pengadilan untuk menyediakan penasihat hukum guna kepentingan pembelaan terdakwa. Walaupun kemudian M. Yahya Harahap
253
2. Umur Saksi Korban Tidak Dapat Dibuktikan Melalui Bukti Surat
berpendapat dan berharap bahwa demi alasan kepentingan umum ketentuan Pasal 56 ayat 1 KUHAP dan
Putusan MA No. 1565KPid1991 tanggal 16 September 1993 hendaknya tidak diterapkan secara kaku terkecuali tersangka terdakwa sejak awal secara tegas
menghendaki didampingi penasehat hukum dan ternyata pejabat dalam semua tingkat pemeriksaan tidak menyediakannya.
Perkara ini berkaitan dengan pembuktian unsur anak yang berdasarkan ketentuan hukum berarti seseorang yang berumur di bawah 18 tahun dan termasuk
anak dalam kandungan, akan tetapi di persidangan tidak pernah dihadirkan atau diperlihatkan dokumen-dokumen dalam bentuk apapun yang dapat membuktikan
kebenaran umur saksi korban sebagai tergolong anak terkecuali hanya sebatas pengakuan dari saksi AP yang merupakan ayah saksi korban. Ketiadaan bukti ini
menjadikan unsur anak dalam pemeriksaan perkara ini tidak dapat dibuktikan secara sah menurut hukum sehingga sulit diterima jika kemudian majelis hakim menyatakan
semua unsur anak dalam Pasal 81 ayat 2 Undang-Undang Perlindungan Anak terbukti secara sah dan meyakinkan.
253
Ibid, hlm. 340-341.
Universitas Sumatera utara
3. Pertimbangan Hukum Tidak Cukup Lengkap Terhadap Unsur Tindak Pidana Yang Dinyatakan Terbukti
Pertimbangan hakim dalam memutus suatu perkara haruslah dibuat secara cukup lengkap terkait dengan uraian unsur-unsur pidana yang dianggap terbukti.
Putusan judex factie dalam mempertimbangkan unsur-unsur Pasal 81 ayat 2 Undang-Undang Perlindungan Anak dibuat secara sangat sumir singkat karena
tidak ada dipertimbangkan secara cukup perihal unsur “dengan sengaja” unsur “membujuk” dan unsur “melakukan persetubuhan” terkecuali hanya menguraikan
ulang keterangan saksi korban dan saksi AP. Menafsirkan unsur membujuk dalam peristiwa perkara ini sebagai sekedar
rayuan dibarengi janji akan bertanggungjawab dikaitkan dengan fakta adanya hubungan istimewa terdakwa dengan saksi korban berupa hubungan asmara dan
bahkan terkadang saksi korban sendiri yang mendatangi terdakwa adalah sangat sulit untuk diterima akal jika membujuk disini diartikan sebagai perbuatan sengaja oleh
terdakwa sepihak saja tanpa ada peranan saksi korban dan pertimbangan ini tergolong pertimbangan yang kurang cukup lengkap terhadap unsur-unsur perbuatan pidana
yang didakwakan.
4. Kerusakan Mental Dan Trauma Korban Sebagai Perihal Yang Memberatkan Hukuman Tidak Terbukti