Proses thermocycling Penanaman sampel ke dalam cetakan akrilik Proses uji

63

3.6.4 Proses thermocycling

Seluruh sampel direndam di dalam water bath Gambar 3.8 sebagai pengganti thermocycling pada temperatur 5 C dan 55 C , dimana sampel direndam dan didiamkan selama 15 detik pada masing masing wadah dengan waktu transfer 5 detik . Proses pertukaran suhu ini dilakukan sebanyak 200 siklus cycle mengikuti penelitian Yazici dkk.,2004 .

3.6.5 Penanaman sampel ke dalam cetakan akrilik

Gigi ditanam pada balok self curing acrylic yang dicetak dengan menggunakan potongan spuit 10 ml. Potongan spuit tersebut sebelumnya diolesi dengan vaselin terlebih dahulu. Gigi ditanam 90 dan 2 mm di bawah cemento enamel junction untuk menyerupai kedudukan gigi pada tulang alveolar. Setelah akrilik hampir mengeras, akrilik dilepas dari potongan spuit. Setelah itu dilakukan pembuatan balok basis akrilik dengan ukuran 6x3x3 cm yang terbuat dari kaca Gambar 3.9. Gambar 3.8. Waterbath sebagai Thermocycling Manual Universitas Sumatera Utara 64

3.6.6 Proses uji

Proses uji tekan dilakukan di laboratorium pusat Fakultas MIPA USU untuk mengetahui kekuatan fracture resistance berdasarkan acuan American Society for Testing and Material ASTM E1434-00 ,2006 . Sampel diletakkan pada balok basis akrilik kemudian dilakukan uji tekan Torsee’s Universal Testing Machine Gambar 24. Sampel ditekan pada permukaan oklusal sampel gigi searah dengan aksial gigi 0Derajat. Tekanan konstan dan lambat tidak berupa kejutan hentakan diberikan dengan arah kecepatan 0,5 mmmenit sampai terjadi fraktur Gambar 3.10. Alat penekanan Zig terbuat oleh metal baja berukuran 5x5x0,3 cm yang berbentuk pipih dengan ujungnya membulat. Fraktur Load yang terjadi dicatat segera setelah terjadi fraktur pada sampel. Data yang diperoleh berupa load atau gaya tarik dalam satuan kgf dan kemudian satuan diubah ke Newton N. Kemudian lokasi fraktur juga akan diamati dan dicatat berdasarkan lokasi fraktur anatara lain : Fraktur inti, Fraktur inti + mahkota , Fraktur akar dan Crack vertikal. Gambar 3.9. Sampel Balok Akrilik untuk Uji Ketahan Fraktur Universitas Sumatera Utara 65 Gambar 3.10. Alat Uji Tekan Torsee’s Universal Testing Machine, Japan

3.7 Analisa data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator Pada Sistem Adhesif Untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced Terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

1 51 109

Perbedaan Celah Mikro Pasak Glass Prefabricated Fiber Reinforced Dan Pasak Pita Polyethylene Fiber Reinforced Dengan Menggunakan Sistem Adhesif Total- Etch (Penelitian In Vitro).

5 86 97

Pengaruh Sistem Pasak Customised Dari Pita Polyethylene Reinforced Fiber Dengan Dan Tanpa Preparasi Ferrule Pada Terhadap Ketahanan Fraktur Dan Pola Fraktur Secara In Vitro

1 80 80

Pengaruh Self Cure Activator pada Sistem Total Etsa dengan Menggunakan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber terhadap Ketahanan Fraktur dan Pola Fraktur

2 66 98

Pengaruh Self Cure Activator pada Sistem Total Etsa dengan Menggunakan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber terhadap Ketahanan Fraktur dan Pola Fraktur

0 0 22

Pengaruh Self Cure Activator pada Sistem Total Etsa dengan Menggunakan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber terhadap Ketahanan Fraktur dan Pola Fraktur

0 0 4

Pengaruh Self Cure Activator pada Sistem Total Etsa dengan Menggunakan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber terhadap Ketahanan Fraktur dan Pola Fraktur

0 0 10

Perbedaan Fracture Resistance Sistem Pasak Customized dari Bahan Polyethylene Fiber Reinforced dengan Menggunakan Bentuk Anyaman Pita Braided dan Locked-Sticthed Threads pada Restorasi Pasca Perawatan Endodonti

0 0 37

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perbedaan Fracture Resistance Sistem Pasak Customized dari Bahan Polyethylene Fiber Reinforced dengan Menggunakan Bentuk Anyaman Pita Braided dan Locked-Sticthed Threads pada Restorasi Pasca Perawatan Endodonti

0 0 9

CUSTOMIZED DARI BAHAN POLYETHYLENE FIBER REINFORCED DENGAN MENGGUNAKAN BENTUK

0 1 20