Tata Cara Penyelesaian Sengketa Konsumen

a. Warganegara Republik Indonesia b. Berbadan sehat c. Berkelakuan baik d. Tidak pernah dihukum karena kejahatan e. Memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang perlindungan konsumen f. Berusia sekurang – kurangnya 30 tiga puluh tahun 25 Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dibantu oleh Sekretariat. Sekretariat ini terdiri atas Kepala Sekretariat yang disebut dengan Sekretaris dan anggota sekretariat. Pengangkatan dan pemberhentian Sekretaris dan anggota secretariat ditetapkan oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI. Selain menjalan tugas dan fungsi kesekretariatan, Sekretariat Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen juga berfungsi sebagai Panitera baik dalam persidangan maupun di luar persidangan BPSK.

5. Tata Cara Penyelesaian Sengketa Konsumen

Sebagaimana dimaklumi bahwa Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen adalah lembaga non struktural yang diberi tugas dan wewenang untuk menyelesaikan sengketa antara pelaku usaha danatau penyedia jasa dengan konsumen. Setiap konsumen atau ahli waris konsumen yang dirugikan oleh pelaku usaha danatau penyedia jasa, dapat mengajukan permohonan penyelesaian sengketa konsumen kepada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen baik secara tertulis maupun lisan melalui Sekretariat BPSK. 25 Ibid, h. 41 Permohonan penyelesaian sengketa konsumen yang diajukan oleh ahli waris atau kuasanya dilakukan apabila konsumen meninggal dunia, sakit atau telah berusia lanjut sehingga tidak dapat mengajukan pengaduan sendiri baik secara tertulis maupun lisan yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter dan bukti Kartu Tanda Penduduk KTP, serta dinyatakan tidak cakap bertindak dalam hukum sesuai ketnetuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, atau orang asing Warga Negara Asing. Permohonan yang diajukan untuk penyelesaian sengketa konsumen telah diatur dalam pasal 16 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 350MPPKep122001 Tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, yang berbunyi : Permohonan penyelesaian sengketa konsumen secara tertulis harus memuat secara benar dan lengkap mengenai: a. nama dan alamat lengkap konsumen, ahli waris atau kuasanya disertai bukti diri; b. nama dan alamat lengkap pelaku usaha; c. barang atau jasa yang diadukan; d. bukti perolehan bon, faktur, wkitansi dan dokumen bukti lain; e. keterangan tempat, waktu dan tanggal diperoleh barang atau jasa tersebut; f. saksi yang mengetahui barang atau jasa tersebut diperoleh; g. foto-foto barang dan kegiatan pelaksanaan jasa, bila ada. 26 26 Direktorat Pemberdayaan Konsumen Ditjen Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan, Himpunan Peraturan Perlindungan Konsumen Seri Kelembagaan, h.41

6. Majelis dan Panitera