13
sudah tidak ada karena daerah tersebut telah benar-benar mampu melaksanakan otonomi pola hubungan delegatif.
2.1.3 Pendapatan Asli Daerah
Definisi pendapatan asli daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah Pasal 1
Angka 18 bahwa ”Pendapatan asli daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. Kebijakan keuangan daerah diarahkan untuk meningkatkan pendapatan
asli daerah sebagai sumber utama pendapatan daerah yang dapat dipergunakan oleh daerah dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan daerah sesuai
dengan kebutuhannya guna memperkecil ketergantungan dalam mendapatkan dana dari pemerintah tingkat atas subsidi. Dengan demikian, usaha peningkatan
pendapatan asli daerah seharusnya dilihat dari perspektif yang lebih luas, yang tidak hanya ditinjau dari segi daerah masing-masing tetapi dalam kaitannya
dengan kesatuan perekonomian Indonesia. Pendapatan asli daerah itu sendiri dianggap sebagai alternatif untuk memperoleh tambahan dana yang dapat
digunakan untuk berbagai keperluan pengeluaran yang ditentukan oleh daerah sendiri khususnya keperluan rutin. Oleh karena itu peningkatan pendapatan
tersebut merupakan hal yang dikehendaki setiap daerah. Pendapatan asli daerah yang merupakan sumber penerimaan daerah perlu
terus ditingkatkan agar dapat menanggung sebagian beban belanja yang diperlukan untuk penyelenggaran pemerintah dan juga kegiatan pembangunan
Universitas Sumatera Utara
14
yang setiap tahun meningkat sehingga kemandirian otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab dapat dilaksanakan. Sumber-sumber pendapatan asli
daerah terdiri dari : a. Pajak dan Retribusi
Pemungutan pajak dan retribusi diatur dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Aturan pelaksanaannya
sendiri diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi
Daerah. Dasar hukum dan teknis pemungutan pajak dan retribusi pemerintah kabupatenkota diatur dengan Peraturan Daerah Perda.
Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dilaksanakan
berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpu yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Pajak yang dikelola atau dipungut oleh pemerintah daerah teknis ada sebanyak empat jenis yang terdiri dari :
1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di Atas Air;
2. Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di Atas Air;
3. Pajak Bahan Bakar Bermotor; dan
4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Di Bawah Tanah dan Air
Permukaan. Sedangkan pajak yang dikelola atau dipungut oleh pemerintah kabupatenkota
terdiri dari :
Universitas Sumatera Utara
15
1. Pajak Hotel;
2. Pajak Restoran;
3. Pajak Hiburan;
4. Pajak Reklame;
5. Pajak Penerangan Jalan;
6. Pajak Pengambilan dan Pengelolaan Bahan Galian; dan
7. Pajak Parkir.
Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Jenis retribusi dikelompokkan atas :
1. Retribusi jasa umum, yaitu jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan pemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang
pribadi atau badan. Jenis-jenis retribusi jasa umum adalah sebagai berikut : •
Retribusi pengujian kapal perikanan; •
Retribusi pelayanan kesehatan; •
Retribusi pelayanan persampahankebersihan; •
Retribusi biaya cetak kartu tanda penduduk dan akte catatan sipil; •
Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat; •
Retribusi pelayanan parker di tepi jalan umum; •
Retribusi pelayanan pasar; •
Retribusi pengujian kendaraan bermotor; •
Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran; dan
Universitas Sumatera Utara
16
• Retribusi penggantian biaya cetak peta.
2. Retribusi jasa usaha, yaitu pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial, karena pada dasarnya jasa tersebut dapat
disediakan oleh swasta, meliputi pelayanan dengan menggunakan kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal.
3. Retribusi perizinan tertentu, yaitu kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk
pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas
tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. b. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, terdiri dari :
• Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerahBUMD;
• Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
pemerintahBUMN; •
Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.
c. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, di mana pendapatan ini disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak
daerah, retribusi daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, mencakup :
• Hasil penjualan aset daerah yang tidak dapat dipisahkan;
• Hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak
dipisahkan;
Universitas Sumatera Utara
17
• Jasa giro;
• Bunga deposito;
• Penerimaan atas tuntutan ganti rugi;
• Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan atau pengadaan barangjasa oleh daerah serta keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
• Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan;
• Pendapatan denda pajak dan denda retribusi;
• Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan;
• Pendapatan dari pengembalian;
• Fasilitas sosial dan fasilitas umum;
• Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; dan
• Pendapatan dari angsurancicilan penjualan.
2.1.4 Dana Alokasi Umum