Studi Kasus PPh Pasal 22 Bendahara Pemerintah atas Belanja Barang, Modal, dan Jasa

97 Kewajiban PT Metal Solid atas retur tersebut adalah: 1. Mengurangkan PPh Pasal 22 yang harus dipungutnya dari total transaksi penjualan baja di bulan September 2011 sebesar: PPh Pasal 22 = 0,3 x Rp5.000.000.000,00 = Rp15.000.000,00 2. Dengan demikian, apabila total PPh Pasal 22 yang harus dipungut atas transaksi selama bulan September 2011 adalah Rp700.000.000,00, maka PPh Pasal 22 yang wajib disetor oleh PT Metal Solid untuk masa pajak September 2011 adalah Rp685.000.000,00 Rp700.000.000,00 – Rp15.000.000,00. Contoh PT Ageng Padajaya adalah perusahaan pengembang properti. Pada tanggal 23 Mei 2011, PT Ageng Padajaya menjual 1 unit apartemen senilai Rp10.500.000.000,00 tidak termasuk PPN dan PPnBM kepada Tn. Nafis. Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh atas transaksi tersebut? PT Ageng Padajaya memungut PPh Pasal 22 atas penjualan apartemen tersebut sebesar: PPh Pasal 22 = 5 x Rp10.500.000.000,00 = Rp525.000.000,00 Kewajiban PT Ageng Padajaya dalam melakukan pemungutan PPh Pasal 22 adalah: 1. Memungut PPh Pasal 22 sebesar Rp525.000.000,00 pada saat penjualan yaitu tanggal 23 Mei 2011 dan membuat bukti pemungutan PPh Pasal 22. 2. Menyetor PPh Pasal 22 yang telah dipungut atas penjualan apartemen sangat mewah selama bulan Mei 2011 paling lambat 10 Juni 2011. 3. Melaporkan PPh Pasal 22 menggunakan SPT Masa PPh Pasal 22 Masa Pajak Mei 2011 paling lambat tanggal 20 Juni 2011.

H. Studi Kasus PPh Pasal 22 Bendahara Pemerintah atas Belanja Barang, Modal, dan Jasa

Contoh: Taufik Hidayat yang merupakan bendahara satker Madrasah Aliyah Negeri MAN Purbalingga yang beralamatkan di Jl. Letnan Jenderal S. Parman, Purbalingga dengan NPWP 00.321.675.3-529.000 melakukan transaksi sebagai berikut: 98 Tanggal Transaksi Feb 2011 2 Membeli secara tunai makanan siap saji dari sebuah restoran untuk keperluan rapat seharga Rp800.000,00. 4 Membeli secara tunai alat tulis kantor Rp1.100.000,00 dan buku pelajaran umum Rp1.500.000,00 dari toko buku “Perwira” yang dimiliki oleh Tn. Joko yang mempunyai NPWPNPPKP 06.325.456.3-529.000. 15 Membeli bensin dari SPBU Pertamina untuk keperluan kendaraan dinas seharga Rp500.000,00, membayar tagihan rekening listrik sebesar Rp1.000.000,00 kepada PLN, serta membeli benda-benda pos Rp500.000,00 di kantor pos. 18 Membeli secara tunai buku pelajaran umum Rp2.500.000,00, pakaian seragam jadi Rp3.000.000,00, pengadaan formulir dan kertas untuk ujian sekolah Rp2.000.000,00 dari sebuah toko pedagang eceran milik Tn. Bagus yang mempunyai NPWPNPPKP 06.456.321.2-529.000. Pembelian tersebut dananya bersumber dari Bantuan Operasional Sekolah BOS 21 Membeli 4 buah printer dari CV “Susanto” NPWPNPPKP 01.222.355.5- 529.000 seharga Rp20.000.000,00. SP2D diterbitkan KPPN pada tanggal 23 Februari 2011. 22 Membeli komputer dari CV “Wijaya” NPWPNPPKP 01.562.358.3- 529.000 dengan harga pembelian Rp11.000.000,00 sudah termasuk PPN. SP2D diterbitkan oleh KPPN pada tanggal 28 Februari 2011. Pembahasan: Tanggal Pemungutan PPh Pasal 22 Feb 2011 2 Pembelian makanan siap saji di restoran pada dasarnya harus dipungut PPh Pasal 22. Namun, karena nilai pembeliannya di bawah Rp2.000.000,00 maka atas pembelian tersebut tidak dipungut PPh Pasal 22. 4 Pembelian alat-alat tulis kantor Rp1.100.000,00 dan buku pelajaran umum Rp1.500.000,00 dari toko “Perwira” dipungut PPh Pasal 22 karena total pembelian tersebut telah melebihi nilai Rp2.000.000,00. PPh Pasal 22 = 1,5 x Rp2.600.000,00 = Rp39.000,00 Kewajiban selanjutnya yang harus dilakukan oleh Taufik Hidayat sebagai Bendahara MAN Purbalingga adalah: a. Menyetorkan PPh Pasal 22 tersebut pada tanggal 4 Februari 2011 dengan menggunakan SSP atas nama Tn. Joko dan ditandatangani oleh Bendahara ke kas Negara melalui Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro. b. Melaporkan SPT Masa PPh Pasal 22 selambat-lambatnya tanggal 14 Maret 2011 ke KPP Pratama Purbalingga. c. Memberikan SSP PPh Pasal 22 kepada Tn. Joko Toko “Perwira” 15 Atas pembelian bahan bakar minyak, listrik, dan benda-benda pos tidak dipungut PPh Pasal 22. 18 Atas pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana BOS Bantuan Operasional Sekolah tidak dilakukan pemungutan PPh Pasal 22. 99 21 Atas pembayaran printer kepada CV “Susanto” sebesar Rp20.000.000,00 dipungut PPh Pasal 22 sebagai berikut: PPh Pasal 22 = 1,5 x Rp20.000.000,00 = Rp300.000,00 22 Atas pembayaran komputer kepada C V “Wijaya” dipungut PPh Pasal 22 sebagai berikut: PPh Pasal 22 = 1,5 x 100110 x Rp11.000.000,00 = Rp150.000,00

I. PembayaranPenyetoran dan Pelaporan Pemungutan PPh Pasal 22

PembayaranPenyetoran dan Pelaporan Pemungutan PPh Pasal 22 I M P O R Tanggal Jatuh Tempo Penyetoran Batas Akhir Pelaporan Dalam hal Bea Masuk ditundadibebaska PPh Pasal 22 Dipungut oleh Ditjen Bea dan Cukai PPh Pasal 22 atas Impor Harus dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk Harus dilunasi pada saat penyelesaian dokumen pemberitahuan pabean impor 1 hari kerja setelah dilakukan pemungutan pajak Wajib melaporkan hasil pemungutannya secara MINGGUAN paling lama pada hari kerja terakhir minggu berikutnya BENDAHARA Penyerahan BBM, gas, dan pelumas kepada penyaluragen atau industri Pemungutan dilakukan oleh WP BADAN TERTENTU sebagai Pemungut Pajak Harus disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran atas penyerahan barang yang dibiayai dari belanja Negara atau belanja Daerah, dengan menggunakan SSP atas nama rekanan dan ditandatangani oleh bendahara. Wajib melaporkan hasil pemungutannya paling lama 14 hari setelah Masa Pajak berakhir Harus disetor paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir Wajib menyampaikan SPT Masa paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir Dalam hal tanggal jatuh tempo pembayaranpenyetoran pajak dan batas akhir pelaporan bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, pembayaranpenyetoran pajak dan pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. 100 BAB PPh PASAL 23 PPh Pasal 23 merupakan cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak antara lain atas penghasilan berupa dividen, royalti, jasa manajemen, jasa teknik, dan jasa-jasa lainnya yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap.

A. Peta Konsep PPh Pasal 23