Instrumen Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN

g Melakukan interpretasi terhadap koefisien korelasi dengan membandingkan dengan table interpretasi. Untuk mengetahui valid tidaknya butir soal, maka r hitung dibandingkan dengan r tabel produc moment dengan  = 0,05. jika r hitung  r tabel, maka soal tersebut dinyatakan tidak valid dan jika r hitung r tabel, maka soal tersebut dinyatakan valid tetap dipertahankan dalam instrumen yang selanjutnya digunakan untuk proses pengolahan data dalam penelitian yang sebenarnya.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas tes dilakukan untuk mengetahui apakah soal itu reliableajeg. Reliabilitas tes berhubungan dengan konsistensi hasil tes. Pengukuran reliabilitas menggunakan rumus Kuder dan Richardson K-R.20: 47 r 11 = Keterangan: r 11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan n = Jumlah butir soal valid St = Standar deviasi dari tes p = Proporsi subyek yang menjawab benar pada butir soal i q = Proporsi subyek yang menjawab salah pada butir soal i  pq = Jumlah hasil perkalian dari p dan q 47 Anas sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009, cet. Ke-6, h. 208 Tabel 4 Interpretasi Tingkat Reabilitas Instrumen Nilaii koefisien Korelasi Interpretasi 0,800 – 0,999 0,600 – 0,799 0,400 – 0,599 0,200 – 0,399 0,200 Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

3. Analisis Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran bertujuan untuk mengidentifikasi soal- soal yang baik. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang atau sukar, digunakan rumus berikut: 48 P = JS B Keterangan : P = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh peserta tes Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka soal tersebut termasuk kategori sukar. Sebaliknya makin besar indeks yang diperoleh, maka soal tersebut termasuk kategori mudah. Kriteria indeks tingkat kesulitan soal tersebut adalah: 49 48 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rieneka Cipta, 1999 h. 182 49 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi..., h. 210 Tabel 5 Interpretasi Nilai P P Interpretasi 0,00 – 0,30 0,30 – 0,70 0,70 – 1,00 Sukar Sedang Mudah

4. Pengujian Daya Pembeda

Pengujian daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal, dalam membedakan siswa pandai dengan yang kurang pandai. Rumus yang digunakan adalah: 50 D = B A B B A A P P J B J B    Keterangan : J = Jumlah peserta tes J A = Banyaknya peserta tes kelompok atas J B = Banyaknya peserta kelompok bawah B A = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B = Banyakna peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P A = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar P B = Proporsi peserta bawah yang menjawab soal dengan benar Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut: 51 50 Daryanto, Evaluasi Pendidikan ..., h. 186 51 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi..., h.. 218 Tabel 6 Interpretasi Nilai D Indeks Diskriminasi Interpretasi 0,00 – 0,19 0,20 – 0,39 0,40 – 0,69 0,70 – 1,00 Kurang baik Cukup Baik Baik sekali

F. Tehnik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sample yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu Uji Liliefors. Adapun cara untuk mencari Uji Normalitas adalah sebagai berikut: 1 Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar 2 Tentukan nilai S X X Z i i   Dengan: Z i = skor baku X i = skor data X = nilai rata-rata S = simpangan baku 3 Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z i Berdasarkan tabel Zi dan disebut dengan FZ i dengan aturan: Jika Z i 0, maka FZ i = 0,5 + nilai tabel Jika Z i 0, maka FZ i = 1 – 0,5 + nilai tabel 4 Selanjutnya hitung proporsi Z 1 , Z 2 ,…, Z n yang lebih kecil atau sama dengan Zi jika proporsi ini dinyatakan oleh SZ, maka: n Z yang Z Banyaknya i 2 1 ,..., ,   n i Z Z Z S 5 Hitunglah selisih FZ i – SZ i kemudian tentukan harga mutlaknya. 6 Ambil nilai terbesar antara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai ini kita namakan L . 7 Memberikan interpretasi, L dengan membandingkannya dengan L t . L t adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis uji liliefors. 8 Mengambil kesimpulan berdasarkan harga L dan L t yang telah didapat. Apabila L L t maka sampel berasal dari distribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Di samping pengujian terhadap normal tidaknya distribusi data pada sampel, perlu kiranya melakukan pengujian terhadap kesamaan beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas dilakukan dua varian, di maksud untuk melihat perbedaan nilai kelompok eksperimen dan kelompok control. Uji homogenitas yang digunakan yaitu Uji Fisher, dengan rumus dan langkah-langkahnya sebagai berikut: F hitung = 2 2 2 1 S S , dimana S 2 =     1 2 2     n n x x n i i Keterangan: F = Homogenitas 2 1 S = Varians terbesar 2 2 S = Varians terkecil Dengan hipotesis : H = sampel berasal dari populasi yang homogen H a = sampel tidak berasal dari populasi yang homogen Kriteria pengujian: Tolak H Jika F tabel F hitung dan terima H untuk kondisi lainnya.

c. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian populasi data yang menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi homogen maka dilakukan uji hipotesis dengan uji t. uji hipotesis ini dilakukan untuk menerima atau menolak hipotesis yang diajukan oleh peneliti sebelumnya. Untuk menguji hipotesis, rumus yang digunakan adalah uji „t‟ atau „t‟ tes. , dimana Keterangan: t = Harga uji statistik = Rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen = Rata-rata hasil belajar matematika kelas kontrol = Jumlah sampel kelas eksperimen. = Jumlah sampel kelas kontrol. = Varians data kelas eksperimen = Varians data kelas kontrol S gab = Nilai deviasi standar gabungan Adapun langkah-langkah dalam melakukan uji statistik menggunakan tes ”t” adalah sebbagai berikut: a Merumuskan hipotesis b Memilih sampel sebagai sumber c Mengadakan uji ”t” dengan rumus yang sudah ditentukan d Melakukan Interpretasi dan kesimpulan dengan membandingkan hasil perhitungan t hit dengan t tab . 2 1 2 1 1 1 n n S X X t g a b        2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1       n n S n S n S gab 1 X 2 X 1 n 2 n 2 1 S 2 2 S

G. Hipotesis Statistik

Adapun kriteria pengujian untuk uji-t ini adalah sebagai berikut: H o : µ 1 µ 2 H a : µ 1 µ 2 Keterangan: H o = Hasil belajar matematika kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol H a = Hasil belajar matematika kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol µ 1 = Nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen µ 2 = Nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Block Dienes Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Perkalian Dan Pembagian (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas Ii Mi Al Hidayah Depok)

3 16 240

Pengaruh penggunaan alat peraga kartu kotif (Koin Positif Negatif) terhadap hasil belajar Matematika Siswa ( Sebuah studi eksperimen di MI Syamsul Huda Ciganjur Jakarta)

1 7 182

Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Dakon Matematika (Dakota) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

23 132 295

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION BERBASIS ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation Berbasis Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Penalaran Matematika Pada Siswa Ke

0 3 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION BERBASIS ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation Berbasis Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Penalaran Matematika Pada Siswa Ke

0 4 20

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA DALAM PENYAMPAIAN MATERI STEREOMETRI TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU Pengaruh Penggunaan Alat Peraga dalam Penyampaian Materi Stereometri terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Daya Serap Siswa (Eksperimen Pembelajaran Matem

0 1 16

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAPPRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Terhadap Prestasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas X SMA Widya Wiyata Semarang Tahun Ajaran 2010 – 2011.

0 2 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA MEQIP SISWA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA MEQIP SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 DAGEN KECAMATAN JATEN TAHUN 2010/2011.

0 0 14

PENGGUNAAN ALAT PERAGA METERAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA.

0 1 11

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DAKON BILANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA ARTIKEL PENELITIAN

0 2 12