memasuki tahap alergis yang berlangsung kurang lebih 3-7 minggu Alsagaff dan Mukty, 2010.
Penularan yang sering terjadi ialah melalui saluran pernapasan yang dikenal sebagai droplet infection, dimana basil tuberkulosis dapat masuk sampai
ke alveol. Penularan lebih mudah terjadi bila ada hubungan yang erat dan lama dengan penderita tuberkulosis paru aktif, yakni golongan penderita yang lebih
dikenal sebagai open case. Bentuk penularan lain adalah melalui debu yang beterbangan di udara yang mengandung basil tuberkulosis Alsagaff dan Mukty,
2010. Keluhan yang paling sering dirasakan penderita biasanya memang adalah
batuk yang berdahak. Keluhan ini biasanya berlangsung beberapa minggu. Karena itu banyak negara termasuk Indonesia yang menganjurkan warganya supaya
segera memeriksakan dahaknya karena terdapat kemungkinan tuberkulosis bila seseorang batuk berdahak lebih dari 2 atau 3 minggu. Selain batuk berdahak,
batuk darah juga sering dijumpai pada penderita tuberkulosis Aditama, 1994. Keluhan dan tanda-tanda lain yang terjadi adalah suhu badan meningkat,
anak tampak sakit, nyeri pada persendian sehingga anak menjadi cerewet, malaise, anoreksia, anak kelihatan lelah dan disertai keluhan nafsu makan menurun
Alsagaff dan Mukty, 2010.
2.5.6 Demam Berdarah Dengue DBD
DBD merupakan penyakit infeksi yang endemis di daerah tropis seperti Indonesia. Penyakit ini berlangsung sepanjang tahun dan mencapai puncaknya
pada saat musim hujan. Hal ini disebabkan karena banyaknya tempat yang
Universitas Sumatera Utara
menjadi sumber genangan air yang erupakan sarana perkembangbiakan jentik- jentik nyamuk Aedes aegypti si pembawa virus dengue Nasronudin, 2007.
Penyakit DBD saat ini menyerang semua umur dan jenis kelamin, memiliki gejala klinis yang luas, dan mengalami peningkatan saat musim hujan.
Oleh karena itu, penyakit DBD tidak dapat diatasi dengan hanya mengandalkan tenaga kesehatan saja. Partisipasi masyarakat dalam hal pencegahan serta
penatalaksanaan sangat penting. Untuk menanggulangi penyakit DBD dibutuhan kebersamaan dan tanggung jawab masyarakat untuk menjaga kebersihan
lingkungan dengan gerakan 3M menguras, mengubur, menutup dan abatesasi untuk mencagah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor
penularan DBD Nasronudin, 2007. Saat ini DBD merupakan penyakit terpenting yang merupakan infeksi
yang melemahkan data tahan tubuh. Umumnya menyerang anak-anak dan dewasa, dengan demam, sakit kepala, rasa sakit pada otot dan sendi, serta demam yang
terkadang dihubungkan dengan kejang-kejang yang disebut dengan sindrom kejang dengue. DBD terjadi lebih sering pada anak balita dan anak kecil
Achmadi, 2011.
2.5.7 Filariasis
Penyakit Filariasis disebut juga elephantiasis atau kaki gajah. Infeksi penyakit ini terutama pada bagian tungkai atau tangan yang menyebabkan
pembengkakan dan deformasi organ tubuh. Pembengkakan dan deformasi organ tubuh terjadi karena bentuk dewasa parasit cacing filaria umumnya adalah
Wucheria bancrofti yang hidup dalam kelenjar getah bening pada bagian tungkai.
Universitas Sumatera Utara
Karena parasit tersebut menutup saluran getah bening, timbunan kelenjar getah bening mengalami akumulasi Sembel, 2009.
Cacing nematoda adalah cacing yang menyebabkan filariasis pada manusia, khususnya di Indonesia. Penyakit ini ditransmisi oleh nyamuk Cx
quinquefasciatus, Anopheles gambiae, An.Funestus, An.Scapularis, dan An.Pseudoscutellaris, terutama untuk jenis cacing Wu. brancrofti. Sedangkan
untuk Brugia malayi nyamuk penularnya adalah mansonia, Anopheles dan Aedes. Untuk Brugia timori dapat pula ditularkan oleh An.barbirostris Achmadi, 2011.
Sama halnya dengan dengan penyakit-penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk, pencegahan dan pengendalian filariasis juga sama, yaitu menghindari
gigitan nyamuk. Sementara itu, pengendalian nyamuk dapat pula dengan menggunakan insektisida atau larvasida Sembel, 2009.
2.5.8 Pneumonia