Kota Binjai dan Kabupaten Bogor, terbentuklah Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Pada Kota Tebing Tinggi
Dalam Penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen yang berada di Kota Tebing Tinggi Sumatera
Utara. Oleh karena itu, judul dalam penelitian ini adalah, “Peranan Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK Kota Tebing Tinggi dalam Perlindungan Konsumen di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara
”.
B. Pembatasan Masalah
Dalam hal permasalahan, Bambang Sunggono menyebutkan bahwa : “Permasalahan merupakan kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang
sebenarnya, antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia, antara harapan dengan capaian atau singkatnya antara das sollen dengan das sein
.”
8
Berkenaan dengan defenisi tersebut, maka permasalahan dalam penelitian dibatasi pada peranan
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dalam memberikan perlindungan terhadap konsumen.
8
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005, h. 103
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan Pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut : a.
Bagaimanakah peranan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Tebing Tinggi dalam melakukan perlindungan terhadap hak
– hak konsumen di Kota Tebing Tinggi ?
b. Apa sajakah hambatan yang dihadapi Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
Kota Tebing Tinggi dalam melakukan perlindungan terhadap hak – hak
konsumen di Kota Tebing Tinggi ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitan
Berangkat dari latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui peranan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
BPSK Kota Tebing Tinggi dalam melakukan perlindungan terhadap hak – hak konsumen di Kota Tebing Tinggi.
b. Untuk mengetahui hambatan – hambatan yang dihadapi Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK Kota Tebing Tinggi dalam melakukan perlindungan terhadap hak
– hak konsumen di Kota Tebing Tinggi.
2. Manfaat Penelitian
Sehubungan dengan tujuan penelitian yang dilakukan, maka manfaat dan hasil yang diharapkan dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Untuk Penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
penelitian yang akan dilakukan berikutnya, guna pengembangan hukum perlindungan konsumen
b. Untuk Ilmu Pengetahuan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat merupakan
sumbangan pemikiran terhadap konsep, teori, dan praktek yang lebih baik sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu hukum
bisnis. c.
Untuk Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan rekomendasi kepada Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK dalam rangka proses perlindungan terhadap hak
– hak konsumen.
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif dilakukan dengan kualitatif yang digunakan
untuk mendiskripsikan dengan cara mengeksplorasikan hasil – hasil temuan
dan analisis serta pembahasan data yang diperoleh.
9
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan analisis yuridis empiris. Yuridis empiris adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk menganalisa tentang
sejauh manakah suatu peraturan atau perundang-undangan atau hukum yang sedang berlaku secara efektif, dalam hal ini pendekatan tersebut dapat
digunakan untuk menganalisis secara kualitatif.
10
Oleh karena itu analis yuridis empiris dilakukan untuk menganalisis tentang sejauh mana suatu
peraturan atau perundang-undangan atau hukum berlaku secara efektif dalam masyarakat.
Dengan demikian
Peran Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dalam Perlindungan Konsumen akan dikaji dengan cara menilai dan menganalisis jalannya
proses perlindungan konsumen yang dilakukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dengan sudut pandang yuridis empiris.
3. Sumber Data
Sumber penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan beberapa sumber yaitu :
9
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rinneka Cipta, 2000 h. 138.
10
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : Universitas Indonesia, 2010, Cet. Ketiga, h.52
a. Sumber Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mencakup ketentuan –
ketentuan perundang – undangan yang berlaku dan mempunyai kekuatan
hukum yang mengikat.
11
Bahan hukum primer terdiri dari perundang –
undangan, putusan hakim,dll.
12
Penelitian ini menggunakan sumber hukum primer karna menggunakan peraturan perundang
– undangan UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Peraturan
Kementerian Perdagangan RI, Direktorat Jenderal Standarisasi dan Perlindungan Konsumen, Himpunan Peraturan Perlindungan Konsumen
Seri Kelembagaan. b.
Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder adalah yang memberikan penjelasan mengenai
bahan hukum primer, seperti misalnya hasil penelitian, buku – buku
hukum, skripsi, tesis, disertasi hukum, jurnal,dan lain-lainl.
13
Kegunaan bahan hukum sekunder adalah memberikan kepada peneliti semacam
“petunjuk” kearah mana peneliti melangkah.
14
Seperti buku –buku tentang
Perlindungan Konsumen dan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, dan skripsi yang berkaitan dengan Perlindungan konsumen.
11
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : Universitas Indonesia, 2010, Cet. Ketiga, h.52
12
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta : Kencana, 2010, Cet. Keenam, h.141
13
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, h.52
14
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, h. 155
c. Bahan Hukum Tertier
Bahan hukum tersier adalah bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, contohnya adalah
kamus, wawancara, dan lain-lain.
15
Dalam penelitian ini, untuk melengkapi penelitian maka di gunakan wawancara kepada informan
yang terkait dengan badan Perlindungan Konsumen.
4. Teknik Pengumpulan Data
Sebagaimana telah diuraikan pada bagian pendekatan penelitian, bahwa penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan pendekatan
deskriptif, maka pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik, sebagai berikut :
a. Penelitian Kepustakaan ; Penelitian ini dilakukan dengan cara
mempelajari bahan bacaan berupa buku-buku yang dijadikan referensi dan dokumen yang berkaitan dengan pokok permasalahan penelitian guna
memperoleh teori-teori dan informasi yang dibutuhkan. b.
Penelitian Lapangan ; penelitian ini dilakukan dengan melakukan kunjungan langsung ke lokasi penelitian untuk menemui pihak
– pihak yang terlibat penyelesaian sengketa konsumen pada Badan Penyelesaian
15
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, h.53
Sengketa Konsumen Kota Tebing Tinggi. Penelitian lapangan ini dilakukan dengan teknik
– teknik sebagai berikut : Wawancara, yakni merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
tanya jawab langsung antara peneliti dengan para subjek penelitan. Teknik ini dilakukan dengan panduan seperangkat pedoman
pertanyaan yang terstruktur. Teknik wawancara ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat atau pandangan para aktor yang terlibat
dalam penyelesaian sengketa konsumen pada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Tebing Tinggi.
observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengunjungi langsung lokasi penelitian dalam hal ini melakukan
pengamatan kegiatan – kegiatan yang dilakukan Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen Kota Tebing Tinggi
5. Subjek Penelitian
Melihat luas dan banyaknya jumlah populasi, peneliti merasa perlu melakukan penentuan sampel untuk dijadikan subjek penelitian. Walaupun
populasi adalah Aparatur dan para pihak yang terkait dengan penyelesaian sengketa konsumen, namun populasi tidak homogen secara sempurna. Oleh
karena itu peneliti mengacu kepada pendapat Sumadi Suryabrata, yang menyebutkan bahwa :
“... makin besar sampel yang diambil akan makin tinggi taraf representativeness sampelnya. Ketentuan ini berlaku selama populasinya
tidak homogen secara sempurna. Jika populasinya homogen secara sempurna, besar sampel tidak mempengaruhi taraf representatifnya sampel.
Untuk populasi yang demikian itu sampel cukup kecil saja.”
16
Untuk mendapatkan informan yang berhubungan dengan Peran Badan penyelesaian Sengketa Konsumen dalam Perlindungan Konsumen, maka
digunakan purposive sampling. Menurut S. Nasution, bahwa : “ Sampling purposive dilakukan dengan mengambil orang-orang yang
terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu. Misalnya orang yang mempunyai tingkat pendidikan tertentu,
jabatan tertentu, usia tertentu, yang pernah aktif dalam kegiatan
masyarakat tertentu.”
17
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka Aparatur yang dijadikan informan adalah para Anggota dan Tenaga Sekretariat Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Tebing Tinggi. Dengan demikian subjek penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1
Daftar Subjek Penelitian No.
Subjek Penelian Jumlah
orang
1 2
3
1 Anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
Kota Tebing Tinggi 9
2 Tenaga Sekretariat Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen Kota Tebing Tinggi 4
J u m l a h 13
16
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta : Rajawali , 1983, h. 68
17
S. Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah, Bandung : Jemmars ,1987, h. 76
6. Teknik Pengolahan Data
Dalam Teknik pengolahan data dalam penelitian ini digunakan teknik tabulasi data, dimana seluruh jawaban subjek penelitian dikumpulkan dalam
suatu tabel. Masing – masing jawaban subjek penelitian tersebut
dikelompokkan dengan menampilkan tabel dan prosentase. Hal ini sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto 1985, yang
menjelaskan : “… sebaliknya data kualitatif yang seringkali dikuantitatifkan, diangkakan
sekedar untuk mempermudah penggabungan dua atau lebih data variabel, kemudian sesudah didapat hasil akhir lalu dikualifikasikan… Terhadap data
yang bersifat kualitatif yaitu yang digambarkan dengan kata – kata atau
kalimat, dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Selanjutnya data yang bersifat kuantitatif yang berwujud angka
– angka hasil perhitungan atau pengukuran dapat diproses melalui beberapa cara anatara
lain : a.
dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh prosentase…teknik ini sering disebut dengan deskriptif kualitatif…”
18
Dengan demikian analisa data ini terbatas pada penggambaran, penjelasan dan penguraian secara mendalam dan sistematis tentang keadaan
yang sebenarnya dengan berpedoman pada teori sebelumnya.
7. Metode Analisis Data
Analisis data adalah “proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan .”
19
Oleh karena itu, setelah
18
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta : Rinneka Cipta, 2000, h. 98
19
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta : LP3ES, 1989, h. 103.
data diperoleh dari instrumen penelitian berupa kajian kepustakaan, dan wawancara, maka data - data tersebut terlebih dahulu akan dikelompokkan,
diklasifikasikan, diolah dan dianalisis secara kualitatif. Selanjutnya data yang telah dianalisis secara kualitatif tersebut akan dituangkan dalam bentuk
deskriptif melalui prosedur penalaran deduktif. Dalam hal prosedur penalaran deduktif ini, Bambang Sunggono menyebutkan bahwa :
Pada prosedur deduktif, bertolak dari suatu proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui diyakini dan berakhir pada suatu
kesimpulan pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Pada prosedur ini, kebenaran pangkal merupakan kebenaran ideal yang bersifat
aksiomatik self evident yang esensi kebenarannya sudah tidak perlu dipermasalahkan lagi. Hal ini berarti bahwa pada deduksi setiap proposisi
itu hanya akan dapat dinyatakan sebagai proposisi yang benar kalau ia dapat dirunutkan kembali secara logis atau ditemukan sebagai hasil
penyimpulan dari suatu proposisi asas yang mengandung kebenaran pangkal tersebut. Jadi, tidak akan ada satu proposisi apa pun yang boleh
dianggap benar karena esensinya sendiri kecuali hasil runutan kebenaran pangkal yang sudah harus dianggap self evident dan didudukkan sebagai
asumsi aksiomatik itu.
20
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara ringkas tentang susunan isi laporan hasil penelitian skripsi ini. Adapun sistematika
penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : Bab Pertama,
merupakan Bab Pendahuluan yang berisikan uraian tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah,
Tujuan Dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan
20
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum,, hal. 11.
Sistematika Penulisan. Bab Kedua,
merupakan Bab Tinjauan Kepustakaan yang berisikan uraian tentang Perlindungan Konsumen, Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen, Kerangka Konseptual, dan Tinjauan Review Kajian Terdahulu
Bab Ketiga, merupakan Bab Deskripsi Objek Penelitian yang berisikan uraian
tentang Gambaran Singkat Kota Tebing Tinggi, dan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Tebing Tinggi.
Bab Keempat, merupakan Bab Pembahasan yang berisikan uraian tentang
peranan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Tebing Tinggi dalam melakukan perlindungan terhadap hak
– hak konsumen, dan hambatan yang dihadapi Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen Kota Tebing Tinggi dalam melakukan perlindungan terhadap hak
– hak konsumen,. Bab Kelima,
merupakan Bab Penutup yang berisikan uraian tentang Kesimpulan dan Saran.
16
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Perlindungan Konsumen