5.2 Deskripsi Kondisi Rumah Tinggal
Hasil penilaian rumah berdasarkan observasi dan wawancara menunjukkan bahwa tidak terdapat rumah yang tergolong sehat. Aspek-aspek rumah yang tidak
memenuhi syarat pada umumnya adalah :
5.2.1 Komponen Rumah
1. Langit-langit Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa pada umumnya rumah
tidak memiliki langit-langit yaitu 50 rumah 83,33. Rumah yang tidak memiliki langit-langit dapat mengakibatkan debu yang berasal dari atap tidak terhalang dan
langsung jatuh menuju ruangan rumah. Debu-debu yang berterbangan dapat mengganggu pernafasan. Debu-debu yang jatuh dari atap juga dapat menempel di
lantai. Menurut penelitian Mahpudin dan Mahkota 2007, lantai rumah yang berdebu, cenderung lembab dan gelap merupakan kondisi yang ideal bagi bakteri
untuk tetap hidup, misalnya bakteri penyebab ISPA. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar balita yang menderita ISPA tinggal di dalam
rumah yang tidak memiliki langit-langit yaitu delapan orang 72,73. 2.Ventilasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya rumah memiliki ventilasi yang ditutup dengan karton atau triplek akibat suhu udara yang sangat
dingin yang berkisar antara 16- 19˚C sehingga digolongkan tidak memiliki
ventilasi rumah yaitu 51 rumah 85. Ventilasi udara berhubungan dengan pertukaran udara dari dalam ke luar ruangan. Ketika seseorang berada di dalam
ruangan terjadi peningkatan kelembaban udara yang disebabkan penguapan cairan
Universitas Sumatera Utara
tubuh dari kulit dan karena pernafasan. Pada kondisi tidak terjadi pertukaran udara secara baik maka akan terjadi peningkatan jumlah dan konsentrasi bakteri,
misalnya bakteri penyebab ISPA. Pada umumnya balita yang menderita ISPA tinggal di dalam rumah yang tidak memiliki ventilasi yaitu sembilan orang
81,81. Menurut penelitian Yusup dan Sulistyorini 2005, risiko terjadinya infeksi saluran pernafasan akut akan meningkat bila kondisi ventilasi buruk.
Sedangkan menurut penelitian Widodo 2007, ventilasi tidak memberikan pengaruh pada kejadian infeksi saluran pernafasan akut.
Ruangan yang lembab akibat ventilasi yang kurang juga dapat menjadi media yang baik bagi pertumbuhan jamur yang dapat mengganggu kesehatan
kulit. Hasil penelitian menunjukkan enam sampel balita yang menderita penyakit kulit tinggal di dalam rumah yang tidak memiliki ventilasi.
3. Lubang Asap Dapur Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa seluruh rumah tidak
memiliki lubang asap dapur. Mereka hanya menggunakan pintu atau jendela sebagai tempat pergantian udara ketika melakukan aktivitas dapur. Oleh sebab itu,
hampir 50 rumah yang diteliti dipenuhi asap dapur yang mengepul sampai ke ruang keluarga dan kamar saat melakukan aktivitas memasak. Hal ini juga
diperparah oleh aktivitas memasak yang masih menggunakan kayu untuk membakar. Pertukaran udara yang tidak berlangsung dengan baik ini dapat
mengakibatkan asap dapur atau asap rokok terkumpul dalam rumah sehingga balita yang sering menghisap asap tersebut di dalam rumah lebih mudah terserang
ISPA. Menurut Widodo 2007, pembakaran menghasilkan pertikulat yang
Universitas Sumatera Utara
bersifar iritan yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan sehingga mudah terjadi infeksi saluran pernapasan Widodo, 2007.
4. Pencahayaan Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa rumah penduduk lebih
banyak memiliki kondisi pencahayaan yang tidak terang yaitu 31 rumah 51,67. Kurangnya cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah membuat
rumah terasa sumpek, pengap, panas, dan dapat menimbulkan ketidaknyamanan penghuni. Selain berguna untuk penerangan sinar ini juga mengurangi
kelembaban ruangan, mengusir nyamuk atau serangga lainnya dan membunuh bakteri penyebab penyakit tertentu, misalnya bakteri penyebab ISPA. Hasil
penelitian menunjukkan sampel balita yang menderita ISPA lebih banyak tinggal di dalam rumah dengan kondisi pencahayaan yang tidak terang yaitu enam orang
54,55. Tetapi hal ini tidak cukup untuk menyatakan bahwa penyebab ISPA adalah karena kondisi pencahayaan rumah yang tidak memenuhi syarat. Menurut
Yusup dan Sulistyorini 2005, pencahayaan yang kurang memadai merupakan faktor risiko terjadinya infeksi saluran pernafasan.
Ruangan yang lembab akibat pancahayaan yang kurang juga dapat menjadi media yang baik bagi pertumbuhan jamur yang dapat mengganggu
kesehatan kulit. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar sampel balita yang menderita penyakit kulit tinggal di dalam rumah dengan kondisi pencahayaan
yang tidak terang yaitu empat orang 66,67.
Universitas Sumatera Utara
5.2.2 Sarana Sanitasi