Teknik Pengumpulan Data Subjek Penelitian

c. Bahan Hukum Tertier Bahan hukum tersier adalah bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, contohnya adalah kamus, wawancara, dan lain-lain. 15 Dalam penelitian ini, untuk melengkapi penelitian maka di gunakan wawancara kepada informan yang terkait dengan badan Perlindungan Konsumen.

4. Teknik Pengumpulan Data

Sebagaimana telah diuraikan pada bagian pendekatan penelitian, bahwa penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan pendekatan deskriptif, maka pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik, sebagai berikut : a. Penelitian Kepustakaan ; Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari bahan bacaan berupa buku-buku yang dijadikan referensi dan dokumen yang berkaitan dengan pokok permasalahan penelitian guna memperoleh teori-teori dan informasi yang dibutuhkan. b. Penelitian Lapangan ; penelitian ini dilakukan dengan melakukan kunjungan langsung ke lokasi penelitian untuk menemui pihak – pihak yang terlibat penyelesaian sengketa konsumen pada Badan Penyelesaian 15 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, h.53 Sengketa Konsumen Kota Tebing Tinggi. Penelitian lapangan ini dilakukan dengan teknik – teknik sebagai berikut :  Wawancara, yakni merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung antara peneliti dengan para subjek penelitan. Teknik ini dilakukan dengan panduan seperangkat pedoman pertanyaan yang terstruktur. Teknik wawancara ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat atau pandangan para aktor yang terlibat dalam penyelesaian sengketa konsumen pada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Tebing Tinggi.  observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengunjungi langsung lokasi penelitian dalam hal ini melakukan pengamatan kegiatan – kegiatan yang dilakukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Tebing Tinggi

5. Subjek Penelitian

Melihat luas dan banyaknya jumlah populasi, peneliti merasa perlu melakukan penentuan sampel untuk dijadikan subjek penelitian. Walaupun populasi adalah Aparatur dan para pihak yang terkait dengan penyelesaian sengketa konsumen, namun populasi tidak homogen secara sempurna. Oleh karena itu peneliti mengacu kepada pendapat Sumadi Suryabrata, yang menyebutkan bahwa : “... makin besar sampel yang diambil akan makin tinggi taraf representativeness sampelnya. Ketentuan ini berlaku selama populasinya tidak homogen secara sempurna. Jika populasinya homogen secara sempurna, besar sampel tidak mempengaruhi taraf representatifnya sampel. Untuk populasi yang demikian itu sampel cukup kecil saja.” 16 Untuk mendapatkan informan yang berhubungan dengan Peran Badan penyelesaian Sengketa Konsumen dalam Perlindungan Konsumen, maka digunakan purposive sampling. Menurut S. Nasution, bahwa : “ Sampling purposive dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu. Misalnya orang yang mempunyai tingkat pendidikan tertentu, jabatan tertentu, usia tertentu, yang pernah aktif dalam kegiatan masyarakat tertentu.” 17 Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka Aparatur yang dijadikan informan adalah para Anggota dan Tenaga Sekretariat Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Tebing Tinggi. Dengan demikian subjek penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1 Daftar Subjek Penelitian No. Subjek Penelian Jumlah orang 1 2 3 1 Anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Tebing Tinggi 9 2 Tenaga Sekretariat Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Tebing Tinggi 4 J u m l a h 13 16 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta : Rajawali , 1983, h. 68 17 S. Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah, Bandung : Jemmars ,1987, h. 76

6. Teknik Pengolahan Data