Definisi Anak Menurut KUHP

4 Adultery, yaitu hubungan seksual antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan, sekurang-kurangnya salah satu dari mereka terikat perkawinan dengan orang lain. 5 Incest, yaitu hubungan seksual antara orang tua dengan anaknya, antar saudara kandung, atau antara hubungan darah yang relatif dekat. 6 Sodomy, yaitu perbuatan-perbuatan hubungan seksual yang meliputi: a. Fellatio, yaitu hubungan oral seksual dengan organ seks laki-laki; b. Cunnilingus, yaitu hubungan oral seksual dengan organ seks perempuan; c. Buggery, yaitu penetrasi melalui anus; d. Homosexuality, yaitu hubungan seksual antara orang-orang yang sama jenis kelaminnya; e. Bestiality, yaitu hubungan seksual dengan binatang; f. Pederasty, yaitu hubungan seksual antara seorang laki-laki dengan seorang anak laki-laki secara tidak alamiah; g. Necrophilia, yaitu hubungan seksual dengan mayat.

1. Definisi Anak Menurut KUHP

KUHP tidak mengenal secara spesifik pengertian tentang anak, tetapi hanya mengenal pengertian ”belum dewasa” atau ”belum cukup umur” minderjarig. Walau tidak ada pembatasan umur secara tegas tentang anak dalam KUHP, tetapi tidak menjadikan pengertian anak dalam KUHP tidak ada sama sekali. Pengertian anak dalam KUHP selalu terikat dengan ketentuan pasal yang terkait misalnya tentang anak yang berumur di bawah 12 tahun, anak berumur di bawah 15 tahun, anak yang berumur di bawah 16 tahun dan anak yang berumur di bawah 17 tahun sehingga kesemuanya memiliki fungsi dan kepentingan yang berbeda. Anak versi KUHP adalah dipandang dari berbagai sudut kepentingannya yang secara langsung tertuang dalam pasal-pasal terkait. Keseluruhan pengertian anak tersebut termasuk dalam kategori orang yang belum dewasa atau belum cukup umur yang lebih dikenal dengan istilah anak. Universitas Sumatera utara Anak yang berumur di bawah 12 tahun misalnya dipergunakan sebagai dasar untuk penuntutan tanpa pengaduan korban. Ketentuan ini terdapat dalam Pasal 287 ayat 2 KUHP yang berbunyi: ”Penuntutan hanya dilakukan kalau ada pengaduan, kecuali kalau umurnya perempuan itu belum sampai 12 tahun atau jika ada salah satu hal yang tersebut pada pasal 291 dan 294.” 152 1. Barang siapa melakukan perbuatan cabul dengan seseorang, sedang diketahuinya atau patut harus disangkanya, bahwa umur orang itu belum cukup 15 tahunn atau kalau tidak nyata berapa umurnya, bahwa orang itu belum masanya buat kawin. Anak yang berumur di bawah 15 tahun dipergunakan sebagai syarat khusus yang diharapkan diketahui oleh pelaku misalnya dalam Pasal 287 ayat 1 KUHP dan Pasal 290 angka 2 dan 3 KUHP. Pasal 290 angka 2 dan 3 berbunyi: 2. Barang siapa membujuk menggoda seseorang, yang diketahuinya atau patut harus disangkanya, bahwa umur orang itu belum cukup 15 tahun atau kalau tidak nyata berapa umurnya, bahwa ia belum masanya buat kawin, akan melakukan atau membiarkan dilakukan pada dirinya perbuatan cabul, atau akan bersetubuh dengan orang lain dengan tiada kawin. Anak yang berumur di bawah 16 tahun dipergunakan sebagai pedoman bagi hakim dalam penjatuhan hukuman pemidanaan. Ketentuan ini terdapat dalam Pasal 45 KUHP yang berbunyi: 153 152 Pasal 291 KUHP adalah tentang perbuatan persetubuhan yang berakibat luka berat pada tubuh atau mati sedangkan Pasal 294 KUHP adalah tentang perbuatan cabul terhadap anaknya, anak tirinya, anak angkatnya, anak dibawah pengawasannya yang belum dewasa atau anak yang belum dewasa yang pemiliharaanya, pendidikannya atau penjagaannya diserahkan kepadanya. 153 Berdasarkan ketentuan Pasal 67 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak, maka Pasal 45 KUHP ini tidak berlaku lagi. Pasal 67 Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak berbunyi: “Pada saat mulai berlakunya undang-undang ini, maka Pasal 45, Pasal 46, dan Pasal 47 KUHPidana dinyatakan tidak berlaku lagi”. Berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 batas umur pelaku yang dapat dipidana atau sebagai pedoman hakim dalam pemidanaan terhadap anak adalah harus telah berumur minimal 8 tahun. Pasal Universitas Sumatera utara Dalam hal penuntutan pidana terhadap orang yang belum dewasa karena melakukan suatu perbuatan sebelum umur enam belas tahun, hakim dapat menentukan: memerintahkan supaya yang bersalah dikembalikan kepada orang tuanya, walinya, pemeliharanya, tanpa pidana apapun; atau memerintahkan supaya yang bersalah diserahkan kepada pemerintah tanpa pidana apapun, jika perbuatan itu merupakan kejahatan atau salah satu pelanggaaran berdasarkan pasal-pasal 489,..” Anak yang berumur di bawah 17 tahun dipergunakan sebagai syarat khusus yang diharapkan diketahui oleh pelaku dalam bidang mempertunjukkan tulisan atau gambar yang menyinggung perasaan kesopanan. Ketentuan ini misalnya diatur dalam Pasal 283 ayat 1 KUHP yang berbunyi: Dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 9000,- dihukum barang siapa menawarkan, menyerahkan buat selama-lamanya atau buat sementara waktu, menyampaikan di tangan atau mempertunjukkan kepada orang yang belum dewasa yang diketahuinya atau patut disangkanya bahwa orang itu belum cukup umur 17 tahun suatu tulisan, suatu gambar atau suatu barang yang menyinggung perasaan kesopanan, atau suatu cara yang dipergunakan untuk mencegah atau mengganggu kehamilan, jika isi surat itu diketahuinya atau jika gambar, barang dan cara itu diketahuinya. Secara umum pengertian-pengertian belum cukup umur atau belum dewasa dalam KUHP adalah semakna dengan pengertian anak sebagai lawan kata dari dewasa. Menurut L.N. 1931 No. 54, pengertian ”belum dewasa” bagi orang Indonesia adalah mereka yang belum berumur 21 tahun dan belum kawin. 154 4 ini kemudian telah dinyatakan tidak berkekuatan hukum oleh Putusan Mahkamah Konstitusi No.1 PUU-VIII2010 tanggal 24 Februari 2011 yang menegaskan bahwa batas usia anak yang dapat diminta pertanggungjawaban hukum yaitu minimal berumur 12 dua belas tahun. Putusan MK ini sejalan dengan batas usia yang telah direkomendasikan oleh Komite Hak Anak PBB dalam General Comment pada 10 Februari 2007. 154 R. Soesilo, Op.Cit, hlm. 61. Dewasa adalah Universitas Sumatera utara sudah berumur 21 tahun atau belum berumur 21 tahun, tetapi sudah kawin atau pernah kawin. 155

2. Persetubuhan Dengan Paksaan Dalam KUHP

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Perjanjian Keagenen (Studi Putusan Mahkamah Agung No. 2363 K/Pdt/2011)

2 82 81

Analisis Yuridis Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 981K/PDT/2009 Tentang Pembatalan Sertipikat Hak Pakai Pemerintah Kota Medan No. 765

4 80 178

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Efektivitas Penerapan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 179/K/SIP/1961 Di Dalam Persamaan Hak Mewaris Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Pada Masyarakat Suku Batak Toba Perkotaan (Studi Di Kecamatan Medan Baru)

2 68 122

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Sikap Masyarakat Batak-Karo Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI) No.179/K/SIP/1961 Dalam Persamaan Kedudukan Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Mengenai Hukum Waris (Studi Pada Masyarakat Batak Karo Desa Lingga Kecamatan Simpang...

1 34 150

BAB II PENGATURAN TENTANG TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN TERHADAP ANAK MENURUT HUKUM PIDANA DI INDONESIA - Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Persetubuhan pada Anak (Analisis Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1202 K/PID.SUS/2009)

0 0 35

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Persetubuhan pada Anak (Analisis Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1202 K/PID.SUS/2009)

0 0 46

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Persetubuhan pada Anak (Analisis Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1202 K/PID.SUS/2009)

0 0 17