Aspek-Aspek Efikasi Diri Efikasi Diri Self-Efficacy

43 dimensi tersebut akan dijadikan acuan dalam pembuatan skala efikasi diri.

3. Faktor yang Memengaruhi Self Efficacy

Bandura 1986: 433-438 menyatakan bahwa faktor–faktor yang dapat mempengaruhi self-efficacy pada diri individu antara lain : a budaya Budaya memengaruhi self efficacy melalui nilai, kepercayaan dan proses pengaturan diri yang berfungsi sebagai sumber penilaian self efficacy dan sebagai konsekuensi dari keyakinan akan self efficacy. b Sifat dari tugas yang dihadapi Semakin kompleks tugas atau rintangan yang dihadapi oleh mahasiswa maka akan semakin rendah mahasiswa menilai kemampuannya, begitupun sebaliknya apabila tugas tersebut semakin ringan akan memberikan keyakinan yang tinggi kepada individu untuk dapat melaksanakannya. c Intensif eksternal Intensif yang diberikan oleh orang lain yang merefleksikan keberhasilan seseorang akan berpengaruh terhadap efikasi diri individu tersebut. 44 d Status atau peran individu dalam lingkungan Status atau peran individu dalam lingkungan dan informasi tentang kemampuan diri juga ikut andil dalam mempengaruhi self efficacy. Individu yang aktif dalam organisasi cenderung terbiasa dengan rintangan dan kendala sehingga memiliki tingkat self- efficacy tinggi. Jadi tinggi atau rendahnya efikasi diri yang dikombinasikan dengan lingkungan yang responsif atau tidak responsif, akan menghasilkan empat kemungkinan prediksi tingkah laku yang dapat di lihat pada tabel 2. pada halaman 49. Maksud dari tabel 2. adalah bagi mahasiswa yang memiliki tingkat efikasi diri yang tinggi memiliki kecenderungan responsif peka terhadap lingkungan di sekitarnya, dalam melaksanakan suatu tugas dia akan memiliki kepercayaan diri untuk mengerjakannya sendiri dan yakin akan lemampuan yang dimilikinya. Di sisi lain juga terdapat mahasiswa yang memiliki tingkat efikasi diri yang tinggi akan tetapi memiliki kecenderungan kurang peka responsif terhadap lingkungannya. Dalam hal ini mahasiswa tersebut memiliki kecenderungan untuk melawan arus sosial, maksudnya berusaha keras mengubah lingkungan menjadi responsif, melakukan protes, aktivitas sosial, bahkan memaksakan perubahan terhadap sistem yang menurutnya salah. Contohnya 45 sering terjadi pada mahasiswa yang melakukan protes dan demonstrasi karena merasa kurang puas dengan sistem pemerintahan. Tabel 2. Kombinasi Efikasi dengan Lingkungan sebagai Prediktor Tingkah laku Efikasi Lingkungan Prediksi hasil tingkah laku Tinggi Responsif Sukses, melaksanakan tugas yang sesuai dengan Kemampuannya Rendah Tidak Responsif Depresi, melihat orang lain sukses pada tugas yang dianggapnya sulit Tinggi Tidak Responsif Berusaha keras mengubah lingkungan menjadi responsif, melakukan protes, aktivitas sosial, bahkan memaksakan perubahan Rendah Responsif Orang menjadi apatis, pasrah, merasa tidak mampu Dikutip dari Alwisol, 2008: 290 Dari sudut pandang lain juga terdapat mahasiswa yang memiliki tingkat efikasi diri yang rendah sehingga dia tidak responsif terhadap lingkungan disekitarnya. Ada kecenderungan bahwa mahasiswa tersebut tidak mempunyai kepercayaan diri untuk dapat mengerjakan suatu tugas, bahkan dia depresi saat melihat orang lain dapat melaksanakan tugas tersebut dan dia menganggap tugas tersebut adalah sulit dan jauh dari batas kemampuan yang dimilikinya. Di sisi lain juga terdapat mahasiswa yang memiliki tingkat efikasi diri yang rendah, namun dia peka responsif terhadap 46 aktivitas lingkungan. Namun dalam lingkungan pergaulan, mahasiswa tersebut memiliki sifat menjadi apatis, pasrah, merasa tidak mampu dalam menyelesaikan suatu tugas sehingga dia kurang dia kurang mendapat respon positif dari teman-temannya dan cenderung menjadi kelompok minoritas dalam lingkungan tersebut. f informasi tentang kemampuan diri. Individu akan memiliki self-efficacy tinggi jika ia memperoleh informasi positif mengenai dirinya, sementara individu akan memiliki self-efficacy yang rendah, jika ia memperoleh informasi negatif mengenai dirinya. Lebih jauh lagi Bandura Alwisol, 2006: 288-290 menspesifikkan faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri menjadi empat faktor penting yang digunakan individu dalam membentuk efikasi diri atau sering disebut dengan sumber-sumber efikasi diri, yaitu : a. Pengalaman Masa Lalu Mastery experience Adalah prestasi yang pernah dicapai pada masa lalu. Sebagai sumber, performansi masa lalu menjadi pengubah efikasi diri yang paling kuat pengaruhnya. Prestasi yang bagus meningkatkan ekspektasi efikasi, sedangkan kegagalan menurunkan ekspektasi efikasi diri. Mencapai keberhasilan akan mencapai dampak efikasi yang berbeda-beda, tergantung proses pencapaiannya: