Self-efficacy Pengaruh Secara Parsial

126

D. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis mayor penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara motivasi belajar dan self-efficacy terhadap kematangan karir pada mahasiswa Program Studi Kimia UNY Angkatan Tahun 2009, dengan harga garis regresi sebesar 24,081 dan p = 0,000. Sumbangan efektif motivasi belajar dan efikasi diri secara keseluruhan terhadap kematangan karir R 2 sebesar 0,251. Hal ini membuktikan bahwa motivasi belajar dan efikasi diri mempengaruhi variabel kematangan karir sekitar 25,1 dari keseluruhan faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap kematangan karir antara lain keluarga, latar belakang sosial ekonomi, inteligensi dan bakat khusus, minat karir, dan kepribadian Seligman, 1994:38. Terbuktinya hipotesis dalam penelitian ini didukung oleh Super Winkel dan Hastuti, 2007: 632 yang berpendapat bahwa pada masa mahasiswa telah memasuki tahap eksplorasi karir dimana pada tahap ini mahasiswa sudah mulai memikirkan tentang pilihan karir yang akan dijalani setelah lulus nanti. Masa ini dimulai dengan memilih jurusan di perguruan tinggi, dan jurusan tersebut tentu saja harus sesuai minat dan bakat yang dimilikinya. Selanjutnya individu mulai menyadari bahwa dirinya harus membuat pilihan pendidikan dan karir, serta mempersiapkan diri untuk membuat pilihan tersebut. 127 Selain itu pada tahap ini individu mulai melakukan usaha untuk memperoleh informasi mengenai dunia kerja umumnya dan untuk memilih salah satu bidang pekerjaan khususnya. Hasil penelitian ini membuktikan adanya pengaruh positif yang sangat signifikan motivasi belajar terhadap kematangan karir pada pada mahasiswa Program Studi Kimia UNY Angkatan Tahun 2009 hipotesis minor 1 diterima, jadi perubahan yang diberikan bersifat searah, bila motivasi belajar meningkat akan mendorong peningkatan kematangan karir, dan sebaliknya bila motivasi belajar menurun dapat menurunkan kematangan karir. Sumbangan efektif motivasi belajar terhadap kematangan karir sebesar 0,070 sehingga membuktikan bahwa motivasi belajar mempengaruhi variabel kematangan karir sekitar 7,0 . Hasil temuan di atas sejalan dengan pendapat Djaali 2007: 101 yang menyebutkan bahwa apabila seseorang mahasiswa telah memiliki motivasi belajar maka dia akan termotivasi untuk mencapai tujuan tersebut. Jadi seorang mahasiswa akan termotivasi untuk belajar dengan keras dan giat dengan tujuan untuk bisa berprestasi dan bisa cepat lulus kuliah untuk segera berkarir sesuai dengan yang diidamkannya. Begitu pun sebaliknya, mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan disekitarnya, hal ini dapat membuat seseorang memilih karir yang kurang tepat untuk dirinya karena mereka memilih karir