23
diri individu yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Penelitian ini di titik beratkan pada motivasi belajar dari mahasiswa. Dengan berbagai definisi tentang motivasi di atas, maka
motivasi belajar pada mahasiswa dapat di identifikasikan sebagai suatu
keadaan dalam
diri mahasiswa
yang mendorong
dan mengarahkan perilakunya kepada tujuan yang ingin dicapainya dalam
mengikuti pendidikan tinggi.
2. Jenis-Jenis Motivasi Belajar
Dalam pembicaraan soal jenis motivasi belajar, akan dibahas dari dua sudut pandang menurut Azhari 1996: 75, yaitu:
a. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari
dalam diri mahasiswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Dalam hal ini motivasi intrinsik adalah motivasi yang
timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya: ingin memahami suatu konsep, ingin
memperoleh pengetahuan dan sebagainya. Terdapat dua jenis motivasi intrinsik, yaitu:
24
1 Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal. Dalam pandangan ini, individu ingin percaya bahwa
mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Minat intrinsik
individu akan meningkat jika mereka mempunyai pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas
pembelajaran mereka. 2 Motivasi
intrinsik berdasarkan
pengalaman optimal.
Pengalaman optimal kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu
aktivitas serta terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah.
b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari
luar individu yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak
secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, Misalnya mahasiswa rajin menghadiri kuliah untuk memperoleh pujian dan hadiah,
peraturan atau tata tertib kampus, suri tauladan orang tua, dosen dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat
mendorong mahasiswa untuk belajar. Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik
dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting,
25
karena kemungkinan besar keadaan mahasiswa itu dinamis berubah- ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses
belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi mahasiswa sehingga mahasiswa tidak bersemangat dalam melakukan proses belajar
mengajar baik di sekolah maupun di rumah. Bahwa setiap mahasiswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka motivasi ekstrinsik
sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat. Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik
intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, mahasiswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif sehingga
dapat mengarahkan dan memelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan belajar.
3. Aspek-Aspek Motivasi Belajar
Motivasi dapat terbentuk dari berbagai indikator atau aspek- aspek. Adapun menurut Houston 1985: 6-7
terdapat empat aspek senagai pembentuk motivasi, yaitu:
a. Initiation
“ Motivation factors initiate behavior Houston, 1985: 6.”
Maksudnya adalah motivasi sebagai permulaan tingkah laku. Sebagai contohnya adalah apa yang mendorong individu yang pada mulanya
diam lalu tiba-tiba bergerak bahkan berlari. Seperti paparan Houston yang menjelaskan melalui pengamatannya sebagai berikut:
26
“ If we see a duck lying down to a meadow and suddenly the
animal stands up and begins to walk, or quick, or both, we say “Aha, Motivation at work.” We may not know the exact nature of that
motivation but we are pretty sure it is operating. So when we see an animal shift from the absence of an activity to the performance of that
activity, we say motivation is be involved Houston, 1985: 6.”
Dari paparan di atas dijelaskan tentang alasan individu yang melakukan suatu perbuatan yang didasari oleh adanya motif yang
mendasarinya, walaupun belum mengetahui sifat dasar dari motivasi akan tetapi semua ada hubungannya. Jadi saat individu yang awal
mulanya diam lalu melakukan perbuatan aktivitas, dapat dikatakan bahwa ini adalah motivasi.
b. Direction
“ Motivation direct behavior and also initiates it. We certainly
would not seek a darkened, quiet room. Thus motivation gets us up and going, it energizes us, and defines the direction or nature of the
resulting behavior Houston, 1985: 6.”
Motivasi mengarahkan tingkah laku dan juga mengawalinya. Sebagai contoh bahwa yang terjadi pada individu yang tidak menyukai
kegelapan atau ruangan yang sepi. Jadi motivasi bergerak untuk mencari pemecahannya, memberi energi dan menjelaskan arah
perbuatan. Jadi kecenderungan individu untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkannya dipengaruhi oleh motivasi.
c. Intensity
“ Psychologists point out that motivational factor often
determined the intensity of behavior as well s its initation and direction. As we see in upcoming chapter, te strength of a motives has