaqinhasyim.wordpress.com20090614tujuan-pembelajaran-matematika
22
http:syarifartikel.blogspot.com200811pembelajaran-matematika-di-sd.html
b. Mempersiapkan siswa agar menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
mempelajari ilmu pengetahuan.
23
Dalam pembelajaran matematika agar mudah dimengeri oleh siswa proses penalaran induktif dapat dilakukan pada awal
pembelajaran dan kemudian dilanjutkan dengan proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki siswa.
d. Metode Ekspositori
Metode adalah cara, yang fungsinya merupakan untuk mencapai tujuan. Dalam mengjara, seorang pengajar dituntut untuk dapat
memilih metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu pengajar juga harus mengatahui kelebihan dan kelemahan dari masing-
masing metode. Ada beberapa metode mengajar matematika. Salah satunya adalah metode ekspositori.
Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan
konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab
dan penugasan.
24
Metode ekspositori sama seperti metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan terhadap guru sebagai pemberi informasi bahan
pelajaran. Tetapi pada metode ekspositori dominasi guru banyak berkurang karena tidak terus menerus berbicara. Guru berbicara pada
awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal dan pada waktu- waktu yang diperlukan saja.
Pada metode ekspositori siswa belajar lebih aktif dari pada dari pada metode ceramah. Siswa mengerjakan latihan soal sendiri,
23
Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran …, h.56
24
http:sunartombs.wordpress.com20090309pengertian-metode-ekspositori