41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Berdasarkan hubungan antar variabel terhadap objek yang diteliti maka penelitian ini bersifat sebab dan akibat atau kausal. Penelitian kausal
adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan sebab akibat terhadap variabel
lainnya. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini.
Pendekatan kuantitatif yaitu metode mengolah data untuk menggambarkan keadaan perusahaan yang kemudian dilakukan analisis berdasarkan data yang
ada. Penelitian ini merupakan penelitian tentang sesuatu atau peristiwa yang telah terjadi tanpa ada manipulasi langsung terhadap variabel atau tanpa
menciptakan kondisi tertentu.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Mirota Kampus Yogyakarta yang beralamat di Jl C. Simanjuntak No. 70 Yogyakarta 55233. Waktu penelitian
ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai Juni 2015.
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Operasionalisasi variabel merupakan batasan-batasan yang dipakai untuk menghindari interpretasi berbeda dari variabel yang dipakai. Terdapat
dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel independen bebas yang selanjutnya dinyatakan sebagai X dan variabel dependen terikat
yang dinyatakan sebagai Y. 1. Variabel Dependen
Variabel dependen terikat yang terkait dalam pembahasan ini adalah kepuasan kerja yang merupakan kondisi emosional karyawan PT. Mirota
Kampus Yogyakarta menyangkut bagiamana mereka memandang pekerjaannya.
Menurut Celluci dan De Vries dalam Mariam 2009 mengemukakan indikator kepuasan kerja adalah sebagai berikut:
1 Gaji Balas jasa dalam bentuk uang dan tunjangan yang diterima
karyawan PT. Mirota Kampus Yogyakarta sebagai konsekuensi karena telah memberikan konstribusi dalam mencapai tujuan
perusahaan. 2 Promosi
Kegiatan pemindahan karyawan PT. Mirota Kampus Yogyakarta dari satu jabatan atau tempat kepada jabatan atau tempat lain yang
lebih tinggi serta diikuti oleh tugas, tanggungjawab, dan wewenang yang lebih tinggi dari jabatan yang diduduki sebelumnya.