Penyakit Berbasis Lingkungan Karakteristik Responden

terang sehingga tidak dapat dipergunakan untuk membaca dengan normal yaitu 31 rumah 51,67. 2. Sarana Sanitasi Pada umumnya rumah telah memiliki sarana air bersih yang tergolong dalam kategori milik sendiri dan memenuhi standar kesehatan yaitu 52 rumah 86,67. Sebagian besar rumah telah memiliki jamban leher angsa dan septic tank yaitu 39 rumah 65. Seluruh rumah tidak memiliki saluran pembuangan air limbah, dan pada umumnya rumah tidak memiliki sarana pembuangan sampah yaitu 55 rumah 91,67. 3. Perilaku Penghuni Berdasarkan kegiatan observasi penelitian yang dilakukan di Desa Sihonongan didapat hasil penilaian bahwa lebih banyak penghuni rumah yang membuka jendela kamar setiap hari yaitu 30 rumah 50. Sebagian besar penghuni rumah membuka jendela ruang keluarga setiap hari yaitu 45 rumah 75. Sebagian kecil penghuni rumah membersihkan halaman rumah kadang- kadang yaitu 34 rumah 43,33, lebih banyak penghuni rumah yang membuang tinja balita ke jamban setiap hari yaitu 32 rumah 53,33, dan pada umumnya penghuni rumah membuang sampah secara sembarangan, ke kebun, atau langsung dibakar yaitu 56 rumah 93,33.

4.4 Penyakit Berbasis Lingkungan

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Paranginan, penyakit berbasis lingkungan yang tertinggi berdasarkan jumlah kunjungan di Desa Sihonongan adalah ISPA, diare, dan penyakit kulit. Pada bulan Maret sampai Universitas Sumatera Utara dengan Juni 2016, terdapat 47 kasus ISPA, 19 kasus diare, dan 17 kasus penyakit kulit. Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden dari sampel penelitian yaitu balita yang terdiri dari 33 laki-laki dan 27 perempuan di Desa Sihonongan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan didapat hasil sebagai berikut: Tabel 4.3 Riwayat Keluhan Penyakit Berbasis Lingkungan Pada Balita Keluhan Jumlah Balita Persentasi Perut mulas, frekuensi BAB meningkat, dan konsistensi tinja yang lembek atau encer selama kurang dari 14 hari. 5 8,33 Batuk dan pilek yang berlangsung selama kurang lebih 14 hari. 11 18,33 Ruam, kemerahan dan gatal pada kulit 6 10 Tidak ada riwayat penyakit 38 63,33 Jumlah 60 100 Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sebagian besar balita tidak memiliki keluhan penyakit, yaitu 38 orang 63,33, sedangkan yang memiliki keluhan penyakit sebanyak 22 orang 36,67. Universitas Sumatera Utara BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian, pendidikan terakhir responden yang ditamatkan lebih banyak pada tingkat SMP yaitu 32 orang 53,3. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden masih tergolong rendah. Tingkat pendidikan yang masih rendah mungkin disebabkan oleh penghasilan keluarga yang masih rendah dan tidak mencukupi karena pada umumnya masyarakat Desa Sihonongan bekerja sebagai petani. Kondisi ini membuat akses masyarakat terhadap pendidikan menjadi sulit untuk dijangkau. Jenis pekerjaan dan keadaan ekonomi penting dalam meningkatkan status kesehatan keluarga. Tingkat pendapatan yang baik memungkinkan anggota keluarga untuk memperoleh yang lebih baik, misalnya di bidang pendidikan dan kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dapat mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat. Tingkat pendidikan yang lebih baik memungkinkan seseorang dapat menyerap informasi lebih baik dan juga dapat berpikir secara rasional dalam menanggapi setiap masalah yang dihadapi, termasuk masalah kesehatan. Tingkat pendidikan seseorang akan memiliki andil besar dalam pola pikir dan masalah kesehatan. Tingkat pendidikan juga menentukan pengetahuan terhadap sesuatu khususnya pengetahuan tentang kondisi lingkungan dalam penanganan keluhan penyakit. Universitas Sumatera Utara

5.2 Deskripsi Kondisi Rumah Tinggal