76
artinya, secara parsial, Dana Alokasi Umum tidak berpengaruh terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah pada kota di Pulau Sumatera.
4. Dana Alokasi Khusus menunjukkan nilai signifikansi 0,708 0,05 dan nilai dari uji t = -377 nilai t kritis 2,023. Dengan demikian, H0 diterima H1 ditolak.
Ini artinya, secara parsial, Dana Alokasi Khusus tidak berpengaruh terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah pada kota di Pulau Sumatera.
5. Dana Bagi Hasil menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,219 0,05 dan nilai uji t = -1,248 nilai t kritis 2,023. Dengan demikian, H0 diterima H1 ditolak. Ini
artinya, secara parsial, Dana Bagi Hasil tidak berpengaruh terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah pada kota di Pulau Sumatera.
4.4 Uji Hipotesis 2 Moderating
Dalam penelitian ini, untuk melakukan pengujian hipotesis dalam model regresi variabel moderating digunakan uji interaksi atau Moderated Regression
Analysis MRA di mana menggunakan unsur interaksi perkalian dua atau lebih variabel independen dengan persamaan regresi sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X1X2 + ε a. Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi Moderating
Melalui analisis di sini, dapat diukur sebarapa jauh kemampuan Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana
Bagi Hasil, Belanja Modal, interaksi PAD dengan Belanja Modal, interaksi DAU dengan Belanja Modal, interaksi DAK dengan Belanja Modal dan interaksi DBH
dengan Belanja Modal dalam menerangkan Tingkat Kemandirian Keuangan
Universitas Sumatera Utara
77
Daerah dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi dan determinasi melalui hasil pengolahan data pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.14 Koefisien Korelasi dan Determinasi Moderating
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.991
a
.982 .978
.00939 a. Predictors: Constant, DBH_BM, PAD, DAK_BM, DAU_BM, DAU,
PAD_BM, DBH, DAK, BM
Sumber : Diolah dari SPSS, 2016. Nilai R dan R2 pada tabel 4.14 di atas menunjukkan nilai sebesar 0,991
dan 0,982. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah dapat dijelaskan oleh variabel PAD, DAU, DAK, DBH dan Belanja
Modal beserta interaksinya masing-masing.
b. Hasil Uji Signifikansi Simultan F Moderating
Uji signifikansi F dilakukan untuk menunjukkan apakah variabel PAD, DAU, DAK, DBH, Belanja Modal dan interaksinya masing-masing mempunyai
pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah. Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan
nilai uji F dengan nilai kritis F. Jika nilai uji F nilai kritis F maka H0 ditolak H2 diterima atau dapat dinyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan
mempengaruhi variabel dependen atau sebaliknya. Dari hasil pengolahan data didapatkan hasil sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
78
Tabel 4.15 Uji Signifikansi Simultan F Moderating
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
.171 9
.019 214.715
.000
a
Residual .003
35 .000
Total .174
44 a. Predictors: Constant, DBH_BM, PAD, DAK_BM, DAU_BM, DAU, PAD_BM, DBH, DAK, BM
b. Dependent Variable: TKKD
Sumber : Diolah dari SPSS, 2016. Dari tabel 4.15 di atas didapatkan nilai uji F = 214,715 nilai kritis F
2,46. Dengan demikian, H0 ditolah H2 diterima. Ini artinya, secara simultan, PAD, DAU, DAK, DBH, Belanja Modal dan interaksi masing-masing variabel
independen berpengaruh terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah pada kota di Pulau Sumatera. Dengan kata dikatakan bahwa, secara simultan, Belanja
Modal mampu memoderasi hubungan PAD, DAU, DAK dan DBH terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah pada kota di Pulau Sumatera.
c. Hasil Uji Siginifikansi Parsial t Moderating