B. Analisis Hukum Terhadap Putusan No. 2417Pid.B2008PN-Mdn dan Putusan No. 38PID2009PT.Mdn
Berdasarkan alat-alat bukti yang terungkap di persidangan yaitu dari keterangan saksi korban, saksi AP, bukti surat berupa visum serta keterangan
terdakwa, hakim judex factie i.c hakim Pengadilan Negeri Medan dan hakim Pengadilan Tinggi Medan sampai kepada putusan yang menyatakan bahwa
perbuatan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana membujuk anak bersetubuh dengannya sebagaimana yang didakwakan dalam
dakwaan pertama melanggar Pasal 81 ayat 2 Undang-Undang Perlindungan Anak.
1. Terdakwa Diperiksa Tanpa Penasehat Hukum
Terdakwa telah diperiksa di depan persidangan tanpa didampingi penasehat hukum padahal ancaman hukuman yang didakwakan Pasal 81 ayat 2 Undang-
Undang Perlindungan Anak paling lama 15 lima belas tahun penjara dan minimal 3 tiga tahun penjara. Pasal 56 ayat 1 KUHAP telah menegaskan secara ketat bahwa :
Dalam hal tersangka atau terdakwa disangka atau didakwa melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau ancaman pidana lima belas
tahun atau lebih atau bagi mereka yang tidak mampu yang diancam dengan pidana lima tahun atau lebih yang tidak mempunyai penasihat hukum sendiri,
pejabat yang bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan wajib menunjuk penasihat hukum bagi mereka.
Merujuk ketentuan Pasal 56 ayat 1 KUHAP di atas dapat diketahui bahwa pendampingan penasihat hukum dalam setiap pemeriksaan perkara pidana yang
diancam dengan pidana penjara lima tahun ke atas bagi yang tidak mampu dan pidana mati, lima belas tahun penjara atau lebih tanpa mempersoalkan ketidakmampuan
Universitas Sumatera utara
ekonomis adalah “wajib” dan sifatnya imperatif memaksa. Pendampingan penasihat hukum diperlukan untuk kepentingan pembelaan sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 54 KUHAP yang berbunyi: “Guna kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan hukum dari seorang atau lebih penasehat
hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan, menurut tata cara yang ditentukan oleh undang-undang ini.”
OC. Kaligis menulis:
251
Apabila pemeriksaan penyidikan, penuntutan atau persidangan tersangka atau terdakwa tidak didampingi penasihat hukum maka sesuai dengan Miranda rule,
pemeriksaan tidak sah illegal atau batal demi hukum null and void dan inilah yang kemudian tercermin dalam Putusan MA No. 1565KPid1991 tanggal 16 September
1993 yang menyatakan bahwa apabila ketentuan Pasal 56 ayat 1 tidak dipenuhi, dianggap pemeriksaan tidak memenuhi syarat yang diminta undang-undang, yang
berakibat tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima. Apabila Pasal 54 KUHAP dikaji lebih jauh, menjadi jelas bahwa pada
prinsipnya hak atas bantuan hukum tersebut diakui, tetapi tidak termasuk ke dalam hak yang bersifat “wajib”. Ada kondisi atau syarat tertentu yang harus
dipenuhi sebelum hak atas bantuan hukum tersebut menjadi “wajib”. Syarat khusus tersebut menyangkut: a kemampuan finansial; b ancaman
hukuman bagi tindak pidana yang disangkakan sebagaimana dimaksud pada 56 ayat 1 dan 2.
252
251
O.C. Kaligis, Perlindungan Hukum Atas Hak Asasi Tersangka, Terdakwa dan Terpidana, Bandung: Alumni, 2006, hlm. 238-239.
252
M. Yahya Harahap I, Op.Cit, hlm. 339.
Penolakan terdakwa untuk didampingi penasihat hukum dalam suatu pemeriksaan perkara pidana dengan
ancaman hukuman 15 tahun penjara tidak dapat menghilangkan kewajiban bagi
Universitas Sumatera utara
pengadilan untuk menyediakan penasihat hukum guna kepentingan pembelaan terdakwa. Walaupun kemudian M. Yahya Harahap
253
2. Umur Saksi Korban Tidak Dapat Dibuktikan Melalui Bukti Surat