26
“ If we see a duck lying down to a meadow and suddenly the
animal stands up and begins to walk, or quick, or both, we say “Aha, Motivation at work.” We may not know the exact nature of that
motivation but we are pretty sure it is operating. So when we see an animal shift from the absence of an activity to the performance of that
activity, we say motivation is be involved Houston, 1985: 6.”
Dari paparan di atas dijelaskan tentang alasan individu yang melakukan suatu perbuatan yang didasari oleh adanya motif yang
mendasarinya, walaupun belum mengetahui sifat dasar dari motivasi akan tetapi semua ada hubungannya. Jadi saat individu yang awal
mulanya diam lalu melakukan perbuatan aktivitas, dapat dikatakan bahwa ini adalah motivasi.
b. Direction
“ Motivation direct behavior and also initiates it. We certainly
would not seek a darkened, quiet room. Thus motivation gets us up and going, it energizes us, and defines the direction or nature of the
resulting behavior Houston, 1985: 6.”
Motivasi mengarahkan tingkah laku dan juga mengawalinya. Sebagai contoh bahwa yang terjadi pada individu yang tidak menyukai
kegelapan atau ruangan yang sepi. Jadi motivasi bergerak untuk mencari pemecahannya, memberi energi dan menjelaskan arah
perbuatan. Jadi kecenderungan individu untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkannya dipengaruhi oleh motivasi.
c. Intensity
“ Psychologists point out that motivational factor often
determined the intensity of behavior as well s its initation and direction. As we see in upcoming chapter, te strength of a motives has
27
important, and sometimes surprising and unexpected, effect and behavior Houston, 1985: 6.”
Maksud dari kalimat di atas bahwa motivasi sering kali menentukan intensitas dari tingkah laku seperti mengawalinya dan
mengarahkan. Kejadian saat individu melihat hal yang akan datang telah terprediksi, alasan penting yang kuat dan sering kali membuat
individu terkejut dan tak terduga akan mempengaruhi tingkah laku. Sebagai contoh adalah individu yang mengendarai mobil dan
mengurangi kecepatan serta cenderung untuk berhati-hati karena pernah mengalami pengalaman traumatis saat berkendara. Contoh lain
adalah individu yang takut saat bertemu anjing karena anjing tersebut menyalak. Jadi suatu suatu kejadian yang tak terduga atau pun telah
terprediksi akan mempengaruhi tingkah laku individu.
d. Persistence
Houston mengatakan “Closely tied to the proceeding elements is the fact that the persistence of behavior is also determined by
motivational factors Houston, 1985: 6.” Inti dari paparan tersebut adalah berupa individu yang mempunyai sebuah keinginan maka
cenderung teguh dalam berusaha untuk mencapai suatu tujuan tersebut. Lebih jauh lagi Houston menjelaskan:
How long we keep at a particular is linked to our motives. If we want success we may work steadily for years in the pursuit of
achievement. On the other hand, if we are not particularly achievement oriented, or if our desire for achievements wanes, we
may give up quite soon Houston, 1985: 6.”
28
. Maksudnya adalah bagaimana cara individu untuk memenuhi
fakta-fakta yang berhubungan dengan motif tujuan. Sebagai contoh adalah apabila individu menginginkan untuk sukses maka cenderung
bekerja dengan giat untuk mencapai prestasi. Di sisi lain, apabila individu tidak memiliki hasrat untuk berprestasi, maka cenderung
untuk diam saja. Jadi tujuan yang ingin dicapai oleh individu akan membuat
individu cenderung
teguh dalam
berusaha untuk
mendapatkannya dan hal ini merupakan faktor motivasi. Berdasarkan teori yang dipaparkan oleh Houston, bahwa
motivasi akan
muncul apabila
terdapat motif alasan
yang melatarbelakanginya. Jadi dalam hai ini motif tersebut adalah suatu
tujuan yang ingin dicapai oleh individu sehingga akan muncul motivasi, untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada gambar 1.
dibawah ini:
Initation
Individu Motivasi
Directio Intensity
Motif Tujuan
Persistenc
Gambar 1. Konstruksi Motivasi Berdasarkan Teori Houston