29
rendah, komposit akan merenggang untuk mengakomodasi sifat modulus gigi Kishen, 2006.
Viskositas resin semen yang lebih rendah dapat meningkatkan kemampuan wettability sehingga menghasilkan adaptasi interfasial internal yang lebih sempurna
yang mengurangi pembentukan ruang kosong yang dapat memperlemah permukaan Terry, 2003. Terbentuknya ruang kosong tersebut akan menjadi awal dari
terbentuknya initial crack yang mana ketika tekanan terus diterima maka crack propagation akan diteruskan yang akhirnya menjadi fraktur.
h. Perlekatan atau integrasi adhesif Sistem polyethylene fiber post memberikan perlekatan yang merata pada
saluran dentin internal radikular sehingga meningkatkan resistansi terhadap fatigue dan fraktur serta peningkatan retensi dan pengurangan kebocoran mikro dan infiltrasi
bakteri. Integrasi adhesif antara kelima komponen sistem pasak ini permukaan dentin akar, semen luting, intraradikular pasak, build-up core, dan crown memberikan
integritas struktural bagi rehabilitasi intraradikular Terry, 2003. Semua komponen ini memiliki sifat yang sama secara adhesif, sehingga konsep ini disebut sebagai
tehnik monoblok Tay dan Pashley, 2007
2.3 Perlekatan Fiber Polyethylene dengan Komposit
Bahan polyethylene fiber reinforced dapat menyatu dengan matrik resin dibantu dengan adanya wettability wettability. Untuk mendapatkan adhesi yang baik
diperlukan wettability yang merata agar perlekatan interfasial yang optimal
Universitas Sumatera Utara
30
Anusavice, 2003. Wettability yang tidak adekuat akan menghasilkan mekanikal properties yang lemah. Gambarannya dapat terlihat dari morfologi scanning electrom
micrographs perlekatan interfasial fiber glass dengan matrik yang menunjukkan adanya jarak gap antara fiber dan matriks resin Gambar 2.12 Freilich dkk., 2000.
Gambar 2.12. Gambar Morfologi Scanning Electrom Micrographs Perlekatan Interfasial Fiber
Glass dengan Matrik yang Menunjukkan Jarak Gap Freilich dkk., 2000
Adanya gap yang merupakan ruangan kosong pada perlekatan bahan Fiber Polyethylene dengan resin menjadi predisposisi terjadinya initial crack pada bahan.
Dimana apabila tekanan diteruskan pada area tersebut akan terjadi crack propagation sampai akhirnya fraktur. Oleh karena itu secara tidak langsung wettability juga
mempengaruhi terjadi fraktur Freilich dkk., 2000 Wettability pita fiber polyethylene pada aplikasi klinis menggunakan wetting
resin. Fiber yang telah diaplikasikan oleh wetting resin dapat dipegang dengan tangan baik memakai sarung tangan atau tidak. Untuk menghindari setting yang
terlalu dini antara wetting resin dengan fiber polyethylene, jaga agar fiber yang telah
Universitas Sumatera Utara
31
dibasahi tadi terhindar dari sinar sampai siap untuk digunakan Gluskin, 2002. Salah satu tujuan pemberian wetting resin adalah mempersiapkan permukaan fiber agar
dapat berikatan secara adhesif dengan bahan berbasis resin. Beberapa laporan kasus ada yang menyarankan prosedur wettability fiber ini digantikan dengan resin
komposit flowable. Tetapi belum ada laporan mengenai penggunaan wetting resin atau flowable resin sebagai wettability pita polyethylene fiber reinforced.
2.4 Faktor Penting yang Merupakan Pertimbangan dalam Restorasi Pasak Adhesif