Kecacingan Tuberkulosis Paru Penyakit Berbasis Lingkungan

d. Bahan iritan atau alergen : wool, desinfektan, nikel, perubalsam, dan sebagainya.

2.5.4 Kecacingan

Definisi infeksi Kecacingan menurut WHO 2011 adalah sebagai infestasi satu atau lebih cacing parasit usus yang terdiri dari golongan nematoda usus. Diantara nematoda usus ada sejumlah spesies yang penularannya melalui tanah yaitu A.lumbricoides, N.americanus, T.trichuira dan A.duodenale. Infeksi Kecacingan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang masih tinggi prevalensinya terutama pada kelompok umur balita dan anak usia sekolah dasar terutama di daerah pedesaan dan daerah kumuh perkotaan Mardiana dan Djarismawati, 2008. Kebiasaan hidup kurang higienis menyebabkan angka terjadinya penyakit masih cukup tinggi. Infeksi parasit terutama parasit cacing merupakan masalah kesehatan masyarakat. Penyakit infeksi ini bisa menyebabkan morbiditas. Salah satunya banyak terjadi pada anak usia anak sekolah yang berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan mereka Yulianto, 2007.

2.5.5 Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi yang dapat mengenai paru-paru manusia. Sama dengan penyakit infeksi lainnya, tuberkulosis disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis sehingga tuberkulosis bukan merupakan penyakit keturunan dan dapat ditularkan dari seseorang terhadap yang lain. dahulu Aditama, 1994. Universitas Sumatera Utara Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular yang sampai saat ini masih tinggi kasusnya di masyarakat. TB berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi bahkan mengancam keselamatan jiwa manusia. TB dapat diderita oleh siapa saja, orang dewasa atau anak-anak dan dapat mengenai seluruh organ tubuh kita, walaupun yang banyak diserang adalah organ paru WHO, 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis adalah adanya sumber infeksi yaitu penderita dengan kasus terbuka atau hewan yang menderita tuberkulosis walaupun jarang ada, jumlah basil sebagai penyebab infeksi harus cukup, virulensi yang tinggi dari basil tuberkulosis, dan daya tahan tubuh yang menurun yang memungkinkan basil berkembang biak dan keadaan ini menyebabkan timbulnya penyakit tuberkulosis paru Alsagaff dan Mukty, 2010. Sebagian besar basil Mycobacterium tuberculosis masuk ke dalam jaringan paru melalui airborene disease. Keadaan ini hanya berlangsung beberapa saat dan akan berhenti bila jumlah kuman yang masuk sedikit dan telah terbentuk daya tahan tubuh yang spesifik terhadap basil ini. Pada permulaan infeksi, basil tuberkulosis masuk ke dalam tubuh yang belum mempunyai kekebalan, selanjutnya tubuh mengadakan perlawanan dngan cara yang umum yaitu melalui infiltrasi sel-sel radang ke jaringan tubuh yang mengandung tuberkulosis. Reaksi tubuh ini disebut reaksi non spesifik tahap pra-alergis yang berlangsung kurang lebih 3-7 minggu. Setelah reaksi radang non spesifik dilampaui, reaksi tubuh Universitas Sumatera Utara memasuki tahap alergis yang berlangsung kurang lebih 3-7 minggu Alsagaff dan Mukty, 2010. Penularan yang sering terjadi ialah melalui saluran pernapasan yang dikenal sebagai droplet infection, dimana basil tuberkulosis dapat masuk sampai ke alveol. Penularan lebih mudah terjadi bila ada hubungan yang erat dan lama dengan penderita tuberkulosis paru aktif, yakni golongan penderita yang lebih dikenal sebagai open case. Bentuk penularan lain adalah melalui debu yang beterbangan di udara yang mengandung basil tuberkulosis Alsagaff dan Mukty, 2010. Keluhan yang paling sering dirasakan penderita biasanya memang adalah batuk yang berdahak. Keluhan ini biasanya berlangsung beberapa minggu. Karena itu banyak negara termasuk Indonesia yang menganjurkan warganya supaya segera memeriksakan dahaknya karena terdapat kemungkinan tuberkulosis bila seseorang batuk berdahak lebih dari 2 atau 3 minggu. Selain batuk berdahak, batuk darah juga sering dijumpai pada penderita tuberkulosis Aditama, 1994. Keluhan dan tanda-tanda lain yang terjadi adalah suhu badan meningkat, anak tampak sakit, nyeri pada persendian sehingga anak menjadi cerewet, malaise, anoreksia, anak kelihatan lelah dan disertai keluhan nafsu makan menurun Alsagaff dan Mukty, 2010.

2.5.6 Demam Berdarah Dengue DBD