Spesifikasi Dan Sifat Penelitian Sumber Data

prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi. 124

1. Spesifikasi Dan Sifat Penelitian

Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan secara ilmiah berkaitan dengan analisa dan konstruksi yang bertujuan manganalisis, memahami, memecahkan suatu masalah dan mencari kebenaran. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Metode penelitian normatif adalah suatu prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya. 125 Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang meletakkan hukum sebagai sebuah bangunan sistem norma mengenai asas-asas, norma, kaidah dari peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, perjanjian serta doktrin ajaran. 126 Adapun sifat penelitian ini adalah analisis preskriptif 127 dengan pendekatan perundang-undangan statute approach 128 dan pendekatan analitis analytical approach 129 124 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010, hlm. 35. 125 Jhonny Ibrahim, Op.Cit, hlm. 57. 126 Mukti Fajar ND Yulianto Achmad, Op.Cit, hlm. 34. 127 Preskriptif bertujuan untuk memberikan argumentasi atas hasil penelitian yang telah dilakukan atau memberikan penilaian mengenai benar atau salah atau apa yang seyogyanya menurut hukum terhadap fakta atau peristiwa hukum dari hasil penelitian. Lihat, Ibid, hlm. 184. yaitu dengan menganalisa kasus case study dalam penelitian ini. 128 Suatu Penelitian Normatif tentu harus menggunakan pendekatan perundang-undangan, karena yang akan diteliti adalah berbagai aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus tema sentral suatu penelitian atau menggunakan undang-undang sebagai dasar awal melakukan analisis. Penelitan dalam level dogmatik hukum atau untuk kepentingan praktik hukum tidak dapat melepaskan diri dari Universitas Sumatera utara

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh lewat penelitian kepustakaan library research, yang dilakukan dengan menghimpun data yang terkait meliputi : a. Bahan hukum primer, 130 b. Bahan hukum sekunder yaitu terdiri dari aturan hukum yang terdapat pada berbagai peraturan perundang-undangan khususnya UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1202 KPid.Sus2009. 131 pendekatan perundang-undangan. Lihat Johnny Ibrahim, Op.Cit, hlm. 302. Bandingkan dengan Mukti Fajar ND Yulianto Achmad, Op,Cit, hlm. 185 dan Peter Mahmud Marzuki, Op.Cit, hlm. 96. 129 Pendekatan analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui makna yang dikandung oleh istilah-istilah yang ada dalam aturan perundang-undangan secara konsepsional sekaligus mengetahui dan menguji penerapannya dalam praktik dan putusan-putusan hukum, atau digunakan oleh peneliti dalam rangka melihat suatu fenomena kasus yang telah diputus oleh pengadilan. Lihat Ibid, hlm. 310. Bandingkan dengan Mukti Fajar ND Yulianto Achmad, Op,Cit, hlm. 187. 130 Bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim. Bahan hukum primer disamping perundang-undangan yang memiliki otoritas adalah putusan pengadilan. Putusan pengadilan merupakan konkretisasi dari perundang-undangan. Putusan pengadilan inilah sebenarnya yang merupakan law in action. Lihat Peter Mahmud Marzuki, Op.Cit, hlm. 141-142. Bahan hukum primer terdiri dari peraturan perundang-undangan, yurisprudensi atau keputusan pengadilan lebih-lebih bagi penelitian yang berupa studi kasus dan perjanjian internasional traktat. Lihat Mukti Fajar ND Yulianto Achmad, Op,Cit, hlm. 157. Berbeda dengan pendapat di atas menurut Johnny Ibrahim, bahan hukum primer hanya terdiri dari atas perundang-undangan yang diurut berdasarkan hierarki, sedangkan yurisprudensi masuk kedalam bahan hukum sekunder. Lihat Johnny Ibrahim, Op.Cit, hlm. 295-296. 131 Bahan hukum sekunder yang terutama adalah buku-buku hukum termasuk skripsi, tesis dan disertasi hukum dan jurnal-jurnal hukum. lihat Peter Mahmud Marzuki, Op.Cit, hlm. 155. , yaitu bahan hukum yang dapat memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer di atas berupa buku-buku teks hukum, jurnal ilmiah, majalah, surat kabar koran dan berita internet yang memiliki relevansi dengan penelitian ini. Universitas Sumatera utara c. Bahan hukum tertier, yaitu berupa data penunjang yang dapat memberikan penjelasan lebih lanjut terhadap bahan hukum primer dan sekunder berupa kamus hukum, kamus umum dan atau ensiklopedia.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Perjanjian Keagenen (Studi Putusan Mahkamah Agung No. 2363 K/Pdt/2011)

2 82 81

Analisis Yuridis Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 981K/PDT/2009 Tentang Pembatalan Sertipikat Hak Pakai Pemerintah Kota Medan No. 765

4 80 178

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Efektivitas Penerapan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 179/K/SIP/1961 Di Dalam Persamaan Hak Mewaris Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Pada Masyarakat Suku Batak Toba Perkotaan (Studi Di Kecamatan Medan Baru)

2 68 122

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Sikap Masyarakat Batak-Karo Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI) No.179/K/SIP/1961 Dalam Persamaan Kedudukan Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Mengenai Hukum Waris (Studi Pada Masyarakat Batak Karo Desa Lingga Kecamatan Simpang...

1 34 150

BAB II PENGATURAN TENTANG TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN TERHADAP ANAK MENURUT HUKUM PIDANA DI INDONESIA - Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Persetubuhan pada Anak (Analisis Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1202 K/PID.SUS/2009)

0 0 35

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Persetubuhan pada Anak (Analisis Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1202 K/PID.SUS/2009)

0 0 46

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Persetubuhan pada Anak (Analisis Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1202 K/PID.SUS/2009)

0 0 17