Majelis dan Panitera Alat Bukti dan Saksi

6. Majelis dan Panitera

Sebagaimana layaknya sebuah persidangan, maka persidangan penyelesaian sengekata konsumen yang akan dilakukan oleh Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen harus dibentuk sebuah Majelis. Hal ini secara tegas diamanatkan dalam pasal 18 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 350MPPKep122001 Tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, yang menyebutkan bahwa : 1 Setiap penyelesaian sengketa konsumen oleh BPSK dilakukan oleh Majelis yang dibentuk berdasarkan Keputusan Ketua BPSK dan dibantu oleh Panitera. 2 Majelis sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 jumlah anggotanya harus ganjil dan paling sedikit 3 tiga orang yang mewakili unsur pemerintah, unsure konsumen dan unsur pelaku usaha yang salah satu anggotanya wajib berpendidikan dan berpengetahuan di bidang hukum. 3 Ketua Majelis ditetapkan dari unsur pemerintah. 27 Dalam membantu majelis melaksanakan persidangan ditetapkan panitera yang berasal dari anggota Sekretariat Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen. Tugas dari panitera tersebut ditetapkan pada pasal 19 ayat 2 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 350MPPKep122001 Tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, yang menyatakan : 2 Tugas Panitera meliputi : a. mencatat jalannya proses penyelesaian sengketa konsumen; b. menyimpan berkas laporan; c. menjaga barang bukti; 27 Ibid., h. 45 d. membantu Majelis menyusun putusan; e. membantu penyampaian putusan kepada konsumen dan pelaku usaha; f. membuat berita acara persidangan; g. membantu Majelis dalam tugas-tugas penyelesaian sengketa konsumen. 28

7. Alat Bukti dan Saksi

Alat bukti merupakan segala sesuatu yang ada hubungannya dengan suatu perbuatan, dimana dengan alat-alat bukti tersebut, dapat dipergunakan sebagai bahan pembuktian guna menimbulkan keyakinan atas kebenaran adanya suatu perbuatan hukum. Dalam proses penyelesaian sengketa konsumen, pembuktian merupakan beban dan tanggung jawab pelaku usaha. Adapun alat bukti dalam penyelesaian sengketa konsumen, telah diatur dalam pasal 21 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 350MPPKep122001 Tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, yang berbunyi : Alat bukti dalam penyelesaian sengketa konsumen berupa : a. barang danatau jasa; b. keterangan para pihak yang bersengketa; c. keterangan saksi danatau saksi ahli; d. surat danatau dokumen; e. bukti-bukti lain yang mendukung. 29 Saksi dalam penyelesaian sengketa konsumen merupakan orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyelesaian sengketa 28 Ibid., h. 45 29 Ibid., h. 45 konsumen. Dalam setiap proses penyelesaian sengketa konsumen dengan cara Konsiliasi atau Mediasi atau Arbitrase, saksi dapat dihadirkan oleh Majelis danatau atas saran atau permintaan para pihak yang bersengketa. Saksi – saksi dapat berupa saksi yang mengetahui secara pasti tentang persegketaan danatau saksi ahli.

8. Tata Cara Persidangan