3.5 Metode Pengumpulan Data
3.5.1 Data Primer
Untuk penelitian ini digunakan beberapa metode pengumpulan data, antara lain:
a. Kuesioner Kuesioner merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun
secara sistematis. Peneliti melakukan wawancara dengan responden dan mengisi kuesioner yang telah disusun sebelumnya.
b. Observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh melalui kegiatan observasi ke rumah-rumah penduduk yang memiliki balita yang
dijadikan sampel penelitian. Observasi dilaksanakan berdasarkan pedoman teknis penilaian rumah sehat yang dibuat oleh Depkes 2007.
3.5.2 Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan jumlah kasus penyakit berbasis lingkungan di wilayah kecamatan Paranginan yang diperoleh dari laporan
21 penyakit terbesar di Puskesmas Paranginan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan.
3.6 Variabel dan Definisi Operasional
3.6.1 Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah komponen rumah langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga, ventilasi, lubang asap
Universitas Sumatera Utara
dapur, dan pencahayaan ruangan,sarana sanitasi sarana air bersih, jamban, SPAL, dan sarana pembuangan sampah, perilaku penghuni dan riwayat penyakit
berbasis lingkungan pada balita yang tinggal di Desa Sihonongan.
3.6.2 Definisi Operasional
1. Penilaian rumah sehat dilakukan dengan observasi ke rumah-rumah penduduk
yang memiliki balita yang menjadi sampel penelitian. Observasi dilaksanakan berdasarkan pedoman teknis penilaian rumah sehat yang dibuat oleh Depkes
2007 yang terdiri dari 3 aspek penilaian, antara lain: komponen rumah,
sarana sanitasi, dan perilaku penghuni.
2. Komponen rumah meliputi langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur,
jendela ruang keluarga, ventilasi, lubang asap dapur, dan pencahayaan
ruangan
3. Langit-langit adalah penutup dibawah kerangka atap. Syarat-syarat langit-
langit adalah harus dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap, konstruksinya bebas tikus, tinggi langit-langit ruangan, ruang cuci dan ruang
kamar mandi diperbolehkan sekurang kurangnya sampai 2,40 m dari
permukaan lantai.
4. Jenis dinding atau tipe bangunan yang memenuhi syarat adalah bila
konstruksi bangunan permanen terbuat dari tembok pasanganbatu bata yang
diplester, atau terbuat dari papan yang kedap air.
5. Lantai rumah atau alas di dalam ruangan rumah memenuhi syarat bila terbuat
dari ubin, semen, atau keramik yang kedap air, kuat, tidak retak, tidak
lembab, tidak berdebu dan mudah dibersihkan.
Universitas Sumatera Utara
6. Ventilasi adalah lubang keluar masuknya udara. Memenuhi syarat apabila
terdapat ventilasi permanen minimal 10 dari luas lantai dan berfungsi
dengan baik.
7. Lubang asap dapur memenuhi syarat bila luas ventilasi dapur 10 dari luas
lantai dapur asap keluar dengan sempurna atau ada exhaust fan ada
peralatan lain yang sejenis.
8. Pencahayaan adalah keadaan penerangan dalam ruangan. Pencahayaan alami
memenuhi syarat bila dapat menerangi ruangan secara merata, tidak menyilaukan, dan dapat dipergunakan untuk membaca dengan normal tanpa
menggunakan alat bantu.
9. Sarana sanitasi meliputi sarana air bersih, jambansarana pembuangan
kotoran, sarana pembuangan air limbahSPAL, dan sarana pembuangan
sampahtempat sampah.
10. Sarana air bersih adalah sarana yang digunakan untuk penyediaan air bersih
dari sumber air terlindung seperti sumur gali SGL, sumur pompa tangan SPT, perpipaan PP, penampungan air hujan PAH yang merupakan milik
sendiri dan memenuhi syarat kesehatan. 11.
Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk kotoran sehingga kotoran tersebut tidak menjadi penyebab penyakit serta mengotori
permukaan lingkungan. Memenuhi syarat bila memiliki jamban secara individu, merupakan jamban leher angsa dengan tutup, dan tersedia septic
tank.
Universitas Sumatera Utara
12. Sarana pembuangan air limbah. Memenuhi syarat bila memiliki SPAL untuk
membuang limbah rumah tangga, disalurkan ke selokan tertutup tidak
dibuang ke tanah terbuka dan dialirkan langsung ke sungai.
13. Sarana pembuangan sampah rumah tangga. Memenuhi syarat bila sampah
sementara hasil aktivitas rumah tangga dibuang ke tempat sampah yang bertutup dan kedap air.
14. Perilaku penghuni dalam penelitian ini adalah perilaku membuka jendela
kamar, perilaku membuka jendela ruang keluarga, perilaku membersihkan halaman rumah, perilaku membuang tinja bayi dan balita ke jamban, dan
perilaku membuang sampah ke tempah sampah. 15.
Riwayat penyakit berbasis lingkungan pada penelitian ini adalah riwayat penyakit berbasis lingkungan pada balita selama 3 bulan terakhir di desa
Sihonongan.
16. Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal meningkat
dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair, bersifat mendadak
datangnya, dan berlangsung dalam waktu kurang dari 14 hari.
17. ISPA adalah radang akut yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau
bakteri, virus, maupun riketsia. Batuk dan pilek yang berlangsung selama kurang lebih 14 hari digolongkan ISPA ringan. ISPA sedang apabila timbul
gejala sesak nafas, suhu tubuh lebih dari 39˚C dan bila bernafas mengeluarkan suara seperti mengorok. ISPA berat apabila kesadaran
menurun, nadi cepat atau tidak teraba, nafsu makan menurun, bibir dan ujung
nadi membiru sianosis dan gelisah.
Universitas Sumatera Utara
18. Kecacingan adalah sebagai infestasi satu atau lebih cacing parasit dalam usus.
19. Tuberkulosis paru disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.
Keluhan yang paling umum adalah batuk berdahak selama labih dari 2-3 minggu. Keluhan dan tanda-tanda lain yang terjadi adalah suhu badan
meningkat, anak tampak sakit, nyeri pada persendian sehingga anak menjadi cerewet, malaise, anoreksia, anak kelihatan lelah dan disertai keluhan nafsu
makan menurun. 20.
Penyakit kulit diakibatkan oleh paparan imunogen atau alergen dari luar yang mencapai kulit, dapat melalui sirkulasi setelah atau secara langsung memalui
kontak dengan kulit. Tanda-tanda yang tampak pada umumnya adalah ruam, kemerahan, bengkak, dan rasa gatal.
21. DBD adalah penyakit yang disebakan oleh virus dengue yang melemahkan
data tahan tubuh, dengan gejala demam, sakit kepala, rasa sakit pada otot dan sendi, serta demam yang terkadang dihubungkan dengan kejang-kejang yang
disebut dengan sindrom kejang dengue. 22.
Penyakit Filariasis adalah penyakit dengan pembengkakan organ tubuh terutama pada bagian tungkai atau tangan, karena bentuk dewasa parasit
cacing filaria yang hidup dalam kelenjar getah bening dan menutup saluran getah bening sehingga mengalami akumulasi.
23. Aspergillosis adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh jamur,
khususnya aspergillus. Jamur aspergillus juga bisa bergabung dengan bakteri yang menyebabkan abses paru. Jamur bisa menyerang ke seluruh organ
khususnya otak dan jantung.
Universitas Sumatera Utara
24. Malaria ditularkan oleh nyamuk anopheles betina dengan gejala klinis yang
sangat bervariasi seperti demam, menggigil, berkeringat, batuk, diare, sakit kepala, gangguan pernapasan, dan pucat. Semua gejala tersebut tidak harus
ada semua. 25.
Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Chikungunya yang disebarkan pada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus. Penderita chikungunya tidak bisa berjalan, untuk menahan rasa sakitnya penderita membungkuk seperti udang.
3.7 Aspek Pengukuran