3 Bilamana pada persidangan ke II kedua konsumen tidak hadir, maka
gugatannya dinyatakan gugur demi hukum, sebaliknya jika pelaku usaha yang tidak hadir, maka gugatan konsumen dikabulkan oleh Majelis tanpa
kehadiran pelaku usaha.
33
9. Putusan
Dalam hal putusan penyelesaian sengketa dengan cara Konsiliasi atau Mediasi dibuat dalam perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh
konsumen dan pelaku usaha yang bersangkutan. Perjanjian tertulis tersebut dikuatkan dengan Keputusan Majelis yang ditandatangani oleh Ketua dan
anggota Majelis. Keputusan Majelis ini tidak memuat sanksi administratif. Sedangkan hasil penyelesaian sengketa konsumen dengan cara
Arbitrase dibuat dalam bentuk putusan Majelis yang ditandatangani oleh Ketua dan anggota Majelis. Keputusan Majelis ini dapat memuat sanksi
administratif. Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan
Republik Indonesia Nomor : 350MPPKep122001 Tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, dalam pasal
40 disebutkan bahwa putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dapat
berupa:
1 Putusan BPSK dapat berupa :
a. perdamaian;
b. gugatan ditolak; atau
c. gugatan dikabulkan.
33
Ibid., h. 48
2 Dalam hal gugatan dikabulkan, maka dalam amar putusan ditetapkan
kewajiban yang harus dilakukan oleh pelaku usaha. 3
Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 berupa pemenuhan : a.
ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat 2; dan atau b.
sanksi administratif berupa penetapan ganti rugi paling banyak Rp. 200.000.000, dua ratus juta rupiah.
34
Selanjutnya dalam pasal 54 ayat 3 Undang – Undang Nomor 8
Tahun 1999 disebutkan, bahwa : “ putusan majelis bersifat final dan mengikat. “ Hal ini senada dengan bunyi pasal 42 Keputusan Menteri
Perindustrian dan
Perdagangan Republik
Indonesia Nomor
: 350MPPKep122001 Tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen, yang menyatakan :
1 Putusan BPSK merupakan putusan yang final dan telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap. 2
Terhadap putusan BPSK sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dimintakan penetapan eksekusi oleh BPSK kepada Pengadilan Negeri di
tempat konsumen yang dirugikan.
35
Sehubungan uraian – uraian di atas, maka dapatlah dipahami bahwa
penyelesaian sengketa melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa. Bilamana para
pihak telah bersepakat memilih Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen sebagai tempat penyelesaian sengketa, maka para pihak dapat menyepakati
untuk memilih salah satu cara penyelesaian sengketa yang berlaku di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, yaitu cara konsiliasi, atau mediasi atau
34
Ibid., h. 49
35
Ibid., h. 50
arbitrase. Keputusan yang dikeluarkan oleh Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen adalah final dan bersifat mengikat.
Selanjutnya, pemberitahuan putusan kepada pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap perlindungan konsumen dilakukan secara
tertulis dan disampaikan kepada pelaku usaha dengan bukti penerimaan atau bukti pengiriman putusan paling lambat 5 lima hari setelah putusan
ditetapkan. Hal ini secara tegas tertuang dalam pasal 13 Keputusan Menteri Perindustrian
dan Perdagangan
Republik Indonesia
Nomor :
350MPPKep122001 Tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen, yang menyatakan bahwa :
1 Pemberitahuan putusan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf l,
dilakukan secara tertulis dan disampaikan ke alamat pelaku usaha dengan bukti penerimaan atau bunti pengiriman, selambat-lambatnya dalam waktu
5 lima hari kerja terhitung sejak putusan ditetapkan.
2 Pelaku usaha dianggap telah menerima pemberitahuan putusan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 terhitung sejak hari dan tanggal pelaku usaha menandatangani penerimaan surat pemberitahuan putusan.
36
C. Kerangka Konseptual