Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Dalam pasal 1 point 11 Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, disebutkan bahwa, “ Badan Penyelesaian Sengketa Kosumen adalah Badan yang bertugas menangani dan menyel esaikan sengketa antara pelaku usaha dan konsumen.” 15 Selanjutnya dalam penjelasan pasal 1 point 11 Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen disebutkan bahwa “Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen ini dibentuk untuk menangani sengketa konsumen yang efisien, cepat, murah dan professional. ” 16 Adapun sengketa yang diselesaikan melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konseumen adalah kasus – kasus sengketa yang berskala kecil dan bersifat sederhana. Oleh karena itu, Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen atau yang lazim disebut dengan BPSK adalah lembaga non struktural yang mempunyai fungsi menyelesaikan sengketa konsumen di luar pengadilan.

3. Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dibentuk di Daerah Kabupaten atau Kota, dengan kedudukan berada di Ibukota Kabupaten atau Kota. Berdasarkan pasal 3 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 350MPPKep122001 Tentang 15 Direktorat Pemberdayaan Konsumen Ditjen Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan, Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 TentangPerlindungan Konsumen, h. 6 16 Ibid, h. 63 Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen , disebutkan bahwa tugas dan wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen adalah : a. Melaksanakan penanganan dan penyelesaian sengketa konsumen, dengan cara konsiliasi, mediasi, dan arbitrase; b. Memberikan konsultasi perlindungan konsumen; c. Melakukan pengawasan terhadap pencantuman klausula baku; d. Melaporkan kepada penyidik umum apabila terjadi pelanggaran ketentuan dalam undang-undang nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen; e. Menerima pengaduan baik tertulis maupun tidak tertulis, dari konsumen tentang terjadinya pelanggaran terhadap perlindungan konsumen; f. Melakukan penelitian dan pemeriksaan sengketa perlindungan konsumen; g. Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap perlindungan konsumen. h. Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, atau setiap orang yang dianggap mengetahui pelanggaran terhadap undang – undang nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen; i. Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli, atau setiap orang sebagaimana dimaksud pada huruf g dan huruf h, yang tidak bersedia memenuhi panggilan BPSK; j. Mendapatkan, meneliti danatau menilai surat, dokumen, atau alat bukti lain guna penyelidikan danatau pemeriksaan; k. Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak konsumen; l. Memberitahukan putusan kepada pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap perlindungan konsumen; m. Menjatuhkan sanksi administrative kepada pelaku usaha yang melanggar ketentuan undang – undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen; 17 Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dalam menyelesaikan sengketa antara pelaku uhasa danatau penyedia menempuh cara konsiliasi, 17 Direktorat Pemberdayaan Konsumen Ditjen Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan, Himpunan Peraturan Perlindungan Konsumen Seri Kelembagaan, h.41 mediasi, atau arbitrase. Cara penyelesaian tersebut bukanlah merupakan proses penyelesaian sengketa secara berjenjang, akan tetapi cara penyelesaian tersebut dilakukan atas dasar pilihan dan persetujuan para pihak yang bersengketa. Dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 350MPPKep122001 Tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, pada pasal 1 point 9, 10, dan 11, dinyatakan bahwa : 9. konsiliasi adalah proses penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan dengan perantaraan BPSK untuk mempertemukan para pihak yang bersengketa, dan penyelesaiannya diserahkan kepada para pihak. 10. mediasi adalah proses penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan dengan perantaraan BPSK sebagai penasehat dan penyelesaiannya diserahkan kepada para pihak 11. arbitrase adalah proses penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan yang dalam hal ini para pihak yang bersengketa menyerahkan sepenuhnya penyelesaian sengketa kepada BPSK. 18 Selanjutnya dalam memberikan konsultasi perlindungan konsumen, dalam pasal 8 Dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 350MPPKep122001 Tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, disebutkan bahwa : a. konsultasi tentang pelaksanaan hak dan kewajiban konsumen untuk menuntut ganti rugi sehubungan dengan penggunaan atau pemanfaatan barang danatau jasa yang merugikan konsumen. b. Koordinasi tentang upaya untuk memperoleh pembelaan dalam penyelesaian sengketa konsumen. 18 Ibid., h. 40 c. Konsultasi tentang pelaksanaan hak dan kewajiban pelaku usaha yang berkaitan dengan perlindungan konsumen. d. Konsultasi tentang bentuk dan tata cara penyelesaian sengketa konsumen di BPSK. e. Konsultasi tentang pelaksanaan perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan konsumen. f. Hal – hal lain yang berhubungan dengan perlindungan konsumen. 19 Terkait dengan pengawasan terhadap pencantuman klausula baku, Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 350MPPKep122001 Tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, pada pasal 9 menyebutkan bahwa : 1 Pengawasan terhadap pencantuman klausula baku, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, dilakukan oleh BPSK dengan atau tanpa pengaduan dari konsumen. 2 Hasil pengawasan pencantuman klausula baku sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 yang membuktikan adanya pelanggaran terhadap larangan pencantuman klausula baku di dalam Undang- undang Perlindungan Konsumen, diberitahukan secara tertulis kepada pelaku usaha sebagai peringatan. 3 Peringkatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dilakukan 3 tiga kali berturut-turut dengan tenggang waktu untuk masing- masing peringatan 1satu bulan. 4 Bilamana pelaku usaha tidak mengindahkan peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat 3, maka BPSK melaporkan kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang Perlindungan Konsumen untuk dilakukan penyidikan dan proses penuntutan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. 20 Selanjutnya, tugas dan wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen yang menyangkut penelitian dan pemeriksaan sengketa konsumen, meliputi penelitian, penilaian dan penyelidikan untuk menegetahui dan 19 Ibid., h. 42 20 Ibid., h. 42 meyakini adanya pelanggaran terhadap UU Perlindungan Konsumen dalam rangka penyelesaian sengketa konsumen. Hal sejalan dengan amanat pasal 10 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 350MPPKep122001 Tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, menyebutkan bahwa : Penelitian dan pemeriksaan sengketa konsumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf f, meliputi : a. penelitian dan pemeriksaan trhadap bukti surat, dokumen, bukti barang, hasil uji laboratorium, dan bukti lain yang diajukan baik oleh konsumen maupun oleh pelaku usaha; b. pemeriksaan terhadap konsumen, pelaku usaha, saksi dan saksi ahli atau terhadap orang lain yang mengetahui adanya pelanggaran terhadap ketentuan Undang-undang Perlindungan Konsumen. 21 Dalam tugas dan kewenangan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen yang menyangkut putusan dan penetapan ada atau tidaknya ganti rugi di pihak konsumen, maka putusan dan penetapan tersebut meliputi ganti rugi atas kerusakan, pencemaran danatau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang danatau memanfaatkan jasa. Dalam pasal 12 ayat 2 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 350MPPKep122001 Tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, dinyatakan bahwa : 2 Ganti rugi atas kerugian sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dapat berupa : a. pengembalian uang; b. penggantian barang danatau jasa yang sejenis atau setara nilainya; atau 21 Ibid., h. 43 c. perawatan kesehatan danatau pemberian santunan. 22

4. Keanggotaan dan Sekretariat Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen