saksi korban sendiri datang berkali-kali ke rumah terdakwa dan bahkan ke tempat kerja terdakwa di Hotel Sanggam Ambarita Samosir yang kesemua peristiwa ini
tanpa paksaan terdakwa adalah pertimbangan yang harus ada dalam menjatuhkan hukuman, dan atas motivasi keadilan Mahkamah Agung telah bertindak untuk itu.
4. Mahkamah Agung Menghargai I’tikad Baik Terdakwa Untuk Bertanggungjawab.
I’tikad baik adalah salah satu asas atau prinsip hukum yang semakna dengan niat baik yang sangat diharapkan dan didorong agar mendasari semua tindakan
hukum karena itu sangat dihargai oleh hukum. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
284
Usaha pihak terdakwa dalam mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan menikahkan terdakwa dengan saksi korban patut dihargai, karena memang sejak awal
persetubuhan itu terjadi dikarenakan adanya rasa cinta dan janji terdakwa berupa tanggung jawab untuk menikahi saksi korban dimana saksi korban kemudian bersedia
melakukan persetubuhan dimaksud. Sesuai dengan keterangan terdakwa dengan keluarganya bahwa penolakan keluarga saksi korban untuk menerima upaya damai
terdakwa dengan menikahkan saksi korban dengan terdakwa adalah karena alasan yang dimaksud dengan itikad baik adalah kepercayaan, keyakinan yang
teguh, maksud yang baik, kemauan yang baik. Itulah sebabnya Mahkamah Agung kemudian mempertimbangakan perihal adanya usaha pihak keluarga terdakwa untuk
menikahkan kedua belah pihak sebagai wujud pertanggungjawaban terdakwa kepada saksi korban tetapi ditolak oleh orang tua saksi korban.
284
Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit, hlm. 522.
Universitas Sumatera utara
yang sangat rasial yaitu karena terdakwa bersuku Nias. Penolakan ini tentu saja sangat kontradiksi dengan keterangan saksi AP di depan persidangan yang
menyatakan bahwa sejak awal sudah mengetahui jika anaknya i.c saksi korban memiliki hubungan asmara dengan terdakwa sejak April 2007 tetapi tidak ada upaya
saksi AP untuk menghentikan hubungan asmara ini. Ini dapat ditafsirkan secara diam- diam saksi AP merestui hubungan asmara terdakwa dengan saksi korban sehingga
jika kemudian ada penolakan atas alasan kesukuan menjadi sangat tidak rasional. Penolakan pihak saksi korban untuk menerima bentuk pertanggungjawaban terdakwa
ini patut dinilai sebagai hal-hal yang dapat menguntungkan terdakwa secara hukum.
5. Mahkamah Agung Mengakui Kehendak Bebas Terdakwa Dan Saksi Korban.