1. Pemeriksaan Dalam Pengadilan Negeri Medan Register Nomor: 2417Pid.B2008PN-Mdn
Penuntut Umum
212
mendakwa BHZ selanjutnya dalam penelitian ini ditulis: Terdakwa dengan Dakwaan alternatif. Dakwaan alternatif adalah surat dakwaan
yang disusun dalam rumusan saling mengecualikan one that substitutes for another antara satu sama lain dan memberi pilihan kepada hakim untuk menentukan dakwaan
mana yang terbukti dilakukan oleh terdakwa, diterapkan apabila tindak pidana yang dilakukan terdakwa berada dalam persentuhan dua atau beberapa pasal yang saling
berdekatan corak dan ciri kejahatannya
.
213
212
Penuntut Umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penuntutan dan pelaksanaan penetapan hakim, sedangkan jaksa adalah pejabat fungsional
yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak sebagai Penuntut Umum dan pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan
undang-undang. Lihat Pasal 1 angka 1 dan 2 UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. Lihat rumusan yang hampir sama dengan Pasal 1 angka 6 KUHAP.
213
Disamping dakwaan alternatif dikenal lagi Dakwaan Subsider yaitu surat dakwaan yang terdiri dari dua atau beberapa dakwaan yang disusun secara berurutan mulai dari dakwan tindak pidana
yang terberat sampai kepada dakwaan yang teringan, Dakwaan Tunggal yaitu surat dakwaan yang disusun dalam rumusan tunggal dan Dakwaan Kumulatif yaitu surat dakwaan yang yang berbentuk
multiple yakni disusun berupa rangkaian dari beberapa dakwan atas kejahatan atau pelanggaran artinya terdakwa didakwa dua macam delik atau lebih. Lihat M. Yahya Harahap II, Op.Cit, hlm. 398-402 dan
Andi Hamzah II, Op.Cit, hlm. 185-186.
Jika salah satu dari dakwaan alternatif telah terbukti, maka hakim tidak perlu lagi membuktikan dan mempertimbangkan
dakwaan selainnya. Dakwaan alternatif yang didakwakan kepada BHZ adalah: Pertama:
Melanggar Pasal 81 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak; Atau Kedua: Melanggar Pasal 82 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor: 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Atau Ketiga: Melanggar Pasal 293 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Universitas Sumatera utara
a Dakwaan
Surat dakwaan adalah surat atau akta yang memuat rumusan tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa yang disimpulkan dan ditarik dari hasil
pemeriksaan penyidikan, dan merupakan dasar serta landasan bagi hakim dalam pemeriksaan di muka sidang pengadilan.
214
Adapun surat dakwaan yang diajukan Penuntut Umum di depan persidangan kepada terdakwa diuraikan di bawah ini.
215
Cara terdakwa melakukan tindak pidana yang didakwakan adalah berawal pada pertengahan bulan Juli 2007 sekira pukul 13.00 WIB tepatnya di rumah orang
tua terdakwa di alamat tersebut di atas, terdakwa sebelumnya meminta saksi korban VP selanjutnya dalam penelitian ini ditulis: saksi korban untuk datang kerumah
terdakwa yang pada saat itu kedua orang tua terdakwa sedang tidak berada di rumah Terdakwa pada hari dan tanggal yang tidak diingat lagi antara bulan Juli 2007,
bulan Februari 2008 dan bulan Mei 2008 sekira pukul yang tidak diingat lagi atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2007 sampai dengan tahun 2008,
bertempat di Jl. Purwosari Gg. Hiligeo Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Kecamatan Medan Timur tepatnya pertama sekali di rumah orang tua terdakwa atau setidak-
tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri Medan dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau
membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.
214
M. Yahya Harahap II, Op.Cit, hlm. 386-387.
215
Bunyi surat dakwaan dalam tulisan ini telah dirobah oleh peneliti dari format aslinya yaitu Surat Dakwaan tertanggal 12 Agustus 2008 Reg. Perk. No. PDM-1107Ep.2082008 dengan
tetap menjaga maksud dan tujuan sebenarnya guna penyesuaian teknis penulisan sebuah tesis.
Universitas Sumatera utara
kecuali hanya seorang adik terdakwa. Sesampainya saksi korban di rumah terdakwa, saksi korban diminta terdakwa untuk masuk ke dalam kamar tidur terdakwa dan
selanjutnya terdakwa mencumbui saksi korban dan meminta agar saksi korban juga bersedia melakukan hubungan layaknya suami isteri dengan mengatakan “jangan
takut nanti kau akan kunikahi” sehingga saksi korban menyetujui kemauan terdakwa hingga selanjutnya terdakwa menyetubuhi saksi korban. Masih di bulan Juli 2007
saksi korban datang kembali ke rumah orang tua terdakwa dan terdakwa membujuk saksi korban untuk masuk ke dalam kamar terdakwa lalu persetubuhan antara
terdakwa dengan saksi korban terulang kembali. Pada awal bulan dan pertengahan Februari 2008 terdakwa mengajak saksi korban ke Hotel Katana Padang Bulan
Medan dan ditempat ini terjadi persetubuhan antara terdakwa dengan saksi korban. Pada bulan Mei 2008 saksi korban dari Medan mendatangi tempat kerja terdakwa
pada waktu itu di Hotel Ambarita Samosir, kemudian terdakwa membujuk saksi korban sehingga terjadilah persetubuhan sebanyak 3 tiga kali.
Berdasarkan Surat Keterangan Visum Et Repertum No. 69OBG2008 tanggal 04 Juni 2008 ditanda tangani oleh dr. Indra Z. Hasibuan, Sp.OG, setelah memeriksa
atas nama VP ditemukan bahwa bagian genitalia: selaput dara hymen robek sampai dasar pada jam 6 enam, 9 sembilan dan 11 sebelas, selaput dara hymen robek
tidak sampai dasar pada jam 3 tiga dan memar tidak dijumpai. Kesimpulannya adalah tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan pada korban dan selaput dara tidak utuh
lagi.
Universitas Sumatera utara
Terhadap perbuatan terdakwa tersebut di atas, terdakwa melanggar dan diancam pidana dalam Pasal 81 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 23
Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak sebagai Dakwaan Pertama atau melanggar
dan diancam pidana dalam Pasal 82 Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak sebagai Dakwaan Kedua.
Sebagai Dakwaan Alternatif Ketiga, terdakwa telah didakwa karena pada waktu dan tanggal yang tidak diingat lagi antara bulan Juli 2007, bulan Februari 2008
dan bulan Mei 2008 sekira pukul yang tidak diingat lagi atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2007 sampai dengan tahun 2008, bertempat di Jl. Purwosari
Gg. Hiligeo Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Kecamatan Medan Timur tepatnya pertama sekali di rumah orang tua terdakwa atau setidak-tidaknya pada tempat lain
yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri Medan, dengan mempergunakan hadiah atau perjanjian akan memberikan uang atau barang, dengan
salah memberikan pengaruh yang berlebih-lebihan yang ada disebabkan oleh perhubungan yang sesungguhnya dan atau dengan tipu, sengaja membujuk orang
yang belum dewasa yang tidak bercacat kelakuannya, yang diketahuinya atau patut harus disangkanya belum dewasa, akan melakukan perbuatan cabul dengan dia atau
membiarkan dilakukan perbuatan yang demikian pada dirinya. Cara terdakwa melakukan perbuatan yang didakwakan dalam dakwaan
alternatif ketiga ialah sesuai dengan kronologis sebagaimana telah diuraikan di atas. Terhadap perbuatan terdakwa tersebut pada dakwaan alternatif ketiga di atas,
Universitas Sumatera utara
terdakwa melanggar dan diancam pidana dalam Pasal 293 ayat 1 Kitab Undang- Undang Hukum Pidana.
b Pembuktian
Pasal 184 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP menyebutkan bahwa: 1 alat bukti yang sah adalah Keterangan Saksi, Keterangan
Ahli, Surat, Petunjuk dan Keterangan Terdakwa; 2 Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan. Perkara ini telah diperiksa dengan alat-alat bukti
berupa Keterangan Saksi, Surat dan Keterangan Terdakwa.
1 Keterangan Saksi
216
Pemeriksaan di sidang pengadilan menurut KUHAP dimulai dengan pendengaran keterangan saksi. Pasal 1 angka 27 KUHAP menyebutkan bahwa
“Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat
sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari pengetahuannya ini.” Sedangkan yang dimaksud dengan saksi adalah orang yang dapat memberikan
keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengan sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri.
217
Agar suatu keterangan saksi dapat dinilai sebagai alat bukti, maka keterangannya harus
dinyatakan di sidang pengadilan.
218
216
Keseluruhan keterangan saksi-saksi di bawah ini adalah telah diintisarikan tanpa mengurangi maksud dan tujuan sebenarnya.
217
Pasal 1 angka 26 KUHAP.
218
Pasal 185 ayat 1 KUHAP.
Universitas Sumatera utara
Bahwa, saksi-saksi yang diperiksa dalam perkara ini berjumlah 2 dua orang yaitu saksi korban sendiri yang bernama VP dan saksi yang merupakan ayah saksi
korban yang bernama AP. Sesuai ketentuan Pasal 160 ayat 3 KUHAP ditegaskan bahwa “Sebelum memberikan keterangan, saksi-saksi wajib mengucapkan sumpah
atau janji
219
menurut agamanya masing-masing, bahwa ia akan memberikan keterangan yang sebenarnya dan tidak lain daripada yang sebenarnya.” Pasal 160 ayat
1 huruf b KUHAP menyatakan “Yang pertama-tama didengar keterangannya adalah korban yang menjadi saksi”. Merujuk ketentuan ini maka yang pertama diperiksa
guna didengar keterangannya di depan persidangan adalah saksi korban dan semua saksi wajib memberikan keterangan di bawah sumpah. Pengecualian memberikan
kesaksian tanpa sumpah hanya diperbolehkan bagi anak yang umurnya belum cukup lima belas tahun dan belum pernah kawin serta orang yang sakit ingatan atau sakit
jiwa meskipun kadang-kadang ingatannya baik kembali.
220
Saksi korban menerangkan mengenal dan mengaku mempunyai hubungan asmara dengan terdakwa sejak bulan April 2007. Membenarkan telah bersetubuh
dengan terdakwa secara berulang kali, persetubuhan mana pertama sekali terjadi di rumah orang tua terdakwa beralamat di Jalan Purwosari Gg. Haligeo Kelurahan Pulo
Brayan Bengkel Kecamatan Medan Timur Kota Medan pada pertengahan Juli 2007.
219
Tentang isi lafaj sumpah berbeda-beda sesuai dengan agama saksi. Agama Islam mempergunakan di awal kalimat “Wallahi, Tallahi, Billahi, Demi Alla-saya bersumpah….”, agama
Kristen mempergunakan di akhir kalimat “…Semoga Tuhan Menolong Saya”, Agama Hindu mempergunakan di awal kalimat “Om Atah Paramu Wisesha… di akhir … Om Santi Santi Om”,
Agama Budha mempergunakan di awal kalimat “Demi Sang Hyang Adhi Budha…”. Bunyi sumpah pelengkapnya tetap sama bagi semua agama yang berbunyi: “saya akan menjadi saksi dalam perkara
ini akan memberikan keterangan yang benar tidak lain daripada yang sebenarnya”.
220
Lihat Pasal 171 KUHAP.
Universitas Sumatera utara
Awalnya terdakwa mengajak saksi korban kerumah orang tua terdakwa kemudian mengajak masuk kamar dan kemudian terdakwa merayu, mencumbui dan membujuk
saksi korban agar mau melakukan persetubuhan yang awalnya ajakan bersetubuh ini ditolak saksi korban akan tetapi karena terdakwa menyatakan sangat menyayangi
saksi korban dan akan bertanggung jawab hingga akhirnya saksi korban percaya, lalu terjadilah persetubuhan antara terdakwa dengan saksi korban. Persetubuhan yang
sama kembali terulang masih pada bulan Juli 2007, persetubuhan terjadi 2 dua kali dalam bulan Februari 2008 di Hotel Katana Padang Bulan Medan, dan terakhir kali
persetubuhan terjadi pada bulan Mei 2008 sebanyak 3 tiga kali di Hotel Ambarita Samosir tempat kerja terdakwa. Saksi korban merasa tertipu dan menderita lahir
bahtin akibat perbuatan terdakwa. Saksi AP yang merupakan ayah kandung saksi korban menerangkan jika saksi
ini mengenal terdakwa. Saksi mengetahui perihal hubungan asmara saksi korban dengan terdakwa sejak bulan April 2007 namun tidak mengetahui jika anaknya
tersebut telah disetubuhi oleh terdakwa kecuali karena pengakuan saksi korban yang menyatakan bahwa ia telah disebutuhi oleh terdakwa berulang kali. Umur saksi
korban pada saat persetubuhan itu masih 17 tahun dan belum dewasa. Saksi telah mendatangi keluarga terdakwa dan berusaha meminta pertanggungjawaban terdakwa
atas perbuatannya terhadap saksi korban tetapi keluarga terdakwa tidak memiliki itikad baik untuk berdamai karena itu saksi keberatan dan kemudian melaporkan hal
ini kepada pihak yang berwajib.
Universitas Sumatera utara
Berdasarkan ketentuan Pasal 164 ayat 1 KUHAP maka setiap kali seorang saksi selesai memberikan keterangan, hakim ketua sidang menanyakan kepada
terdakwa bagaimana pendapatnya tentang keterangan tersebut. Sewaktu saksi korban dan saksi AP selesai memberikan keterangan di depan persidangan, hakim telah
menanyakan tanggapan terdakwa atas keterangan mereka. Terdakwa kemudian menyatakan keberatan atas keterangan saksi korban dengan menyatakan bahwa
perbuatan persetubuhan itu dilakukan dasar suka sama suka dan keberatan atas keterangan saksi AP dengan menyatakan terdakwa beserta keluarga telah datang
dengan itikad baik ke pihak keluarga saksi korban dengan tujuan berdamai dan mempertanggunjawabkan perbuatan persetubuhan itu dengan cara menikahinya,
tetapi keluarga saksi korban tidak menanggapinya.
2 Surat
Surat menurut J.M van Bemmellen sebegaimana dikutip oleh Andi Hamzah,
221
a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat
umum yang berwenang atau yang dibuat dihadapannya yang berisi keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau
dialaminya sendiri disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu;
ialah segala sesuatu yang mengandung tanda-tanda baca yang dapat dimengerti, dimaksud untuk mengeluarkan isi pikiran. Alat bukti surat diatur dalam
Pasal 187 KUHAP yang menyatakan bahwa: Surat sebagaimana tersebut pada pasal 184 ayat 1 huruf c, dibuat atas
sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah:
b. Surat yang dibuat menurut ketentuan perundang-undangan atau surat yang
dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang
221
Andi Hamzah, Op.Cit, hlm. 253.
Universitas Sumatera utara
menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau suatu keadaan.
c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan
keahliannya mengenai suatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi daripadanya.
d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari
alat pembuktian yang lain. Visum et Revertum
222
tergolong kedalam jenis “surat keterangan dari seorang ahli” karena memuat pendapat berdasarkan keahlian mengenai suatu hal atau keadaan
yang diminta secara resmi daripadanya yang dituangkan dalam sebuah surat. M. Yahya Harahap
223
Pengajuan satu-satunya surat berupa visum et repertum ini hanya dapat membuktikan perihal adanya persetubuhan tetapi tidak satupun bukti surat yang
menilai maksud “surat lain” pada huruf d Pasal 187 KUHAP di atas adalah sebagai “surat pada umumnya” yang hanya dapat bernilai sebagai alat
bukti sah jika “isinya mempunyai hubungan” dengan alat bukti lain. Penuntut Umum dalam perkara ini hanya mengajukan alat bukti surat berupa
Visum et Repertum No. 69OBG2008 tanggal 04 Juni 2008 yang ditanda tangani oleh dr. Indra Z. Hasibuan, Sp.OG dengan hasil pemeriksaan pada genitalia selaput dara
hymen robek sampa dasar pada jam 6 enam, 9 sembilan, 11 sebelas, selaput dara hymen robek tidak sampai dasar pada jam 3 tiga degan kesimpulan tidak
dijumpai tanda-tanda kekerasan pada korban dan selaput dara hymen tidak utuh lagi.
222
Visum et Repertum berasal dari bahasa Yunani yaitu visum asal kata visus berarti “lihat”, et berarti “dan”, sedangkan repertum berarti lapor, sehingga berarti “lihat dan lapor”.
223
M. Yahya Harahap I, Op.Cit, hlm. 307.
Universitas Sumatera utara
dihadirkan ke depan persidangan yang dapat mememberikan bukti kebenaran perihal usia saksi korban yang sejak semula dianggap tergolong anak misalnya akte
kelahiran, ijajah, KTP, Pasport atau surat lain yang menerangkan perihal kelahiran.
3 Keterangan Terdakwa
Pasal 189 ayat 1 KUHAP menyebutkan ”Keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan di sidang tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia
ketahui sendiri atau alami sendiri.” Keterangan terdakwa baru dianggap sebagai alat bukti yang sah jika keterangan itu dinyatakan di depan sidang keterangan mana
berkaitan dengan perkara yang sedang didakwakan kepadanya. Keterangan terdakwa tercakup di dalamnya baik pengakuan, penyangkalan, pernyataan ataupun penjelasan.
Alat bukti berupa “keterangan terdakwa” versi KUHAP sekarang ini dahulu oleh HIR
224
dikenal sebagai alat bukti “pengakuan tertuduh” atau alat bukti “pengakuan terdakwa”.
225
Menurut D. Simon sebagaimana dikutip oleh Andi Hamzah
226
224
H.I.R singkatan Herziene Indonesische Reglement berasal dari I.R atau Inlandsche Reglement yang dimuat dalam Staatblaad tahun 1848-No. 16 jo. 57 titel lengkapnya adalah: Reglement
op de uit oefening van de politie, de Burgelijke rechtspleging ende Strafvordering onder de Inlanders en de Vreemde Oosterlingen of Java en Madura Reglemen tentang melakukan tugas kepolisian
menjadi perkara perdata dan penuntutan perkara pidana terhadap golongan Bumiputera dan Timur Asing dan Jawa dan Madura. I.R diundangkan sejak pada tahun 1848 dan telah mengalami beberapa
perubahan akhirnya berubah menjadi H.I.R atau R.I.B Reglemen Indonesia yang diperbaharui dipakai sejak 1941. Undang-undang darurat No. 1 tahun 1951 pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa
R.I.B harus diambil sebagai pedoman dalam acara pidana untuk seluruh daerah R.I sedangkan acara perdatanya tidak termasuk. Lihat Yan Pramadya Puspa, Op.Cit, hlm. 431-432.
225
Andi Hamzah II, Op.Cit, hlm. 255 mempergunakan istilah “pengakuan terdakwa” sementara dalam M. Yahya Harahap I, Op.Cit, hlm. 318 mempergunakan istilah “pengakuan tertuduh”
dan “pengakuan terdakwa”.
226
Andi Hamzah II, Op.Cit, hlm. 255.
, keterangan terdakwa sebagai alat bukti dengan demikian lebih luas
Universitas Sumatera utara
pengertiannya dari pengakuan terdakwa, bahkan menurut Memorie van Toelichting
227
Alat bukti keterangan terdakwa merupakan urutan terakhir dalam Pasal 184 ayat 1 KUHAP sehingga penempatan pada urutan terakhir inilah salah satu alasan
dipergunakan untuk menempatkan proses pemeriksaan pemeriksaan keterangan terdakwa dilakukan belakangan sesudah keterangan saksi.
Ned. Sv. penyangkalan terdakwa boleh juga menjadi alat bukti sah.
228
Keterangan terdakwa di depan persidangan pada pokoknya menjelaskan bahwa terdakwa mengakui telah melakukan persetubuhan dengan saksi korban pada
waktu dan tempat sebagaimana yang telah diterangkan saksi korban. Membenarkan adanya hubungan asmara terdakwa dengan saksi korban sejak April 2007. Sebelum
bersetubuh dengan saksi korban, terdakwa selalu terlebih dahulu membujuk dan merayunya dengan menyatakan betapa terdakwa sangat mencintai dan menyayangi
saksi korban dan akan bertanggung jawab terhadap perbuatan persetubuhan itu. Terdakwa menyatakan penyesalannya atas perbuatan persetubuhan itu dan berharap
Penempatan terdakwa sebagai yang mendapat giliran terakhir dalam pemeriksaan lebih kepada alasan logika
bahwa seseorang yang dituduh harus mengetahui lebih dahulu tuduhannya beserta segala sesuatu yang berkaitan dengannya sebelum memberikan pembelaan, dimana
hal ini sekaligus perwujudan asas praduga tidak bersalah dan juga penghargaan terhadap hak asasi manusia.
227
Artinya adalah memori risalah penjelasan. Lihat Yan Pramdya Puspa, Op.Cit, hlm. 594.
228
M. Yahya Harahap II, Op.Cit, hlm. 318.
Universitas Sumatera utara
dapat mempertanggungjawabkannya jika saksi korban mau menerimanya sebagai suami.
c Tuntutan
Setelah seluruh alat bukti yang diajukan telah selesai diperiksa di depan persidangan in casu yaitu keterangan saksi, surat dan keterangan terdakwa beserta
barang-barang bukti yang ada telah diperlihatkan kepada terdakwa maupun saksi serta telah juga memberikan pendapatnya masing-masing, maka pada tahap ini
pemeriksaan dinyatakan selesai untuk kemudian penuntut umum dapat mengajukan tuntutan pidana.
229
Penuntut Umum dalam surat tuntutannya
230
Setelah mempertimbangkan faktor-faktor yang memberatkan yaitu berupa: perbuatan terdakwa menghancurkan masa depan saksi korban, merusak mental
korban karena korban mengalami trauma dan faktor yang meringankan yaitu berupa: terdakwa belum pernah dihukum dan masih berusia muda, maka penuntut
pada pokoknya menyatakan bahwa setelah memperhatikan seluruh fakta-fakta hukum yang terungkap di
persidangan, terdakwa terbukti secara sah berdasarkan alat-alat bukti yang ada yang terdiri dari keterangan saksi, surat, dan keterangan terdakwa dan meyakinkan
perbuatan itu benar terjadi dan terdakwa pelakunya bersalah melakukan “tindak pidana membujuk anak melakukan persetubuhan dengan dirinya”.
229
Pasal 182 ayat 1 huruf a menyebutkan: Setelah pemeriksaan dinyatakan selesai, Penuntut Umum mengajukan tuntutan pidana.
230
Bunyi surat tuntutan dalam tesis ini telah mengalami perobahan redaksi dari aslinya yaitu Surat Tuntutan tanggal 18 Desember 2008 Reg. Per. No.: PDM-1107EP.2Mdn122008 dengan tetap
menjaga maksud dan tujuan sebenarnya guna penyesuaian teknis penulisan sebuah tesis.
Universitas Sumatera utara
umum menuntut agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan sebagai berikut:
231
1. Menyatakan terdakwa BHZ terbukti bersalah melakukan tindak pidana
dengan sengaja membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam dakwaan pertama yaitu
melanggar Pasal 81 ayat 2 UURI No. 23 Tahun 2002 Terntang Perlindungan Anak.
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa BHZ berupa pidana penjara
selama 14 empat belas tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dan denda sebesar Rp. 60.000.000,- enam puluh juta rupiah
subside 6 enam bulan kurungan.
3. Barang bukti: nihil.
4. Membebani biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp. 5.000,- lima ribu
rupiah.
d Pembelaan
Terhadap tuntutan pidana yang diajukan penuntut umum, terdakwa atau penasihat hukum “berhak” mendapat kesempatan “mengajukan pembelaan” dan
terhadap pembelaan dimaksud penuntut umum berhak pula mendapat kesempatan mengajukan replik counterplea
232
, dan terhadap replik ini terdakwa atau penasihat hukum berhak mendapat kesempatan untuk mengajukan duplik
233
atau jawaban kedua kali rejoinder.
234
Berdasarkan ketentuan Pasal 182 ayat 1 huruf b dan huruf c KUHAP, ditegaskan bahwa penuntut umum dapat menjawab pembelaan terdakwa atau
231
Bunyi amar tuntutan dikutip sesuai dengan bunyi asli pada surat tuntutan Penuntut Umum.
232
Replik atau Repliek berasal dari bahasa Belanda yang berarti jawaban dari suatu jawaban, yang dalam bahasa Inggris sama degan istilah counterplea. Lihat Yan Pramadya Puspa, Op.Cit, hlm.
730.
233
Duplik atau Dupliek berasal dari bahasa Belanda yang berarti jawaban kedua kali, yang dalam bahasa Inggris sama dengan istilah rejounder. Lihat Ibid, hlm. 337.
234
M. Yahya Harapah I, Op.Cit, hlm. 259.
Universitas Sumatera utara
penasihat hukum dengan ketentuan bahwa terdakwa atau penasihat hukum selalu mendapat giliran terakhir. Tuntutan, pembelaan dan jawaban dilakukan secara tertulis
dan setelah dibacakan diserahkan kepada hakim ketua sidang. Memperhatikan ketentuan Pasal 182 ayat 1 huruf b dan c KUHAP, maka
jawaban penuntut umum terhadap pembelaan terdakwa atau penasihat hukum tidak bersifat imperatif tetapi bersifat alternatif opsional dalam arti penuntut umum dapat
memilih menggunakan atau tidak menggunakan haknya untuk mengajukan tanggapannya dalam jawaban tertulis atau secara lisan, demikian juga halnya dengan
terdakwa dapat memilih mempergunakan atau tidak mempergunakan haknya untuk mengajukan jawaban kedua kali secara tertulis atau lisan.
Ketentuan Pasal 182 ayat 1 huruf c KUHAP menegaskan bahwa tuntutan, pembelaan dan jawaban dilakukan secara tertulis untuk dibacakan, tetapi berdasarkan
penjelasannya disebutkan dalam hal terdakwa tidak dapat menulis, panitera mencatat pembelaannya. Prakteknya, tuntutan penuntut umum selalu dibuat secara tertulis,
tetapi pembelaan terdakwa yang tidak memiliki penasihat hukum umumnya diajukan secara lisan dan terkadang dibuat secara tertulis, dan terhadap pembelaan lisan
dimaksud penuntut umum biasanya menanggapinya secara lisan juga dengan menyatakan tetap pada tuntutan sebelumnya.
Terdakwa in casu sewaktu pemeriksaan di tingkat pengadilan negeri tidak didampingi oleh penasihat hukum. Berdasarkan berita acara di persidangan, terdakwa
telah disarankan oleh Majelis Hakim untuk didampingi penasihat hukum mengingat
Universitas Sumatera utara
ancaman yang dihadapi terdakwa pidana penjara lima tahun atau lebih, jika terdakwa tidak mampu menyediakan penasihat hukum maka pengadilan akan menyediakannya
secara prodeo,
235
tetapi terdakwa menyatakan tidak bersedia didampingi penasehat hukum.
236
e Putusan Pengadilan
Terdakwa mengajukan pembelaanya secara lisan dalam pemeriksaan perkara ini yang pada pokoknya memohon kepada majelis hakim untuk memberikan
keringanan hukuman dan putusan yang seadil-adilnya.
Pasal 1 angka 11 KUHAP telah memberikan definisi tentang putusan pengadilan yaitu: “Putusan pengadilan adalah pernyataan hakim yang diucapkan
dalam sidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam
undang-undang ini.” Definisi Pasal 1 angka 11 KUHAP dimaksud adalah pengertian putusan ditinjau dari sisi pengadilan sedangkan jika ditinjau dari optik hakim yang
mengadili suatu perkara pidana, menurut Lilik Mulyadi
237
235
Prodeo berasal dari kata Latin yaitu pro berarti “demi” dan deo berarti “tuhan” jadi karena tuhan. Prodeo Latin, kosteloos Belanda, free of charge Inggris berarti gratis, cuma-cuma
atau tanpa biaya. Lihat Yan Pramadya Puspa, Op.Cit, hlm. 688. Dalam ajaran Islam ini mungkin semakna dengan ungkapat “Lillahi ta’ala” yang berarti karena Allah.
236
Berdasarkan pengakuan terdakwa sendiri beserta keluarganya sewaktu perkara ini diajukan proses banding, alasan terdakwa tidak bersedia untuk didampingi penasihat hukum sewaktu
ditawarkan oleh majelis hakim di depan persidangan, dikarenakan sebelumnya telah dipengaruhi oleh penuntut umum untuk tidak perlu didampingi penasehat hukum demi kelancaran pemeriksaan dan
kebaikan terdakwa sendiri. Ternyata setelah diputus dengan pidana penjara demikian berat, terdakwa keberatan karena tidak sesuai dengan janji-janji penuntut umum sebelumnya sehingga pada akhirnya
terdakwa mengajukan upaya hukum.
237
Lilik Mulyadi, Op.Cit, hlm. 92.
dapatlah diartikan bahwa putusan hakim merupakan mahkota sekaligus puncak pencerminan nilai-nilai
Universitas Sumatera utara
keadilan, kebenaran hakiki, hak asasi, penguasaan hukum atau fakta, secara mapan dan faktual serta visualisasi etika beserta moral dari hakim yang bersangkutan.
Perkara pidana No. 2417Pid.B2008PN-Mdn telah diputuskan oleh Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkaranya pada hari Kamis tanggal 18
Desember 2008 dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga dengan dihadiri oleh penuntut umum dan terdakwa. Putusan terhadap perkara ini
dijatuhkan pada hari yang sama dimana penuntut umum mengajukan tuntutan pidana yaitu tanggal 18 Desember 2008 dan juga terdakwa mengajukan pembelaan secara
lisan. Berdasarkan ketentuan Pasal 182 ayat 8 KUHAP yang berbunyi: “Putusan Pengadilan Negeri dapat dijatuhkan dan diumumkan pada hari itu juga pada hari
diajukan tuntutan dan pembelaan terdakwa-pen atau pada hari lain yang sebelumnya harus diberitahukan kepada penuntut umum, terdakwa atau penasihat hukum”, berarti
menunjukkan bahwa pengambilan serta pembacaan putusan oleh Majelis Hakim in casu adalah tidak bertentangan dengan KUHAP.
Setelah memperhatikan dakwaan penuntut umum yang bersifat alternatif, majelis hakim memilih mempertimbangkan dakwaan kesatu yaitu melanggar Pasal 81
ayat 2 UU No. 23 Tahun 2002 tentang Peradilan Anak yang kemudian menurut majelis hakim telah terbukti secara sah dan meyakinkan dengan pertimbangan yang
akan diuraikan di bawah ini.
238
238
Penulis telah merobah redaksi pertimbangan dalam putusan dari aslinya dengan tetap menjaga tujuan dan maksud sebenarnya demi menyesuaikan teknis penulisan tesis.
Universitas Sumatera utara
Pasal 81 ayat 2 Undang-Undang Nomor: 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak mempunyai unsur-unsur yaitu: a Setiap orang; b Dengan
sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.
Ad. a Unsur Setiap Orang. Majelis mempertimbangkan bahwa maksud unsur setiap orang adalah orang
atau badan hukum yang mampu bertanggung jawab atas perbuatannya. Terdakwa BHZ telah diajukan di persidangan yang identitasnya diakui oleh terdakwa
sebagaimana dalam surat dakwaan. Selama proses pemeriksaan di persidangan telah terbukti bahwa ternyata terdakwa mempunyai akal pikiran yang sehat jasmani dan
rohani, sehingga terdakwa mampu secara hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, dengan demikian unsur ini telah terpenuhi dan terbukti.
Ad. b Unsur Dengan Sengaja Melakukan Tipu Muslihat, Serangkaian Kebohongan atau Membujuk Anak Melakukan Persetubuhan Dengannya atau dengan
Orang Lain.
Majelis mempertimbangkan bahwa unsur ini bersifat alternatif, apabila salah satu unsur telah terpenuhi dan terbukti maka dianggap unsur ini telah terbukti.
Berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan telah ditemuan fakta yaitu dari keterangan saksi korban yang menyatakan mempunyai hubungan asmara dengan
terdakwa sejak bulan April 2007, saksi korban telah disetubuhi oleh terdakwa berulang kali serta usia saksi terakhir kali disetubuhi terdakwa berumur 17 tujuh
belas tahun. Saksi korban pada awalnya keberatan untuk bersetubuh dengan
Universitas Sumatera utara
terdakwa tetapi karena terus dibujuk oleh terdakwa dengan janji akan bertanggungjawab, saksi akhirnya menjadi luluh dan percaya kata-kata terdakwa.
Saksi AP di bawah sumpah menerangkan mengenal terdakwa dan mengetahui adanya hubungan asmara terdakwa dengan anaknya yaitu saksi korban sejak April
2007 tetapi mengetahui persetubuhan terdakwa dengan saksi korban setelah saksi korban memberitahunya, dimana umur saksi korban pada waktu persetubuhan
dimaksud masih berumur 17 tujuh belas tahun dan belum dewasa sehingga saksi AP keberatan atas kejadian dimaksud.
Memperhatikan keterangan saksi-saksi dikaitkan dengan hasil Visum et Revertum No. 69OBG2008 tanggal 04 Juni 2008, maka unsur ini telah terpenuhi dan
terbukti sehingga terdakwa haruslah dinyatakan secara sah dan meyakinkan bersalah sesuai dengan dakwaan ini karenanya harus pula dihukum sesuai dengan
kesalahannya. Setelah mempertimbangkan perihal yang memberatkan yaitu perbuatan
terdakwa menghancurkan masa depan saksi korban dan merusak mental korban karena korban mengalami trauma dan juga mempertimbangkan hal-hal yang
meringankan yaitu terdakwa belum pernah dihukum dan terdakwa masih berusia muda, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan yang memeriksa dan mengadili
perkara ini akhirnya memutuskan sebagai berikut:
239
239
Amar putusan ini dikutip sesuai dengan bunyi redaksi aslinya dalam Putusan No. 2417Pid.B2008PN-MDN.
Universitas Sumatera utara
1. Menyatakan BHZ telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “dengan sengaja membujuk anak untuk melakukan persetubuhan dengannya”.
2. Menjatuhkan ia oleh karena itu dengan pidana penjara selama 12 dua
belas tahun. 3.
Menghukum terdakwa untuk membayar denda sebesar Rp. 60.000.000,- enam puluh juta rupiah, subsider 6 enam bulan kurungan.
4. Memerintahkan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangi
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. 5.
Menetapkan agar terdakwa tetap ditahan. 6.
Membebankan terdakwa membayar ongkos perkara sejumlah Rp. 5.000,- lima ribu rupiah.
2. Pemeriksaan Dalam Pengadilan Tinggi Medan Register Nomor: