40
21. Kota Dumai
√ ×
22. Kota Pekanbaru
√ √
Sampel 11 23.
Kota Batam √
× 24.
Kota Tanjung Pinang √
× 25.
Kota Jambi √
√ Sampel 12
26. Kota Sungai Penuh
√ √
Sampel 13 27.
Kota Palembang √
× 28.
Kota Prabumulih √
× 29.
Kota Lubuklinggau √
× 30.
Kota Pagar Alam √
× 31.
Kota Bengkulu √
× 32.
Kota Bandar Lampung √
√ Sampel 14
33. Kota Metro
√ √
Sampel 15 34.
Kota Pangkal Pinang √
×
Sumber : Data diolah oleh peneliti, 2016. Jumlah populasi adalah 34 kota dengan 15 kota yang memenuhi kriteria
pengambilan sampel sehingga jumlah amatan adalah 15 kota x 3 tahun = 45 sampel.
3.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung, yaitu melalui catatan ataupun laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
Sumber data peneliti adalah dari dokumen Laporan Realisasi APBD yang diperoleh dari situs Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian
Keuangan Republik Indonesia http:www.djpk.kemenkeu.go.id
dan sumber lainnya. Dari Laporan Realisasi APBD Tahun 2011-2013 dapat diperoleh data
mengenai jumlah Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil dan Belanja Modal.
Universitas Sumatera Utara
41
3.6 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran
Defenisi operasional bertujuan untuk memberikan defenisi yang jelas akan variabel yang akan dipakai di dalam suatu penelitian, sehingga dengan defenisi
yang jelas suatu variabel akan dapat diukur dengan logika empiris. Jika tidak memiliki defenisi yang jelas maka akan menimbulkan masalah. Variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a.
Variabel independen independent variables disebut juga variabel bebas, yaitu variabel yang dianggap sebagai penyebab munculnya variabel dependen;
b. Variabel dependen dependent variables disebut juga variabel terikat di mana
variabel ini dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel independen; dan c.
Variabel moderating atau pemoderasi yaitu variabel inpenden kedua yang dipercaya mempunyai kontribusi yang signifikan atau mempunyai pengaruh
ketidakpastian terhadap keaslian hubungan variabel independen dan variabel dependen.
Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Pendapatan Asli Daerah X1 adalah pendapatan yang diperoleh daerah, yang dipungut atau di dapatkan berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Sumber-sumber dari pendapatan asli daerah adalah :
• Pajak daerah;
• Retribusi daerah;
• Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan;
• Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Universitas Sumatera Utara
42
Untuk menghitung rasio dari pendapatan asli daerah digunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
[Realisasi PADtotal pendapatan daerah] x 100
b. Dana Alokasi Umum X2 adalah dana yang berasal dari APBN yang
ditransfer kepada semua kabupaten dan kota untuk mengisi kesenjangan antara kapasitas fiskal dan kebutuhan fiskalnya. Untuk menghitung rasio dari dana
alokasi umum digunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
[Realisasi DAU total pendapatan daerah] x 100
c. Dana Alokasi Khusus X3 adalah dana yang berasal dari APBN yang
dialokasikan untuk mendanai kegiatan khusus sesuai dengan prioritas nasional pada daerah tertentu. Untuk menghitung rasio dari DAK digunakan rumus
perhitungan sebagai berikut :
[Realisasi DAKtotal pendapatan daerah] x 100
d. Dana Bagi Hasil X4 adalah dana yang berasal dari APBN yang ditransfer
pemerintah pusat kepada daerah atas pemanfaatan potensi yang ada di daerah masing-masing dengan tujuan desentralisasi serta peningkatan potensi daerah
masing-masing. Untuk menghitung rasio dari DBH digunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
[Realisasi DBHtotal pendapatan daerah] x 100
e. Belanja Modal Xmoderating adalah pengeluaran yang dilakukan dalam
rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetapinventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Untuk
Universitas Sumatera Utara
43
menghitung rasio belanja modal digunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
[Realisasi belanja modaltotal belanja daerah] x 100
f. Tingkat kemandirian keuangan daerah Y adalah tingkat kemampuan
pemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintah, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Untuk menghitung rasio dari
tingkat kemandirian keuangan daerah digunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
[PADbantuan pinjaman] x 100
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio. Skala rasio merupakan skala interval yang memiliki nilai nol mutlak, sehingga
skala rasio dapat dibuat dalam perkalian ataupun pembagian. Skala ini menunjukkan jenis pengukuran yang jelas dan akurat. Indicatorparameter yang
digunakan dalam penghitungan skala rasio dalam penelitian ini adalah data yang berada dalam Laporan Realisasi APBD Tahun 2011-2013. Defenisi operasional
dan skala pengukuran dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.3 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran
Nama Variabel
Jenis Variabel
Defenisi Parameter
Skala
Pendapatan Asli Daerah
Independen Pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan
peraturandaerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Realisasi Pendapatan
Asli Daerah Tahun 2011-
2013 Rasio
Dana Alokasi
Umum Independen Dana yang berasal dari APBN yang
ditransfer kepada kabupaten dan kota untuk mengisi kesenjangan kapasitas
fiskal dan kebutuhan fiskalnya Realisasi Dana
Alokasi Umum Tahun
2011-2013 Rasio
Universitas Sumatera Utara
44
Dana Alokasi
Khusus Independen Dana yang berasal dari APBN yang
dialokasikan kepada daerah untuk membantu membiayai kebutuhan
tertentu dan mendanai kegiatan khusus sesuai dengan prioritas nasional pada
daerah tertentu Realisasi Dana
Alokasi Khusus Tahun
2011-2013 Rasio
Dana Bagi Hasil
Independen Dana yang berasal dari APBN yang ditransfer pemerintah pusat kepada
daerah atas pemanfaatan potensi daerah masng-masing dengan tujuan
desentralisasi dan peningkatan potensi daerah masing-masing
Realisasi Dana Bagi Hasil
Tahun 2011- 2013
Rasio
Belanja Modal
Independen Pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang
sifatnya menambah aset tetapinventaris yang memberikan
manfaat lebih dari satu periode akuntansi
Realisasi Belanja Modal
Tahun 2011- 2013
Rasio
Tingkat kemandirian
keuangan daerah
Dependen Tingkat kemampuan pemerintah
daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan
dan pelayanan kepada masyarakat Realisasi
Tingkat kemandirian
keuangan daerah Tahun
2011-2013 Rasio
Sumber : Data diolah oleh peneliti, 2016.
3.7 Metode Pengumpulan Data